02.

67 10 1
                                    

Seperti hari-hari biasanya Jungwon membantu kedua orang tuanya di klinik hewan dan kafe. Sebenarnya klinik hewan milik kedua orang tuanya berada di lantai dua sedangkan kafe berada di lantai satu. Kafe yang bertemakan pet friendly itu dimiliki oleh Jungwon sejak 2 tahun yang lalu. Ia mengelola kafe tersebut dibantu oleh sahabatnya, Sunoo.

"Jungwon, bahan-bahan untuk kue tinggal sedikit jangan lupa pesan ya" ucap Sunoo dari arah dapur.

"Udah aku pesan semalam. Hari ini kamu jadi launching dessert baru?" tanya Jungwon.

"Iya, aku excited banget. Semoga orang-orang suka."

Jungwon tersenyum melihat Sunoo yang terlihat sangat antusias. Ia dan Sunoo sudah dekat sejak bangku SMA. Dan mereka berdua juga sama-sama lanjut di kampus dan jurusan yang sama yaitu Tata Boga.

Sampai sekarang kafe yang mereka kelola bersama selalu ramai. Orang-orang yang datang selalu mengatakan bahwa dessert dan cookies buatan mereka sangat enak. Jungwon berharap ia bisa membuka cabang di tempat lain.

Drttt drttt

Jungwon melihat ponselnya dan tulisan"Bunda" tampil dilayar menandakan ada panggilan masuk.

"Halo, kenapa bun?" tanya Jungwon

"Baru aja ada yang nelfon katanya mau minta tolong pick up anjingnya buat tinggal disini selama 3 hari. Dia udah nggak sempat antar kesini lagi soalnya jadwal keberangkatannya mepet. Kamu bisa pick up ga?" pinta sang Ibu.

"Bisa kok. Kebetulan aku juga udah selesai buat cookies." jawab Jungwon.

"Kalau begitu alamatnya Bunda kirim sekarang ya. Terima kasih Jungwon."

"Sama-sama, bun"

Jungwon melepas apron miliknya dan menggantungnya di belakang pintu. Kemudian pergi menghampiri Sunoo yang ada di gudang penyimpanan bahan.

"Sunoo, aku mau keluar buat pick up anjing customer yang mau dititip. Aku tinggal bentar gak papa ya?" tanya Jungwon.

"Santai aja, won. Kayak sama siapa aja sih." balas Sunoo.

"Terima kasih, Sunoo. Cookiesnya mungkin 5 menit lagi matang. Aku usahain pulang sebelum kafe buka."

"Ga usah buru-buru. Kalaupun kafe udah buka dan aku masih sendiri ya gak apa-apa. Toh, kafe ga langsung rame saat itu juga." ujar Sunoo.

Benar apa kata Sunoo. Kafe mereka tidak langsung rame saat jam buka. Namun akan mulai rame saat jam makan siang sampai jam tutup.

Setelah berpamitan Jungwon bergegas menuju ke mobilnya. Melihat alamat yang dikirimkan ibunya sebagai lokasi tujuannya. Sebuah apartemen mewah yang berjarak 20 menit dari sini. Ia harus cepat dan tidak boleh membuat customernya menunggu apalagi ia juga dikejar jam keberangkatan.

* ੈ✩‧₊˚* ੈ✩‧₊

Jungwon sudah tiba sejak 5 menit yang lalu. Sesuai isi pesan sang Bunda Jungwon hanya bisa menunggu di lobby apartemen. Jelas ia tidak bisa seenaknya naik ke atas karena ini salah satu apartemen mewah yang penjagaannya cukup ketat. Namun Jungwon telah memberi tahu pihak resepsionis apa maksud dan tujuannya kesini.

"Hai, kita ketemu lagi."

Suara itu. Jungwon mendongakkan kepalanya dan mendapati Jay berdiri dihadapannya dengan setelan casual. Berbeda dengan yang terakhir kali ia lihat.

"Halo. Kau tinggal disini juga, Jay?" Tanya Jungwon basa basi.

"Iya, aku tinggal di lantai 8." Jawab Jay.

"Oh? Customerku juga tinggal di lantai yang sama denganmu. Aku sedang menunggunya karena ia mau menitip anjingnya di klinik kami." ujar Jungwon yang entah kenapa terdengar excited ditelinga Jay sehingga membuatnya terkekeh pelan.

"Kenapa kau tertawa, Jay?"

"Customer yang kau maksud itu aku. Dan ini anjing yang ingin ku titipkan padamu."

Jungwon melihat seekor anjing berbulu putih yang duduk manis disamping kaki Jay. Bahkan Jungwon tidak sadar kalau ada anjing disitu sampai Jay mengatakannya. Itu karena ia terlalu fokus menatap wajah Jay.

"Namanya Whiteney dan dia jinak kok. Kemarin aku mencari tempat yang menerima penitipan anjing dan klinik milik orang tuamu muncul. Aku tidak bisa menitipkannya pada keluargaku karena mereka sama sibuknya denganku. Mohon bantuannya ya, Jungwon" jelas Jay panjang lebar.

Jungwon menganggukkan kepalanya dan mengambil anjing milik Jay lalu mendekapnya. Benar kata Jay bahwa anjing miliknya jinak. Bahkan anjingnya kini tengah menjilati wajah Jungwon.

"Whiteney stop it. Kamu ga boleh asal jilat-jilat seperti itu" Tegur Jay.

"Tidak masalah, Whiteney hanya mau berkenalan haha"

"Baiklah kalau begitu aku menitipkan Whiteney padamu. Semua keperluan dan mainan kesayangannya ada dalam tas ini" Jay memberikan sebuah backpack kecil pada Jungwon.

"Tidak perlu khawatir. Kami akan menjaga Whiteney sebaik mungkin."

Jay tersenyum lembut. Lalu tanpa Jungwon bisa prediksi sebelumnya kini wajahnya dan Jay hanya berjarak 5cm saja. Bukan, mereka bukan ingin ciuman. Yang ada Jay mencium anjingnya.

"Papa bakal jemput kamu 3 hari lagi. Jangan nakal ya?"

Sial, kenapa Jungwon malah salting mendengar ucapan Jay barusan? Harusnya Jungwon biasa saja mendengarnya karena  itu sering terjadi saat ia menjemput anjing atau kucing customernya. Tapi Jay? Entahlah.

"Ekhm kalau begitu kami pamit. Kau juga harus segera pergi bukan?" Cicit Jungwon.

"Iya, kalau begitu hati-hati ya."

Tanpa sadar Jay mengusak rambut Jungwon. Ia merasa tangannya bergerak sendiri. Buru-buru Jay menarik tangannya dan meminta maaf pada Jungwon. Tanpa mau membuang waktu lebih lama lagi Jungwon pamit dan segera menuju parkiran mobilnya.

Whiteney ia letakkan dalam kotak dikursi samping kemudi. Sebelum melajukan mobil miliknya Jungwon merapikan rambut miliknya dan melihat wajahnya pada kaca spion yang lagi dan lagi memerah.

"Papamu itu sepertinya gila, Whiteney" Ujar Jungwon yang hanya bisa ditanggapi Whiteney dengan tatapan bingung.

Impasse ㅡ JAYWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang