Desember

12 1 0
                                    

Pagi di awal bulan Desember kali ini, matahari masih terlihat terik. Tidak ada tanda-tanda musim akan berganti. Hawa panas yang membuat sebagian besar manusia merasakan kegerahan bahkan mereka tidak puas jika hanya berkipas.

"Ibu rasanya aku malas sekali mau pergi ke sekolah hari ini,"

"Kenapa Aru ? Bukankah hari ini kamu ada latihan menari ?"

"Duh panasnya ibu, ini masih jam setengah 7 sudah seterik ini mataharinya."

"Kenapa ? Takut item ?" Ucap Ara sang kakak pada adiknya Aru.

"Yeee bukan lah, tapi males kalau kegerahan hehe." Jawab Aru terkekeh sambil menyendokkan nasi goreng ke piringnya.

Araysa Wardana gadis tenang dan periang yang suka menggoda adiknya.

Aruna Wardana adik dari Ara yang usianya hanya terpaut dua tahun saja dan tentu dia adalah gadis humoris yang realistis.

Bunga Sasmita ibu dari kedua gadis yang selalu membuat rumahnya ramai dan hangat itu. Dia juga terkenal sebagai ibu yang sabar dan halus tutur katanya dikomplek mereka.

Dan tak lupa Tito Wardana ayah dari keduanya dan suami ibu bunga yang tak kalah humoris dengan anak-anaknya itu tapi juga pasti tegas bijaksana yaa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang