→ 12:12 am

480 92 10
                                    

d u a


Louis meringis pelan ketika sebuah jarum suntik- yang sial! bentuknya sangat besar ditusukkan di punggung Savannah, Louis tidak tahu tepatnya. Gadis itu hanya memejamkan matanya sambil mengigit bibir bawahnya, menahan rasa sakit.

Sekitar lima belas menit, dokter dan para suster keluar ruang rawat Savannah, dengan segera Louis bangkit dan membantu Savannah untuk tidur. "et anjing amat Sav, itu jarum suntik apa sumpit ya? gede amat, gua serem dah liatnya."

Savannah tersenyum geli, mata sayunya terlihat memandang ke arah luar ruangan, Louis mengikuti arah pandang milik gadis tersebut. "Lou, kadang aku tuh pengen banget mama di sini, nemenin aku, aku kangen mama Lou, lagi apa ya dia sekarang."

Louis menghela nafasnya, Savannah memang tidak menangis, tapi, Louis tahu benar, di mata Savannah nampak jelas luka masa lalu yang mulai terbuka lagi. "Sav, dengerin gua, nyokap lu udah tenang di sana, lagian kan ada gua, kurang ya?"

"kalo aja waktu itu aku ga ceroboh, Lou. Pasti mama masih di sini, nemenin aku, jadi aku ga ngerepotin kamu gini, aku tau Lou, kamu pasti punya kerjaan sendiri, aku pengen nyusul-"

"Sav!" Savannah menoleh kaget, mendongak menatap Louis yang menatapnya dengan- sial! bahkan dektak jantung Savannah bedetak keras. "dengerin gua, gua sama sekali ga keberatan demi, yang penting lu sembuh dulu Sav, gua cuma minta lu sembuh, jadi kita bisa main bareng lagi Sav, gua sayang lu."

11:11; on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang