I DON'T KNOW

1.7K 16 22
                                    

Yara masih belum menjawab pertanyaan yang diberikan Jin padanya di dalam mobil tadi, sekarang keduanya sudah kembali ke kamar masing-masing dengan pikiran yang sudah kalut. Mereka kembali kerumah tepat setelah orangtua Yara menelfon

Jin, Lusa bisa kemari dengan Yara ? Papa dan Orangtua Sagara akan mengatur tanggal pernikahan mereka dalam waktu dekat

Perkataan sang Papa masih tengiang-ngiang oleh Jin, kecewa dan marah menyatu dalam dadanya saat ini, perasaan ini bukankah seharusnya tidak pernah ada sejak saat pertama kali ia melihat Yara di hadapannya. Tapi, bagaimanapun juga ia laki-laki normal dan menginginkan cinta meskipun dia belum pernah sekalipun merasakan yang namanya cinta, karena kehidupan yang sulit di masa lampau membuat ia tidak berfikiran untuk jatuh cinta dengan gadis manapun.

''Yara '' Jin memanggil gadis manis itu dari luar kamar dengan mengetuk pelan pintu kamar nya

''Yara, makan malam dulu, tadi siang belum makan kan ?'' Jin kembali memastikan pendegaran Yara dan kembali mengetuk pintu kamarnya, tapi begitu tangannya terangkat lagi pintu kamar itu sudah terbuka dari dalam, Jin terperangah dengan penampilan Yara, rambut gadis manis itu sudah dikucir menggulung ke atas kepalanya, mini dress yang Yara gunakan juga membuat Jin menelan kasar salivannya

''Y-yaaraaa '' perkataannya tercekat karena Yara langsung menarik tangan besar itu masuk kedalam lalu mengunci kamarnya 

'' Yara !'' lagi-lagi Jin terperangah dengan tingkah laku gadis itu, dimana dia sudah bersimpuh tepat di depan kemaluan Jin, mengelus dan menatap Jin dengan tatapan sendu seolah memohon, Jin sungguh kehabisan kata-kata menghadapi Yara seperti ini, cepat-cepat ia membawa Yara berdiri dan berbalik membuat sang gadis menjadi yang bersandar di dinding

''Mau apa hmm ?'' 

''Mau ini ?'' jawab Yara mengelus sisi bagian yang sudah mengeras tersebut sambil mengigit bibirnya dengan sensual

''T-tidak boleh sayang '' setelahnya Jin melenguh menikmati belaian yara

''Tidak boleh kenapa ? kakak juga suka kan ?'' belaian dan tatapan Yara membuat Jin sulit menolak semuanya

''Argh.. Sa..sayanghhh '' Jin mengingit bibir bawah nya lalu melepaskan tangan Yara dengan pelan dan menatap dengan sendu

''Tidak sayang, Stop !'' Jin menahan semua pergerakan Yara, mata itu menatap kembali ke arah gadis yang masih menatapnya dengan tatapan momohon

''Yara, ganti pakaianmu sekarang !" Jin mulai berkata tegas seolah tiak ingin di bantah, maka yang di lakukan Yara selanjutnya adalan menjinjit dan megecup pelan bibir tebal yang sudah menggodanya sedari tadi, lagi-lagi Jin terperanjat dan membola sampai akhirnya ia menyerah dan..

''Kau sungguh ingin kakak melakukan hal ini ?'' Jin mengunci tatapan Yara dengan terus menghimpit tubuh mungil itu ke dinding  yang terasa dingin itu. Yara menyeringai dan kembali menarik tengkuk Jin dengan kedua tangannya, ia melumat penuh bibir bawah Jin menikmatinya dengan lembut, Jin membawa tubuh Yara kedalam gedongan memegang kedua bongkahan bokong indah Yara dengan sensual lalu merebahkannya di atas ranjang empuk milik Yara

''Just finger baby ?'' ucap Jin di depan bibir Yara dengan nada rendahnya, nafas mereka saling memburu satu sama lain, Yara mengangguk dan kembali mengalungkan tangannya membawa tengkuk Jin untuk kembali melumat,menyesap menggunakan lidahnya, maka hal selanjutnya yang Jin lakukan adalah membuka dengan pelan gaun tidur yang Yara gunakan malam ini, Jin menurunkan gaun tipis itu dengan jari telunjuknya lalu menjalar ke bongkahan indah milik Yara

''Aaahhhhhh'' Yara mendesah pelan saat jari tangan itu sudah berhasil menyentuh ujung payudaranya, memilin dengan lebut menaik turunkan jari besar itu sambil terus melumat bibir Yara yang sudah sangat membengkak, kecupan-kecupan kecil nan lembut yang ia berikan sepanjang rahang hinga belakang telinga membuat sang gadis semakin bergerak liar, Jin suka sekali suara desahan Yara. Semakin gadis itu mendesah semakin lama pula kecupan yang ia berikan, kini bagian atas Yara sudah polos lalu sejenak Jin mengangkat tubuhnya untuk melihat betapa indahnya tubuh Yara di bawahnya, Jin mengambil ponsel Yara di atas nakas lalu membuka kamera dan membidik tepat di bagian dadanya

18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang