"Aru, dengerin aku. Tolong dengerin aku sebentar. Aku mohon, Aru!" Ia mencoba meyakinkan lelaki yang enggan untuk menoleh hanya untuk menatapnya.
Lukanya terbuka lebar. Bukan hanya membayangkan, namun benar-benar menatap dan melihat kekasihnya tertawa bahkan saling mendekap dengan lelaki selain dia.
Haru berjalan dengan langkah penuh amarah, kekecewaan, rindu, dan sayang menjadi satu dalam tatapan matanya.
Jemarinya tergenggam erat mencoba melampiaskan sakit itu. Ia tidak ingin menoleh, tidak akan pernah. Ia akan melupakan apa yang kekasihnya lakukan jika mata itu saling bertatap. Haru terlalu terluka.
"ARU, AKU MOHON DENGERIN AKU." Masih berusaha untuk terus menjelaskan apa yang terjadi. Padahal yang Haru lihat adalah sebuah kekecewaan.
Gadis berambut panjang itu hanya dapat melihat punggung kekasihnya yang kian menjauh. Tanpa sepatah kata, tanpa tatap tanya.
Semua sudah terwakilkan oleh perlakuan Haru kepadanya.
Ia tidak menolak jika memang ia penyebab luka Haru menganga.
Namun, apa Haru sudah mendengar alasan itu? Tanpa bertanya ada apa, Haru sudah memilih pergi dan menjauh darinya.
"Aru aku minta maaf. Bukan itu maksud aku." Lirihnya tanpa siapa pun dengar kecuali telinganya sendiri.
Seolah ia juga merasa sakit yang padahal semuanya berawal dari perlakuannya kepada Haru.
Gadis manis itu menatap kepergian Haru dengan air mata penyesalan yang mungkin akan tetap menjadi penyesalan sampai kapan pun. Karena Haru sudah enggan dan tidak sudi untuk mendengar apa pun darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaharu dan Harumnya
Teen FictionBanyak perumpaan yang terkandung dalam ceritanya. Haru si tidak banyak bicara, namun memendam luka. Ia sangat bisa menghapus bayangan hitam di mata itu dan menggantikannya dengan senyum indah hingga orang saja tidak menyadari jika lukanya begitu da...