1

7.1K 246 17
                                    

Alarm dari ponselnya berbunyi nyaring menandakan pagi sudah menyapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alarm dari ponselnya berbunyi nyaring menandakan pagi sudah menyapa. Tangannya bergerak mencari-cari letak ponsel di atas nakas untuk menghentikan suara itu. Setelah berhasil mendapatkan sumber bunyi itu Sean menggeser tombol ke atas agar alarm berhenti. Ia menggeliat di atas kasurnya, hawa dingin yang terasa kian membuat gravitasi di kasurnya meningkat. Bermenit-menit ia terdiam mengumpulkan nyawa hingga alarm dengan bunyi lagu God's Menu andalannya kembali menyala.

Sean melotot ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 7.15 yang artinya kuliah akan dimulai 15 menit lagi. Ia segera turun dari singgasananya untuk mandi dan bersiap. Lelaki dengan perawakan tinggi kurus itu menyambar tasnya dengan terburu. Ia mencebik karena kunci motornya belum ada di tangannya saat ia menaiki motor itu sehingga ia harus berbalik ke kamarnya untuk mengambil. Belum sampai ia jalankan motornya, ponsel kebanggaannya berbunyi dengan nama Bima terpampang di sana.

"Lu di mana anjir dosennya udah dateng."

"Lagi otw."

Sean menutup panggilan sepihak karena diburu waktu. Motor sport-nya membelah jalanan menuju kampus tempatnya belajar. Sampai di fakultas dengan warna putih yang mendominasi gedungnya, Sean setengah berlari cepat sembari melirik jam tangan di lengannya. Gawat, Sean sudah terlambat 20 menit lamanya. Entah apakah ia masih diperbolehkan absen atau tidak, Sean hanya pasrah mengingat mata kuliah kali ini diampu dosen muda yang terkenal disiplin.

Tak ingin membuang waktu, Sean segera berlari menaiki tangga gedung A menuju ruang A2.3 tempat kelasnya berada. Ia yang pada dasarnya tak pernah berolahraga pun terengah-engah begitu sampai di depan ruangan. Ia berhenti sebentar untuk mengatur napas yang masih satu-satu sebelum memutar kenop pintu.

Klek

Seisi ruangan menengok ke arahnya, termasuk dosen yang sedang mempresentasikan materi budaya. Sean tak bisa berkutik dan hanya menyunggingkan giginya, berjalan pelan ke arah dosennya.

"Maaf, Mbak."

"Silakan duduk. Saya izinkan mengikuti kuliah tapi tidak dengan absen." Ini baru pertama kalinya ia terlambat di jam budaya. Tapi tak sedikitnya ia tahu tentang dosen ini dari cerita-cerita Bima.

"Terima kasih, Mbak." Sean berjalan mundur kemudian mengambil tempat duduk di ujung belakang di sebelah Bima.

Walaupun dosen-dosen di program studi yang Sean ambil terkenal dengan kesantaiannya, tak lantas membuat urusan absen dan tugas bisa disepelekan begitu saja.

Bima melirik ke arahnya dengan berbisik. "Telat bangun?"

Sean mengangguk singkat menanggapi temannya. Ia memejam kembali mengatur napas. Apakah Sean harus berolahraga agar tubuhnya tak se-letoy ini? Entahlah. Ia menggeleng sesaat dan kembali fokus pada perkuliahan saat ini.

Blue || Hyunjin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang