Chapter 3. Kamar Audisi 🔞

39.6K 59 2
                                    

Nyampe juga di Chapter 3. Kali ini bakal makin panas... Jangan lupa follow dulu yah. Sekalian vote juga yah. Selamat membaca!

Ivan tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Ia kemudian menekan sebuah tombol merah yang ada di atas mejanya. Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu sebanyak tiga kali.

"Yu masuk," kata Ivan menjawab ketukan tersebut.

Pintu pun terbuka. Dari balik pintu muncul seorang wanita menggunakan kemeja tangan pendek berwarna jingga yang dipadukan dengan rok ketat berwarna hitam. Wajahnya cantik dan tubuhnya seksi. Vincent langsung terpesona melihatnya. Tatapan matanya tidak dapat lepas dari wanita itu. Felisha yang menyadari kelakuan suaminya itu langsung mencubit pinggang Vincent.

"Auww..." Vincent merasa kesakitan dan mengalihkan pandangannya dari wanita itu. Ia sadar jika istrinya sedang memperhatikannya.

Melihat hal itu Ivan dan wanita yang baru saja masuk itu pun tersenyum melihat tingkah Felisha dan Vincent. Ivan kemudian memperkenalkan wanita yang baru masuk tersebut kepada Vincent dan Felisha. Wanita tersebut bernama Agnes, ia adalah istri dari Ivan. Jika dilihat, Agnes sepertinya sepantaran dengan Vincent dan Felisha sementara Ivan mungkin lebih tua sedikit dari mereka bertiga.

Agnes dipanggil untuk membantu Ivan melakukan audisi. Audisi ini akan dilakukan secara terpisah antara Felisha dan Vincent. Felisha akan ditemani oleh Ivan sementara Vincent akan ditemani oleh Agnes. Tanpa membuang-buang waktu lagi mereka langsung keluar dari ruangan tersebut dan langsung menuju ke ruangan lain yang tadi sempat mereka lalui saat hendak menuju ke ruangan Ivan.

Felisha dan Ivan masuk ke ruangan yang bersebelahan dengan ruangan tadi. Sementara Vincent dan Agnes masuk ke dalam ruang disebelahnya. Kedua ruangan tersebut merupakan ruangan yang telah dipersiapkan untuk audisi. Tata ruang kedua ruang tersebut dibuat sama persis. Di ruangan tersebut terdapat sebuah ranjang dan sebuah meja kerja beserta dengan kursinya.

Ivan langsung menutup pintu dan berjalan menuju kursi yang ada di sana. Kemudian Ivan duduk dan menghadap ke arah Felisha. Felisha merasa agak canggung ketika masuk ke ruangan tersebut karena bentuknya yang menyerupai sebuah kamar tidur. Tidak mengetahui apa yang harus ia lakukan nanti, membuat Felisha menjadi khawatir.

"Coba kamu berdiri di situ," kata Ivan sambil jarinya mengarahkan Felisha untuk berdiri di tengah-tengah ruangan.

"Ya, okay. Sekarang coba kamu buka baju kamu," perintah Ivan.

"Hah? Buka baju?" Felisha terkejut sambil kedua tangannya disilangkan di dadanya.

"Iya, buka baju."

Felisha menggelengkan kepalanya. Belum pernah sekalipun ia melakukan hal seperti ini selain di hadapannya suaminya. Tentu saja ia menolak perintah Ivan.

"Come on Felisha, 100 juta. Ini mudah kok. Lagi pula tidak ada siapa-siapa di sini"

Namun Felisha masih ragu dan Ivan bisa melihat hal tersebut.

"Okay, kalau gitu aku keluar dulu ambil minum buat kamu biar kamu lebih relaks. Sekarang tugas kamu tarik napas dan tenangkan diri."

Mendengar Ivan berbicara seperti itu Felisha pun menurutinya. Sementara itu Ivan keluar dari ruangan tersebut. Tidak lama kemudia Ivan kembali dengan membawa segelas minuman dingin. Dari warnanya Felisha bisa menebak bahwa itu adalah teh.

Ivan menyuruh Felisha meminum teh tersebut. Felisha langsung meneguk teh tersebut hingga habis dan meletakkan gelasnya di atas meja. Kemudian ia berdiri kembali di tengah-tengah ruangan.

"Gimana? Kamu udah siap?" tanya Ivan.

Felisha tidak menjawab pertanyaan itu, namun kedua lengannya sudah langsung bergerak membuka kancing baju yang paling atas. Ketika Ivan keluar ruangan ia sudah berpikir dengan keras dan membulatkan tekad bahwa ia harus melalui audisi hari ini. Dirinya tidak mau kehilangan kesempatan untuk meraih uang banyak, karena untuk saat ini hanya uanglah yang mereka butuhkan.

Aksi Panas Sang BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang