Rhaella || Prolog

527 57 0
                                    

"Yang Mulia...?"

Rhaella memanggil Archies saat melihat pria itu tengah berdiri di balkon kamar dengan tubuh setengah telanjang yang hanya menutupi bagian bawahnya dengan kain putih.

Rhaella tersenyum memikirkan jika Archies baru saja membersihkan diri. Apakah pria itu juga merasakan hal serupa? Apakah jantungnya juga berdebar menunggu pertemuan mereka berdua?

Beberapa saat lalu seorang pelayan memberitahukannya jika Archies memanggil Rhaella. Maka, dengan perasaan senang yang teramat besar gadis itu meminta pada Rumi untuk mendandaninya se cantik mungkin.

Ia ingin tampil sempurna di hadapan tunangannya.

Berjalan lebih dekat pada Archies, Rhaella menyandarkan kepalanya di bahu pria itu dengan tangan yang menyusup melingkar pada tubuh kekar Archies.

"Maaf membuat anda menunggu lama, saya harus menyiapkan diri untuk malam ini bukan?" Upanya seraya menghirup wangi tubuh Archies.

Archies tidak langsung menjawab. Berganti dengan membalikan tubuhnya menghadap Rhaella. Gadis yang tubuhnya lebih kecil dari Archies itu tersenyum manis padanya.

"Kau terlihat cantik malam ini, Rhae..."

Mendengar pujian dengan nada lembut yang memabukan itu membuat kedua pipi Rhaella bersemu. Kulit wajahnya yang putih berubah dalam sekejap menjadi kemerahan.

Malu sekaligus bahagian mendengar pujian Archies.

Archies mengangkat tangannya menuju sisi wajah Rhaella. Mengelus dengan ibu jari. "Benar-benar cantik~" menundukan wajahnya mendekat pada Rhaella, Archies mulai mencium bibir gadis itu penuh kelembutan seraya membubuhkan lumatan lumatan kecil yang perlahan berubah agresif.

Kedua lengan kekar Archies melingkar sempurna di pinggang ramping Rhaella. Menarik tubuh gadis itu agar lebih dekat dengannya.

"Eunghh...." Rhaella mendesah kecil. Ikut melingkarkan kedua tangannya di leher Archies.

Perlahan keduanya mulai melangkah masuk kedalam kamar. Archies membimbingnya tanpa melepaskan pangutan di bibir tipis nan lembut itu. Membawa Rhaella masuk perlahan hingga menuju sisi tempat tidur.

Archies menarik diri setelah berdiri di sisi ranjang. Nafasnya terengah sama seperti Rhaella yang juga tidak dalam kondisi baik. Rambut gadis itu bahkan sudah acak-acakan karena Archies yang menciumnya dengan agresif.

"Rhae." Perlahan Archies mendekat. Mengikis jarak di antara mereka semakin tipis. "Berjanjilah untuk jangan sesali apapun yang terjadi malam ini."

Mengangguk yakin, Rhaella menjawab tanpa ragu. "Aku milik mu, Yang Mulia. Apapun itu, kau berhak atas diriku."

"Berjanjilah." Suaranya mendayu. Mengikat Rhaella dalam pesona memabukan yang tak terelakkan.

Lagi-lagi Rhaella mengangguk seraya mengalungkan tangannya pada leher Archies. Berjinjit sedikit gadis itu membubuhkan kecupan ringan di bibir Archies.

"Aku berjanji~"

Walaupun Rhaella harus melewati banyak hal untuk sampai di posisi sekarang, ia tidak menyesal. Selagi Rhaella bisa bersama Archies, ia sanggup melakukan apapun demi pria itu.

Termasuk mengkhianati Bibinya sendiri yang mengirim Rhaella untuk mengecoh Archies agar pria itu tidak bertindak melewati batas. Rhaella tidak perduli, ia sanggup melawan siapapun demi Archies.

Karena setelah semua percobaan yang ia lakukan untuk membuat Archies jatuh cinta padanya, nyatanya Rhaella sendirilah yang berakhir jatuh pada pesona pria itu.

Penantiannya sudah berakhir. Archies sudah sepenuhnya menduduki takhta kekaisaran dan akan mendapatkan statusnya sebagai Kaisar satu minggu dari sekarang. Artinya, Rhaella juga akan segera menjadi Permaisuri bagi Archies.

BLOODY CROWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang