Bau anyir darah tercium di seluruh ruangan bernuansa hitam saat ini, dua orang pria yang kini penuh dengan luka terus menerus saling melayangkan serangan masing-masing.
Suara terengah-engah terdengar jelas keluar dari mulut keduanya, masing-masing tangan mereka memegang belati kecil yang dibasahi oleh darah.
Justin dan V.
Kedua pria kejam tersebut kini saling memandang satu sama lain, keduanya menahan sakit yang ada di sekujur tubuh mereka, walaupun sudah hampir 3 jam keduanya saling adu kekuatan tapi masih belum ada yang tumbang diantara keduanya.
Justin memegang lengan kirinya yang terus menerus mengeluarkan darah akibat belati V yang tertancap di sana.
PRANG!
Justin mencabut kasar belati kecil di lengannya dan membuangnya ke sembarang arah membuat darah semakin banyak keluar terlebih kaki bagian kirinya juga nampak mengeluarkan darah.
V memegang dadanya kuat ketika goresan belati Justin menggores bagian bahu kirinya hingga ke area perut bagian kanannya membuat darah terus mengalir hingga merembet ke celana hitamnya.
Justin dan V menatap satu sama lain dengan tatapan kosong.
Tidak ada lagi tatapan menggelora untuk saling membunuh.
Kedua mata pria tersebut terlihat sama karena hampir kehabisan darah.
Walaupun demikian kedua pria tersebut masih mempertahankan posisi, seolah-olah menunjukkan kepada satu sama lain kalau masing-masing dari mereka masih kuat dan tidak ingin terlihat lemah.
"Hidupmu tidak akan lama lagi, ada kata kata terakhir?" Ujar Justin.
"Kau ingin aku mengatakan kata kata terakhir?"
"Baik, kata kata terakhir ku untukmu adalah.... Semoga kau tenang di alam kubur," balas V dengan tersenyum miring.PRANGGG!
Mata V teralih ke arah belati yang dijatuhkan Justin ke lantai.
"Bahkan tanpa senjata pun, aku mungkin bisa membuatmu tumbang saat keadaan kita seperti ini," Justin berucap dengan tenang.
Justin tersenyum dalam hati saat melihat V yang tersulut emosi, Justin jelas jelas tau kalau V adalah pria yang tidak suka diremehkan terlebih oleh dirinya saat ini.
Selama permusuhan diantara mereka berdua, mereka tidak pernah saling menyerang dengan senjata api. Berbeda dengan anak buah mereka yang menggunakan hal tersebut, V berpikir menggunakan senjata api adalah seorang pengecut yang lemah.
Dengan senjata api seorang pengemis pun bisa membunuh seorang Raja dengan menekan pelatuknya dalam sekali tembak.
Dan karena alasan itulah Justin dan V tidak pernah menggunakan pistol untuk berkelahi, mereka berdua mengandalkan belati dan tenaga masing-masing.
PRANG.
V membuang belati di tangannya ke sembarang arah.
"Kau terlalu percaya diri untuk ukuran orang yang akan segera pergi dengan malaikat maut," ungkap V dengan nyaman kemudian berjalan ke arah Justin.
BUGH!
BUGH!
Keduanya saling melayangkan pukulan di wajah satu sama lain.
AKH!!
AKH!!
Keduanya tumbang secara bersamaan, menggelinding ke arah yang berlawanan menyisakan jejak darah dari tubuh keduanya menutupi lantai marmer putih di sana.