[ cita cita ]

81 13 0
                                    

"Bangun pagi... Gosok gigi
Cuci muka.... Tidur lagi..."

- Arumi -


"Cita-cita Cio jadi apa?"

Pertanyaan itu di ucapkan oleh Arumi, gadis dengan rambut tergerai itu menatap buku gambar milik Ciro. Mereka berdua berada di dalam kelas dan tengah mengerjakan tugas.

Ibu guru tadi menyuruh untuk menggambar cita-cita di buku gambar, dan sekarang anak dari Bapak Mars itu bingung dengan cita-cita nya sendiri.

Kenapa bisa begitu?

Karena cita-cita nya berubah-ubah tiap waktu, saat dia liat detektif Conan, cita-cita dia jadi detektif yang pinter banget. Terus kalau lagi liat Paw patrol, kartun anak-anak anjing yang suka bantuin orang-orang kota itu, cita-cita dia pingin jadi anak anjing super biar bisa bantuin orang-orang.

Aneh emang.

Tapi paling aneh kalau gadis kecil itu lagi liat anime bareng om nya Naka. Pas itu dia lagi nonton anime jujutsu kaisen berdua sama om nya dan pas scene dimana salah satu tokoh favorit dia keluar dia jadi teriak-teriak  histeris, tokoh favorit dia tuh si jogo yang bisa nyemburin lava dan api.

Naka sendiri heran sama keponakan nya, ada banyak tokoh lain yang lebih cakep, eh dia malah suka sama si jogo yang pendek terus perawakan nya menurut Naka ngga ada ganteng-ganteng nya.

Naka sendiri heran sama keponakan nya, ada banyak tokoh lain yang lebih cakep, eh dia malah suka sama si jogo yang pendek terus perawakan nya menurut Naka ngga ada ganteng-ganteng nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jogo yang Arumi suka

"Polisi" jawab Ciro tanpa menatap Arumi dan fokus pada gambaran nya.

"Kamu sendiri mau jadi apa nanti?" Tanya Ciro.

"Menulut Cio Lumi cocok jadi apa? Lumi udah pikil-pikil buat jadi kaya papeto (Paw patrol)" ujar Arumi.

"Itu bukan cita-cita tau!" Ucap Ciro agak kesal, dia menghela nafas pelan dan menatap Arumi.

Gadis itu tampak agak kecewa mendengar jawaban dari Ciro. Padahal dia kan pengen jadi pahlawan buat bantuin orang-orang.

"Telus apa dong? Lumi bingung cita-cita yang Lumi mau tuh apa"

"Kenapa ngga jadi detektif kaya kartun favorit mu itu, siapa nama nya? yang pendek itu" ujar Ciro.

"Detektif Conan? bagus juga... Lumi m
au jadi detektif yang pintel banget, melebihi om Haka!"

"emang om haka itu pinter? "

pertanyaan sederhana itu mampu membuat Lumi terdiam.

lah iya, emang om nya yang satu itu pinter?

🥯🥯

Lantas mengapa ku masih menaruh hati...

Padahal ku tau kau t'lah terikat janji...

Keliru ataukah bukan tak tahu...

Lupakan mu tapi aku tak mau...

Suara nyanyian itu membuat Lumi menggeram kesal, suara om nya yang satu ini membuat dia tidak fokus untuk mengerjakan tugas nya.

Lantai yang tidak bersalah itu menjadi korban injakan keras dari Lumi, gadis itu berjalan dengan kesal menuju kamar Haka.

Duk!

Duk!

Duk!

"OM!! SUALA NA JELEK TAU!!NDA USAH NYANYI!! "

Haka yang tadi nya tengah menikmati waktu menggalau nya sendirian, di kamar tampak terganggu. padahal dia sudah meresapi lagu yang tengah dia dengarkan, namun terganggu atas kedatangan bocah kecil ini.

"Suka-suka om lah!" ucap Haka saat diri nya membuka pintu kamar  dan menatap tajam keponakan nya itu.

"Kata bu gulu tidak boleh sepelti itu tau! itu tidak mencelminkan pelilaku sila Pancasila!! "

"Om nda belajal yah di sekolah dulu? pasti suka mencontek, ish ish ish...  tidak patut...."

Haka memutar bola mata nya malas mendengar pemuturan gadis manis di depan nya ini. Ngomong masih cadel tapi sok-sokan bilang gini ke dia.

Lumi ngga tau aja dulu om nya ini pinter nya minta ampun, meskipun pas ujian matematika dia ngarang semua rumus nya, tapi ujung-ujungnya nilai dia lebih bagus dari pada punya Naka.

Bangga Haka tuh.

"Udah sana, jangan ganggu om"

"Yo jangan belisik mangkana! "

"Suka-suka Om toh!! "

"hmph!! Belisikkk!!! "

Haka melihat saudara kembar nya baru keluar dari kamar mandi dengan penampilan agak berantakan karena baru bangun tidur, bahkan mata Naka tak sepenuh nya terbuka.

"Nana!! "

Naka lantas menoleh ke arah Haka, dengan salah saya alis terangkat, seolah berkata. "kenapa? "

"Tuh, minta bantuan  Om Nana mu buat ngerjain tugas mu, biar cepet selesai, dia dulu Om  yang ngajarin tau" Ujar Haka sombong.

Lumi menatap Haka dengan tatapan skeptis, seolah apa yang Haka katakan adalah kebohongan belaka.

Lumi membuang muka dan berlari ke arah Naka sambil mengangkat tangan nya, minta di gendong. Jujur saja, di antara om nya Haka dan Naka, om Naka lah yang paling waras.

"Tugas Lumi banyak banget tau om, Om Nana nda mau bantuin kah? " Kata Lumi saat sudah berada di gendongan Naka, dia bertingkah manja yang membuat Haka merasa malas melihat nya.

"Hm? guru nya jahat banget ya, ngasih Lumi tugas banyak" ucap Naka sambil membawa Lumi ke kamar gadis itu.

"Iya kan? Lumi sampe helan tau, gulu na mungkin nda suka Lumi, kalena itu ngasih Lumi banyak tugas"

"Siapa yang ngga suka Keponakan nya Om yang paling cantik ini? Om pukul nanti muka nya kalau macem-macem"

Lumi tersenyum puas dan dapat bermanja-manja di pelukan Naka, sementara Om nya itu melanjutkan tugas nya  dengan satu tangan dan tangan lain memeluk nya.

kalau ketahuan bunda nya, bisa bisa dia di marahin karena membuat orang lain mengerjakan tugas nya. beruntung Bunda tengah arisan dan Papah nya sedang memandikan burung peliharaan nya di teras.

🥯🥯🥯

Hallo!!

Apa kabar? baik kah?

Mulai minggu depan kemungkinan aku bakalan balik lagi ke wattpad,  nulis cerita baru, dan maaf banget, tapi kemungkinan besar cerita yang ini ngga aku lanjutin karena aku udah lupa sama alur cerita nya, hehe.

sampai jumpa minggu depan🥯

MARS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang