Terlalu pendek.
Tangan-tangannya yang kecil menarik-narik rok yang ia pakai, berharap kain berwarna maroon itu bisa menutupi pahanya yang putih mulus namun sedikit berotot. Terlebih tidak ada yang salah dari seragam sekolahnya, justru ini adalah seragam yang paling cantik yang pernah dipakainya.
Tapi aku tidak seharusnya memakai rok daripada celana.
Kutukan, ini kutukan!
Di tengah ramainya koridor kelas dua, ia berjalan dengan tidak nyaman dan terkesan waspada. Matanya bergetar dan tidak bisa diam untuk memperhatikan mata siswa lain. Takut-takut ada yang melirik kakinya, atau bahkan mengenalinya sebagai laki-laki.
Aku harap klip di kepalaku tidak lepas.
Semuanya berjalan lancar, ia berhasil masuk ke kelas dan duduk dengan rapi di tengah. Mengikuti kelas seperti biasa dan melakukan aktivitas selayaknya siswi sekolah. Namun tentu, dengan kehati-hatian supaya identitasnya tidak terbongkar.
"Lucy!" Namanya baru saja dipanggil, seorang gadis cantik dengan surai oranye yang tergerai berteriak nyaring dan menghampirinya.
"Lo udah makan? Ayo ikut gue ke kantin!"
"Sori?" Lucy nama samarannya, sedang nama aslinya adalah Luffy, nama seorang laki-laki.
"Oh, gue Nami. Gue yang duduk dua meja di depan lo"
"Ah iya, salam kenal Nami" Luffy memberikan senyum terbaiknya, berharap ini adalah bentuk kesopanan terhadap orang yang baru dikenalinya.
"Ya ampun Lucy! Lo manis bangeeet. Ayo ikut gue makan siang bareng temen-temen. Gue bakalan ngenalin lo ke mereka"
Dengan sedikit terpaksa Luffy mengikuti langkah Nami yang lebar, atau bisa dibilang berlari? Tidak sabaran untuk mengenalkan teman-temannya. Pun disepanjang jalan, Nami tidak bisa diam membahas siapa saja dan bagaimana rupa teman-temannya. Yahh Luffy sebenarnya tidak terlalu memperhatikan, bahkan ia juga lupa kalau dirinya sedang memakai rok pendek, rambut palsu yang digerai, juga beberapa bantalan payudara dan pantat. Karena tentu saja, penggemar makanan ini ternyata juga sedang lapar dan tidak sabar untuk melahap apa saja yang ada di kantin.
Suasana kantin sangat ramai, beruntung kantinnya sangat luas sehingga tidak perlu berdesak-desakan. Di meja panjang yang berada di tengah, juga merupakan pusat perhatian hampir semua orang, terdapat segerombolan gadis cantik yang sedang makan dan bergosip. Hingga salah satunya menyadari kehadiran Nami dan Luffy. Gadis itu memiliki kulit yang putih dan rambut panjang biru yang diikat ponytail.
Bergerak ke lain tempat, tepatnya di meja paling ujung sana ada segerombolan laki-laki yang juga tidak kalah berisik. Kalau dilihat-lihat semuanya seperti preman. Ada yang wajahnya ditindik, ada yang memakai anting, juga topeng seperti di film-film, bahkan Luffy tidak sengaja melihat tato yang mengintip dari salah satu baju orang-orang itu.
Luffy yang akan mengalihkan pandangannya dan hendak ikut menghampiri Nami bersama teman birunya itu, malah tidak sengaja mengunci netranya dengan pemuda yang sedetik lalu ia intip tubuhnya.
Mata mereka bertemu, diam begitu lama, terikat. Satu detik, dua detik, tiga detik, senyuman kecil muncul dari si pemuda. Atau lebih tepatnya seringai? Luffy tidak bisa menjelaskannya, karena kini bahkan ia tidak bisa menjelaskan rasa apa yang baru saja membuat jantungnya berdebar tiba-tiba. Sesaat menyadari kebodohannya sendiri, ia segera berbalik menjauh. Menarik rambut palsunya itu untuk menutupi wajahnya yang kini menjadi ayu, bukan saja karena riasan tipis yang dipakainya, tetapi juga rona merah yang kini menyembur hingga ke telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot/Twoshoot [LawLu Ver.]
RandomBuku ini berisi oneshoot/twoshoot dengan pair Law x Luffy. Warning tag! 100% fiction bxb mention of harsh words vote and comments are very appreciated cover: cr. twitter @kosino.j