Misi Penyelamatan

179 29 12
                                    

|Apresiasi penulis dengan vote dan berkomentar, terimakasih.

Markas N.P.D.E.A [Nuckham Police Department Elite Agent] 23 Juni 2045

[... Brhsk ... gagal .. ksjfghs misinya ..... Teror .... ksjersdt  ... Skdr .... Kalah ... Pergi—— sky kembali .... ]

Berikutnya hanya terdengar suara tak beraturan karena sinyal yang patah-patah.

"Sambungan tersebut berasal dari bungker asosiasi kesehatan milik pemerintah beberapa hari lalu. Letaknya di pusat Gyell city. Yang pasti sesuatu telah terjadi di sana. Organisasi itu bertanggung jawab atas penelitian virus yang selama beberapa bulan ini menjadi momok menakutkan di sana. Tugasnya hanya memeriksa dan mengambil dokumen dan data-data yang telah di kumpulkan para ilmuan itu." Pria bertubuh gempal itu menekan beberapa tombol keyboard.

Layar transparan muncul dengan gambar-gambar aneh, lalu beberapa vidio turut muncul.

Harris dan dua kapten tim lain diam mengamati.

Video di putar. Rekaman dari kamera pengintai dengan kualitas yang cukup baik. Memperlihatkan dua manusia yang meraung-raung tidak jelas. Pakaiannya compang-camping dan lebih anehnya, kedua orang itu terluka parah dan masih sanggup bergerak meski terseok-seok.

"Gyell city sudah diblokade sejak Outbreak pertama di bulan maret lalu. Tidak ada yang bisa keluar dari sana hidup-hidup. Setiap warga yang memaksa keluar dari sana dengan keadaan terinfeksi atau tidak, akan langsung di tembak mati di perbatasan." Melirik ketiga anak buahnya pria itu kembali bersuara. "Keputusan ada di tangan kalian."

Keheningan meliputi keempatnya.

"Timku tidak lengkap. Dua orang dalam tim masih dalam masa penyembuhan setelah pemberontakan dua hari lalu." Ujar Theo serius. "Tim delta tidak akan mengambil misi besar dengan prajurit yang tidak lengkap, Komandan."

Billy, pria gempal yang berstatus sebagai komandan itu mengangguk setuju.

"Aku menyarankan agar tim Alpha yang pergi mengecek kesana." Komentar George yang sedari tadi diam. Pria itu berjalan kearah Harris dan menepuk pundaknya. "Tim mu berhasil menyelesaikan misi-misi tingkat tinggi. Peluang keberhasilan kali ini juga meningkat jika kau yang berangkat."

"Tidak masalah bagiku. Tapi kami memiliki misi lain yang bahkan tempatnya berseberangan dari Gyell city."

Billy mengetuk dahinya sendiri berpikir. "Kau benar, tugasmu kali ini tak kalah penting. Tapi menyelamatkan para pekerja di asosiasi kesehatan juga menjadi prioritas yang diutamakan saat ini."

George menimbang sebelum bersuara. "Tim Beta siap menggantikan tugasmu."

Ketiga pria lain itu menatap George bingung.

"Tim Alpha punya track record yang bagus. Belum lagi tim kalian sudah memiliki beberapa pengalaman yang langsung bergelut dengan misi berbahaya. Bukan berarti aku takut akan misi di Gyell city. Keadaan disana sudah di label sebagai zona merah. Penyakit menular yang mengancam nyawa, Tim Beta belum siap jika harus masuk ke medan perang. Unit kami baru terbentuk beberapa minggu lalu."

Harris mengangguk. "Baik, kita bertukar misi."

"Kami tak yakin akan mengirim bantuan kesana. Pastikan kalian berhati-hati dalam setiap langkah yang kau ambil. Detailnya akan aku berikan padamu nanti," Billy melirik Harris yang masih terlihat tenang. "Kalian akan berangkat saat tengah malam. Persiapkan tim mu."

"Kalian dibubarkan."

Harris berjalan menuju kantornya dengan tergesa. Pria 26 tahun itu segera menghubungi seseorang lewat telepon.

I N F E C T E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang