Ketty's POV
(No name): Hi! It's me!
Me: Sungguh menyebalkan -_-
(No name): Ada apa?
Me: Kau mengganti nomormu tiap saat, kau bahkan tak membalas pesan yang sudah panjang lebar kuketik -_- pasti saat itu nomormu sudah tak aktif lagi!
(No name): Hahaha!
Me: Sungguh tidak lucu -_-
(No name): Hahaha!
(No name): Hahaha!
(No name): Hahaha!
Aku membanting ponselku ke arah tempat tidur. Dia selalu saja menyebalkan. Andaikan aku tak pernah menidolakannya, andaikan aku tak pernah jatuh cinta pada suaranya, mungkin tidak akan begini. Aku terlanjur mencintainya. Aku tak bisa tahan marah lama padanya, jadi setiap dia menyebalkan begini aku pasti langsung memaafkannya. Lama-lama dia jadi tambah menyebalkan.
What you need to know is you tired
Let it go
Let it go
What you need to find is someone who never let you go
Suara miliknya mengalun merdu dari ponselku, nada dering ponselku memang sengaja ku setting seperti itu, karena aku sangat mencintai suaranya.
"Ada telpon tuh," ujar Sharena, memutar kursinya menghadapku, lalu memicingkan matanya ke arah ponselku.
"Biarkan saja," ujarku ketus.
"Siapa sih? Aku penasaran lho, sama lelaki yang tak pernah kau ceritakan itu," ujar Sharena mendekat ke tempat tidurku. Aku sama sekali tak bergeming. Membiarkan Sharena mengutak-atik ponselku.
Sunshine and city light will guide you home
And now
Yeah you gotta know
That I never let you go
"Unknow number? Salah sambung ya?" tanya Sharena. "Atau lelaki yang itu?"
"Lelaki yang mana?" ujarku sambil meliriknya sebentar, menggeser tombol berwarna hijau.
"Halo?" sapa Sharena yang langsung membuatku melotot tajam ke arahnya, tak biasanya ia menerima telpon tanpa persetujuan dariku. "Kamu pacarnya Ketty?"
"SHARENA!" dengan segera aku merebut ponselku dari tangannya.
"Sharena? Who?" samar - samar aku mendengar suara beratnya, suara Greyson Chance.
"Ehm, pacarnya Ketty, Ketty sedang ada di sebelahku, kau mau aku menyampaikan sesuatu?" tanya Sharena dengan suara nyaring.
"Apa Ketty okay?"
"She's okay," ujar Sharena dengan satu tangan menahanku. "Tapi dia sedang tak ingin berbicara denganmu, pacar Ketty."
"Dia bukan pacarku Sharena," ujarku frustasi sambil masih mencoba merebut ponselku. Tau begini aku tak akan melempar ponselku.
"Kalau boleh tau, namamu siapa?" Sharena dengan mudahnya mendorongku menjauh.
"Sha ...." bisikku.
"Aaah, putus!" ujar Sharena sambil mengembalikan ponselku, tanganku dengan bergetar menerimanya. Bagaimana jika Sharena tau? Apa yang harus kukatakan?
"Kau tau," ujar Sharena sambil menatap ponselku. "Suaranya sepertinya tak asing di telingaku."
Aku hanya bungkam sambil mencoba menstabilkan detakan jantungku yang berdetak keras sekali, kuharap Sharena tak mendengarnya.
"Aku selalu saja penasaran, kau berubah, semenjak ada dia."
Aku menatapnya dengan wajah merona merah.
"Kau jarang membalas pesanku, kau jarang mendengarkan aku, kau selalu fokus dengan hpmu, dan kau bahkan selalu terlihat menunggu seseorang. Dia sangat menyita waktumu. Kamu jatuh cinta padanya ya?"
Tak sepatah katapun keluar dari mulutku. Sharena tersenyum sambil menatapku dalam-dalam.
"Tapi kau tetap sahabat terbaikku. Aku bersedia menjadi teman curhatmu kapan pun kau mau," ujar Sharena.
"Sha ...," ujarku lirih.
"Dan siapa pun lelaki tadi, aku akan menghajarnya jika ia menyakitimu!" ujar Sharena sambil mengepalkan tangannya. Aku tersenyum tipis.
"Terima kasih Sha ...."
Sharena menatapku sebentar lalu berbalik memunggungiku. "Dan satu lagi, kau tak boleh melupakan seseorang."
"Siapa?" tanyaku sambil menaruh ponselku di atas lemari. Sharena mendekat ke arah tembok kamarku yang dipenuhi poster.
"Cinta pertama kita berdua...." Bisikan lembut Sharena menggetarkan hatiku. Sharena menyentuh salah satu poster, mengusap jari lentiknya ke bagian rambut lelaki dalam poster. "Lelaki yang membuat kita para enchancer bersatu ...."
"Greyson Chance," bisikku lirih sambil terus menatap tangan Sharena yang seakan mengelus kepala Greyson Chance.
"Let's go take a drive and think about our lives ....
Passing trough meridians of greater times ....
I was on the different road, but now I found my home ....
Within you..."Suara lembut Sharena membuatku bungkam seribu bahasa. Apakah ini adil, Greyson mengenalku tapi tak mengenal Sharena? Padahal kami sudah melalui semuanya bersama.
Tapi apakah aku siap menceritakan semuanya pada Sharena? Dan melanggar janjiku dengan Greyson?
Tangan Sharena masih mengelus lembut permukaan poster itu. Aku menatap ponselku dengan bimbang.
Apakah aku harus melanggar janjiku dengannya?
"We can kill some time and watch movies all night
Later we'll be talking as the sky turns light
Every morning spent with you
Cause every night I love the truthThe timing never felt so right, this feeling's unknown
My love as a meridian continues to grow
Oh the lines they used to say
What type of life we lived
But now we're creating themWe're flying to another time
Our lives, they've been circled, been entwined
Kiss my lips and take me there
To heights unheard of, thoughts unreal
You're so unrealLet's go take a drive and think about our lives
Passing through meridians of greater times
Greater times
Greater times"***
Maafkan typo yang bertebaran ya...
Silahkan kalau mau koreksi, termasuk grammarnya
Voment for next chapter ^^

KAMU SEDANG MEMBACA
Within You (Greyson Love Story)
Fanfic[HIATUS, akan berlanjut setelah You are my Sunshine tamat]