3.Minta Maaf

412 147 30
                                    

*
*
*
*

**********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*




















Jam kini telah menunjukan pukul 08.00 yang artinya jam pelajaran pertama sudah di mulai dari 1 jam yang lalu, Angga memutuskan ke rooftop untuk menenangkan diri.

sebenarnya masih sempat sih ia menyelonong masuk ke jam pertama tapi ia urungkan, moodnya benar benar hilang gara gara kejadian tadi pagi.

Angga menatap langit sendu lelah dengan segala hal.

'apa ya?,aneh banget,gue sedih kenapa coba?'ucapnya dalam hati bingung sambil merenung.

'apa gara gara perkataan gue tadi ya?'sepertinya perkataannya ada varo membuatnya kepikiran, tapi mau gimana lagi ini demi kebaikan semuanya.

'gak boleh, kalo dia jadi temen gue yang ada dia bakal kena masalah terus gara gara gue'katanya sebal.

"ck"decaknya sambil mengacak rambutnya frustasi.

"apa sih mau sekolah aja susah"kesalnya sambil menatap langit dan memejamkan mata.

'Biar gue aja'

degg

Angga memegang dadanya yang berdetak kencang, ia benar benar takut saat ini.

"sial, Lo gak boleh keluar sekarang"katanya menyeru.

ia menahan agar tetap terjaga kesadarannya.

yaa jiwa keduanya meronta ingin keluar karena mendengar Angga yang frustasi itu mudah di kendalikan, namun Angga tetap menolaknya, seperti yang Jian katakan 'dia gak akan keluar kecuali kalo lagi banyak pikiran' jadi Angga mencoba menenangkan dirinya dulu.

Angga menarik menarik nafasnya dalam dalam lalu menghembuskan nya berulang sampai ia tenang.

Setelah tenang ia mendudukkan dirinya sambil menatap langit lagi.

_____

pukul 09.00 tak terasa Angga sudah 1 jam di rooftop, ia sibuk menenangkan diri sampai lupa waktu.

kini ia berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya dan langsung menuju bangkunya untuk duduk.

kelas kini sangat sepi kini tinggal ia dan hanya beberapa murid yang ada di kelas itu.


Angga duduk dan mengecek tasnya lalu mengeluarkan buku bercetak tebal dan membacanya, buku mata pelajaran yang tadi Angga tinggalkan, ia tak mau ketinggalan pelajaran masalahnya.

BRAK BRAKK

"NGGAK GUE DULUANN"

"GUE DULU YANG MASUKKK"

"GUEEE MINGGIR GAK LO"

"NGGAK GUE DULUU"

"BRISIK WOY GUE KEJEPIT INII"

"JAN DORONG DORONG ANJ"

"BANGS*T LOO"

"GUE DULUUUUU"

"haduhh ribut banget sih kalian bertiga"ucap orang yang bernama Daren kepada mereka bertiga sambil tepuk jidat heran dengan tingkah mereka bertiga.

Ricuh karena ada 3 orang yang berebut masuk ke kelasnya Angga, yang pada akhirnya nyangkut di pintu karena sekaligus masuk tiga tiganya.

"ck sekarang apa lagi"gumamnya pelan sambil membalik halaman bukunya, malas menanggapi orang orang gak jelas ujar
nya.

"nah keluar juga akhirnya"akhirnya mereka bisa bebas setelah beberapa menit terjepit.

"gue yang sakit anj*r kejepit Lo berdua"kesel Varo kepada Marvin dan Rafka.

"lagian ada ada aja sih"kesal Daren kepada mereka, lalu Daren berlalu menghampiri Angga yang sedang duduk sambil baca buku.

"Lo Angga kan?"Ucap Daren, Daren adalah teman Varo yang paling normal di antara mereka bertiga, Daren dan ke 2 temannya Rafka dan Marvin juga beda kelas jadi gak terlalu kenal sama Angga.

Angga menoleh menatap nya datar seolah bertanya apa?.

"gue kesini mau minta maaf sama Lo"ucap Daren ingin meminta maaf kepada Angga.

Angga menaikan satu alisnya bingung.

"maaf gara gara Varo yang tadi"

"kenapa harus Lo yang minta maaf?"

"karena gue temennya"

Angga menatap datar mereka, aneh yang salah siapa yang minta maaf siapa.

"maaf ya Varo tadi bar bar banget gak pikir pikir dulu sebelum bertindak, tapi niat Varo baik kok, dia cuma mau temenan sama Lo, dia mau nolongin Lo karena Damian itu emang nyebelin, dia juga suka ganggu kita tuh, makanya Varo kepancing emosinya"ucap Daren menjelaskan.

"gapapa, bilangin sama temen Lo biar gak usah ikut campur urusan orang"katanya cuek sambil menatap nya datar.

"tuh kan ngeselin banget dia-"

"sttt, Varo"ucap Daren kepadanya.

"sorry ya ngga tapi Varo itu cuma pengen akrab sama Lo, Ngga. dia pengen dekat sama Lo secara dia kan temen sebangku Lo"ucap Rafka pula menjelaskan dengan antusias.

Angga terdiam

"Lo mau jadi temen kita kan Ngga?, masa iya Lo mau nolak?"

"sorry tapi lebih baik kalian gak usah temenan sama gue"katanya memperingati.

"kenapa?, kalo soal mereka kan kita bisa bantu Ngga, Lo nggak usah khawatir"

"iya Ngga, kita bisa bantu Lo sebisanya. iya kan?"kata Marvin.

"bener"jawab Rafka dan di angguki tiga orang lainnya.

"gue gak sebaik yang kalian kira--"

"Lo juga gak seburuk yang kita kira"tegas Varo, kesal dengan anak ini.

Angga menghela nafas berat.

"Ngga Lo gak bisa gini terus, emang Lo gak pengen punya teman apa?, gak bosen sendiri terus?"ucap Marvin padanya.

"gak"

"hhh kenapa sih?, karna di bully?, Lo takut?, seterauma itu?, kan udah kita bilang kalo ada yang apa apain Lo kita bisa bantu"Kesal Varo.

"Lo gak tau gue yang sebenarnya, kalian bakal nyesel setelah kenal gue, gue yakin"tegasnya.

"haaah terserah Lo deh"kata varo frustasi

"tapi kalo ada apa apa bilang aja sama kita, mungkin kita bisa bantu"ucap Daren sambil menepuk bahu Angga.

Angga hanya terdiam sambil menatap ke arah lain, setelah itu mereka pun pergi.

Angga membaringkan kepalanya ke meja dengan kedua tangan sebagai tumpuan 'keras kepala banget mereka,heran' ucapnya dalam hati kesal

'pengen pulang'ia sudah lelah dengan drama di sekolahnya yang sangat membuatnya lelah hari ini, padahal masih pagi.

'apa gue ijin aja ya?,bilang kalo gw sakit' Angga benar benar tidak mood belajar, rasanya pengen pulang aja.

setelah itu ia mengemas buku bukunya dan memasukannya ke tasnya, lalu berlalu pergi keluar kelas.

-To be continued-

Anggasta [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang