[ pembukaan ]

389 29 1
                                    

"donat nya lumi mana ya?"
- Arumi -

🥯🥯

Bibir mungil itu cemberut setelah melihat donat kesukaan nya yang berlapisi saus tiramisu di atas nya itu hilang seketika. Padahal baru saja di tinggal ke kamar mandi sebentar, tapi sudah lenyap.

Kedua tangan nya terlipat di depan dada dengan mata tajam seolah siap menerkam siapapun yang sudah memakan donat kesukaan nya.

Arumi, gadis berumur 4 tahun dengan rambut di kepang dua dan wajah yang di penuhi dengan bedak. Gadis manis ini telah menjadi korban, donat spesial nya telah hilang.

Haka, adik laki-laki dari Ayah Arumi itu baru saja memasuki dapur hingga terhenti saat melihat keponakan manis nya berdiam diri bak patung di dekat meja makan.

Dengan rasa penasaran dia mendekat.

"...eh?"

"Kenapa? Kok diem aja?"

Arumi menoleh ke arah Haka, mata nya berkaca-kaca, hendak menangis karena kesal donat nya hilang. Cahaya matahari di sore hari menembus jendela dapur, menyinari tubuh Arumi dan Haka.

"Donat na Lumi hilang... om ambil, yo?"

"Ih mana ada, ngga boleh nuduh orang atuh." Haka mengusap kepala Arumi, dan membawa gadis kecil itu kedalam pelukan nya agar tidak menangis.

Nawasena, yang baru saja selesai menyiram tanaman menatap adik ipar serta anak gadis nya. Dengan tatapan bingung.

" Arumi kenapa?"

"Donat punya Lumi hilang..." Gumam nya pelan.

"Ayo beli baru aja yuk, om beliin, Lumi pengen rasa apa?" Ucap Haka sembari menggendong Arumi dan meninggalkan dapur, dia juga memberi isyarat agar Nawasena tidak khawatir.

Saat akan melewati pintu depan Haka terhenti saat keponakan manis nya minta turun, Arumi mengusap air mata nya yang tadi nya mengalir di pipi gembil nya.

"Lumi bakalan cali siapa yang belani-belani nya ambil donat na Lumi!" Kata Arumi penuh tekad.

"Ribet ah, ayo beli aja" ajak Haka pada Arumi.

"Ndak lah, sehalus na om Haka tuh bantuin Lumi buat cali siapa pelaku na, kaya yang di lakuin detektif Conan itu loh!"

Haka mendesah pelan dan menatap jam dinding yang sekarang menunjukkan pukul 3 sore. Lebih baik dia tidur saja dari pada harus ikut keponakan nya ini bermain detektif itu.

Arumi menatap tajam Haka, seolah sudah tau kebiasaan yang sering om nya itu lakukan, Arumi langsung menarik tangan om nya untuk ikut dengan nya.

"Ndak boleh tidul sebelum ketemu siapa pelaku na!" Ucap Arumi tanpa bantahan.

Kira-kira siapa ya pelaku nya?
Kita cari tau di chapter selanjutnya

Sampai jumpa

🥯🥯

MARS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang