GREAT PLEASURE|| BAB 10

100 49 2
                                    

Lee Jian masih diam saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Jian masih diam saja. Ia memandangi sang sahabat yang kali ini juga tidak dapat berbuat apa-apa kecuali tersenyum sungkan sambil mengangkat bahunya.

"Jangan diam saja! Saya tahu apa yang kamu tulis itu sebuah lirik lagu yang membuat saya dapat merasakan betapa indahnya lirik lagu kamu itu Jian-a," kata Sang guru yang bernama Ahn Juni.

"Bagaimana ibu bisa tahu itu lirik saya yang menulis?" Jian bertanya ia merasa heran bagaimana bisa gurunya ini tahu karena yang tahu hanya Hee Young dan Gi Yoon saja selebihnya tidak ada yang tahu mengenai bakat terpendamnya selama ini.

Sang guru hanya tersenyum penuh arti. "Tentu saja saya tahu. Saya sudah mengirimkan lirik lagu itu untuk mengikuti kontes lomba pencarian bakat," kata Sang guru cantik ini guru musik di sekolahnya.

Jian langsung diam membeku tidak menyangka lirik lagu yang ia tulis di ikut sertakan dalam lomba pencarian bakat kali ini. Ia tak menyangka kalau hobinya dalam menulis lirik lagu terdengar sampai ke guru musiknya itu. Hati Jian merasa senang ingin rasanya ia memberitahukan kabar gembira ini kepada Gi Yoon. Lirik lagu yang ia tulis terpilih menjadi salah satu pemenang pertama dalam song writer.

Setelah perlombaan basket yang di menangkan oleh sekolah mereka di pimpin Gi Yoon sesuai keinginan kepala sekolah. Semua segala impian mereka terwujud kemenangan atas pertandingan basket sekolah mereka dan kemenangan atas terpilihnya lirik lagu yang ia tulis. Semua ini semata karena perjuangan mereka dan Jian tahu dibalik itu semua ada peran Gi Yoon.

Wajah Jian mulai memerah, mungkin karena ia terharu sekaligus tersipu malu setiap kali mengingat senyum Gi Yoon. Jian menggerakkan kakinya ke luar kelas mencari sosok Gi Yoon untuk mbagi rasa bahagianya.

Jian hanya diam bergeming.

"Keluar kamu! Saya tidak suka anak yang suka melawan!"katanya terdengar dari luar ruangan sontak hal itu membuat langkah Jian terhenti.

Setengah jam rasanya lama sekali. Jian habiskan waktunya untuk berdiam diri sambil bengong di luar ruangan guru. Untunglah akhirnya sosok yang Jian tunggu keluar juga dengan ekspresi datar tak terbaca wajahnya tampak kusut.

Jian melihat Gi Yoon melangkah keluar ruangan. Dan karena keadaan susah aman, Jian memberanikan diri menghampiri Gi Yoon.

"Ada apa?"tanya Jian begitu mendapati Gi Yoon berdiri dihadapannya.

Gi Yoon tersenyum. Ia mengacak-acak rambut Jian. "Kaget ya dengar suara teriakan tadi?" Kenapa Gi Yoon seolah menutupi lukanya sendiri dengan berpura-pura kalau dia baik-baik saja.

Jian masih menatap Gi Yoon meski sebenarnya ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi kepadanya. Tiba-tiba Jian memeluk Gi Yoon.

"Gomawo," hal itu membuat Gi Yoon membeku ditempatnya.

"Aku tahu kamu yang memberikan buku catatan lirik lagu yang aku tulis ke  ssaem . Gomawo , Gi Yoon-a." Jian semakin mempererat pelukannya.

"Aduh, Jie. Aku tidak dapat bernapas," kata Gi Yoon seraya tertawa pelan. "Sudah aku katakan sebelumnya kenapa kamu hanya menyimpan kemampuan bakat terpendam kamu begitu saja, dan sekarang lihat setelah ini aku pastikan kamu akan menjadi seorang penulis lagu terkenal."

Jian mengangguk penuh keyakinan. " Begitu juga dengan kamu suatu saat akan menjadi orang besar. Menjadi, seorang pemain NBA." Mendengar itu Gi Yoon tersenyum lebar.

"Selamat atas kemenangan tema basket kamu, Gi Yoon-a." Jian mengulurkan tangan memberikan selamat Gi Yoon meraih tangan Jian dan menggenggamnya erat.

"Tapi aku tidak yakin akan itu."

"Kenapa kamu tidak yakin? Aku percaya kamu akan menjadi pemain basket terbaik. Percaya kepadaku," kata Jian sangat yakin.

"Apa kamu sangat yakin akan itu?"

Jian mengangguk sambil berjalan disamping Gi Yoon. "Tentu saja aku sangat yakin. Kenapa kamu seolah tidak percaya akan kata ku?"

"Bukan begitu hanya merasa tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri "

"Jadi kamu tidak percaya diri?"

"Bisa dikatakan seperti itu."

"Kalau begitu biar aku bantu." Jian tersenyum memberikan isyarat penuh harap.

Gi Yoon mengerutkan dahi. "Bantu? bagaimana caranya?"

Jian mengangguk tertawa lepas melihat ekspresi serius Gi Yoon. "Aku bantu doa "

Akhirnya mereka sampai juga di kantin sekolah.

"Akhirnya yang tunggu-tunggu sampai juga!" Seru Jay tersenyum lebar.

"Dari mana saja kalian?" tanya V memberikan bangku kosong untuk Jian.

"Dari kelas menuju kesini," jawab Jian tersenyum manis kearah V.

"Selamat untuk kemenangan team basket sekolah kita!" Seru J-key.

"Dan juga terpilihnya Jian yang memenangkan lomba pencarian bakat dalam penulisan lirik lagu," ucap Hee Young.

Mereka semua tertawa senang. Tanpa mereka sadari ada dua orang dewasa yang tengah memperhatikan mereka dari kejauhan. Dua oranh guru yaitu Kim Seok Jin dan Ahn Juni.

"Kau lihat mereka betapa bahagianya mereka saat ini," kata Juni.

Menyetujui perkataan teman seprofesinya itu.

"Apa kamu yakin, setelah ini kamu akan pergi dari sekolah ini?" Juni menoleh ke arah sosok tampan yang berdiri di sampingnya menatap para murid-murid pilihannya itu.

"Sesuai janji, dan sekarang tinggal tugas kamu untuk menjaga Jian, dan mohon bantuannya," kata Kim Seok Jin.

"Lalu apa imbalannya untukku?"Ahn Juni mencoba meminta imbalan meski sebenarnya ia hanya bercanda mengatakan hal itu kepadanya.

"Makan malam mungkin, sebelum aku kembali ke New York," jawab Jin.

"Baiklah kalau begitu. Aku terima tawaran kamu Seok Jin-ssi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GREAT PLEASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang