Enak ?!

10.6K 53 83
                                    

Aku melihat gadis itu, gadis dengan pendek tidak kalah jauh dariku. Tubuh yang bagus dengan bokong yang bulat, dada yang cukup besar untuk gadis seukuranya. Rambut hitam panjang dan juga wangi, bibir plump berwarna merah, pipi putih kadang bersemu pink jika sedang malu dan wajah yang mungil.. betapa manisnya dia. Gadis yang kusukai sejak pertama kali menginjakkan kaki di Sekolah Menengah Atas ini, aku berada di tahun ketiga sementara dia berada di tahun kedua, gerak-geriknya tak pernah lepas dari perhatianku, baik itu pertama masuk kelas, keluar bersama teman-temannya dan juga makan di kantin itu semua tak lepas dari perhatianku.

Leyara namanya.. sikap ceria manja dan menggemaskan itu terkadang membuat birahiku sulit terkontrol, seperti siang ini. Saat aku dan teman-temanku bermain basket di lapangan dan tanpa sengaja bola yang kulempar mengenai punggungnya dan membuat tubuh mungil tersungkur kedepan sehingga lututnya berdarah, dengan cepat aku mendatanginya untuk melihat keadaanya

''Kau tidak apa-apa ?" dia menatap bingung kearahku

''Ah... iya kak, ga apa-apa kok.. maaf kak, Yara enggak lihat-lihat jalan tadi..'' kan.! pipinya sudah bersemu merah

''Mau kakak bantuk ke UKS ?'' tawarku masih menatap kedalam matanya, matanya sangat indah dan sanggat menggoda iman

''Eh.. enggak kak, Yara bisa sendiri kok.. permisi kak..'' dia berusaha berdiri tapi kakinya tidak kuat untuk menopang tubuhnya yang lemah, dengan cekatan aku langsung membopong tubuhnya menuju UKS, sementara teman-temanku yang sedari tadi menungguku sudah lama kutinggalkan mereka yang memandangku bingung

tak lama aku sampai di UKS, kondisi UKS sangat sepi hanya ada aku dan Yara, setelah menaruh dengan pelan tubuh Luna di sisi ranjang , segera aku mencari kotak P3K yang tidak jauh dari sisi ranjang, aku duduk tepat di depan lutut Luna sehingga otomatis mataku secara tidak sengaja menatap paha mulusnya dan juga sedikit celah didalamnya

''Kakak obati pelan-pelan.. tahan ya..'' ucapku saat kapas yang sudah kuberi Alkohol guna membersihkan luka di lututnya

''Akh..ssttt..'' erangnya sambil mengangkat seidikit lututnya

''Sakit ?'' tanyaku menatap wajah sendunya

''Hmm...iyaa kaak..'' kemudian kutarik lagi lututnya dengan sedikit tiupan dan dan ku oles lagi kapas sisa Alkohol tadi

"Ehmm..." kini posisi Yara dengan kedua tangan menahan tubuhnya kebelakang kepala terangkat ke atas serta sisa keringat di sisi pelipisnya, pemandangan ini semakin membuat aku tidak bisa berfikir jernih

"Sudah.. mau disini saja atau kembali kekelas..?" Tanyaku yang kini sudah duduk disampinya sambil memperhatikan wajahnya yang memerah

"Kekelas.. terimakasih ya kak.." ucapnya tersenyum manis, saat dia turun dari ranjang tubuhnya sedikit oleng dengan gerak cepat kutahan tubuhnya dan sedikit memeluk

kepalanya mendongak keatas menatapku dengan posisi masih memeluk. Matanya melirik kekiri dan kenanan menghindari tatapanku dengan cepat aku menarik dagunya agar menatapku kutahan tengkuk nya hingga akhirnya labium kami bersatu

Kulumat bibir plump yang ranum dan memggoda itu, melumat dengan lembut sampai kulihat matanya tertutup, dengan senyuman jahil aku kembali memangut bibir itu, menikmati bibir atas dan bawahnya secara bergantian, semakin aku menekan tengkuknya maka semakin dalam pula ciuman kami, ciuman yang kuberikan padanya ini penuh dengan nafsu, nafsu tertahanku selama ini, tanganku sudah meraba hampir seluruh tubuh bagian atasnya

Suara erangan terdengar dari bibirnya saat ciumanku perlahan turun menuju rahang dan lehernya, lidahku bermain disisi rahangnya, tubuh Yara sudah melemas mendapat serangan kenikmatan bertubi-tubi, perlahan aku menarik wajahku, tatapannya seolah bertanya 'kenapa berhenti'

nafasnya memburu sangat wangi kembali kuraup lagi ranum bibir Yara yang mulai membengkak, kubawa tubuhnya menghimpit dinding ruang UKS agak sedikit menyudut ke dalam

"Boleh ? " mataku menatap dalam matanya dengan posisi tubuhku semakin menekan tubuhnya dan lagi-lagi dia melenguh

"Eunghh..." aku tak bisa mengendalikan keinginanku, kutusuk-tusuk bagian depanku terasa benda membelah di depan milikku, Yara melemah sebelum tubuhnya merosot kutahan dengan kedua tanganku di piggang kecilnya

"Aah..kaak..." semakin kuat aku menusuk semakin aku merasa sesuatu yang hangat dari rok milik aluna, gila.. ini sungguh nikmat..Oh.. aku ingin milikku masuk kedalam milikknya, hingga tanpa sadar aku menaikkan rok Yara dan menurunkan resleting celanaku tanpa mengeluarkan isinya, Aluna sudah kepalang takut

"Sstt..hanya dari luar oke, tidak masuk.." ucapku dengan nafas memburu, Yara mengangguk lemah terlihat dia juga menikmati aktifitas ini, begitu berhasil aku memajukan inti tubunku dan mencondongkan tubuh Yara yang sudah memegang lenganku dengan kuat

"Ahh.. kaaakk..eemmhh.." Yara meracau saat merasakan milikku menggesek miliknya dan sedikit menekan

"Enak ?" tanyaku menatap wajahnya yang sudah memerah dengan mengigit bibir bawahnya

"iiyaahhh..." sebutnya pelan bahkan hampir seperti berbisik

"Sukaa...?" tanya ku lagi semakin menekan dan menggesek, demi matahari yang panas di siang ini, ini adalah hal petrama kali kulakukan di umurku yang menginjak 18 tahun beberapa hari yang lalu

"Suukkaaahh..ahh..." entah kenapa setiap Yara menjawab aku semakin ingin melakukan hal yang lebih dari ini, tiba-tiba saja Yara membuka kancing kemejanya dengan cepat dan mengeluarkan isi di dalamnya yang membuat mataku membesar 'binal juga Yara..aku suka' gumanku

"Kaaak.. emut ...mmhhh" ucapnya dengan nada memohon dan pandagan kabur , sudah pasti aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, aku langsung meraup dadanya yang sekal dan montok itu, ujung nya kumainkan dengan lidah, desahan terus mengiringi akftitas kami, tangan yang tadinya memegan bahuku kini beralih menekan kepalau untuk memperdalam kulumanku di pucuk dadanya

semakin lama semakin panas dan erangan tak ter-elakkan hingga akhirnya kami berdua sampai pada pencapaian masing-masing. Yara dengan kaki lemasnya langsung terduduk di lantai, sementara aku masih bediri menahan tubuh dengan memegang dinding di depanku

"Leyara.., mau jadi pacar kakak ?" aku mensejajarkan tubuhku dengan Yara yang msaih meraup oksigen sebanyak-banyaknya..

"aku dapat apa kalau jadi pacar kakak ?" tanya nya dengan tersenyum dan mengumpulkan kesadaran ' apa dia ingin sex ?' pikirku lagi

"apa yang kamu mau kakak kasih.." aku mengucapkan semua yang terlintas dipikiranku saat ini, tidak perduli dia terlihat takut atau ingin lari

Luna menganguk malu lalu mengecup pipiku, lagi dan lagi kuraup ranumnya kali ini aku bebas melakukan apapun pada nya , karena dia kekasihku mulai saat ini

lalu kami membersihkan tubuh masing-masing keluar dengan tenang seolah tidak terjadi apa-apa, bedanya dia dengan senyum malu-malu dan aku bersikap seperti biasa

"Hey.. lama sekali ? ada apa di dalam ?" tanya Jean melempar bola ke arahku

"tidak ada, menunggu petugas UKS .." jawabku sekenanya

"lalu bagaimana ? sudah selesai ?"

"sudah, aku duluan.. ada urusan di luar.." kemudian aku mengambil bola basket tadi dan melemparkan kembali kepada Jean

BERSAMSUNG...

How you think about that hmm !?

Komen dan Vote kalau HOT

See U 😵‍💫😵‍💫😵‍💫😵‍💫😵‍💫

18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang