"Dam, nyanyi dong!" Pinta Hyunsuk tiba tiba
"Nyanyi apaan dah?"
"Apa aja terserah lo, yang penting enak didenger," setelahnya Hyunsuk nyengir yang membuat Yedam engga menatap Hyung nya itu
"Wani piro?" Tanya Yedam "dan sejak kapan kalau gue nyanyi ngga enak didenger?"
"Lo mah belum apa apa udah duit aja pikirannya, herman," Hyunsuk menggeleng geleng tapi tangannya sibuk memegang beberapa lembar uang yang akan ia berikan kepada Yedam
"Aelah hyung, gue cuma bercanda kali, eh pake dikasih beneran."
Hyunsuk tersenyum "gapapa, itung itung amal."
tok... tok... tok...
"Siapa dah yang ketak ketok pintu itu?" Tanya Yedam pada dirinya sendiri "bentar hyung!" Seru Yedam sembari berjalan mendekati asal suara ketukan pintu tersebut
"MY BROTHER BEN!!!!!" Yedam berteriak histeris "anjir lo kemana aja hyung, gue kangen banget!" Bahkan saking besarnya kangen Yedam terhadap orang tersebut, ia sampai enggan untuk melepaskan pelukannya
"Kan gue sekolah bego! Pake nanya gue kemana aja, emangnya gue bang toyib apa yang gak pulang pulang?"
"Oh iya gue lupa," Yedam tertawa setelah sempat berpelukan tadi
"Gimana kabar lo sama yang lain, pada sehat kan?" Yedam mengangguk "gue ngga disuruh masuk dan duduk gitu? Dah lah mendingan gue balik lagi-"
"Baperan amat sih jadi orang, dari dulu emang ngga pernah ilang sifat baperan nya," kesal Yedam "ya udah ayo masuk."
.
.
.
Betapa terkejutnya Yoshi sama Mashiho pas masuk ke rumah dan melihat seseorang yang sangat mereka kenal, tapi mereka lupa itu siapa.
"Shio, shiho, Mashiho!" Teriak orang itu histeris seraya memeluk Mashiho erat "sumpah gue kangen banget sama lo chi, lo sehat sehat aja kan disini?"
"Hyung lepasin!" Minta Mashiho "hyung kalau meluk cio mandi dulu! Ini mah masih bau prengus udah nempel aja ke cio."
"Sembarangan aja lo chi, gue udah mandi ya!" Sarkas nya "tapi itu juga kemarin sih, hehe."
"Jorok amat bego belum mandi dari kemaren," mereka bertiga hanya melongo saat Jihoon tiba tiba dateng dan langsung berkata seperti itu "sono mandi!"
"Males banget njing! Mendingan gue tidur daripada harus mandi, ngeladenin!"
"Kalau gak mau mandi, mati aja sono lo keparat!" Mereka bingung sama tingkah laku Jihoon, masa semua orang di ajak gelud sama dia!
Kayaknya kalau dia ketemu malaikat izrail, dia ajak gelud juga kali.
"Ini udah malem bego! Masa gue harus mandi malem malem gini? Kalau gua kena asem urat atau rematik, emang lo mau tanggung jawab?"
"Lo kena asem urat atau rematik? Ya kalau lo mati tinggal dikubur lah, apa yang perlu di repotin coba?"
"Mendingan gue di Amerika aja ya Allah....."
.
.
.
"Ben udah lama ya kita ngga satu mobil lagi kayak gini," Hyunsuk memulai pembicaraan "gimana sekolah lo di sana? Lancar lancar aja'kan?"
Yoonbin mengangguk "dan lo mau tau ngga hal yang paling baiknya?"
"Apa?" Tanya Hyunsuk antusias
"Gue lulus dengan nilai terbaik dari sekian banyaknya mahasiswa!"
"Wah congrats, gue ikut seneng dengernya," Hyunsuk terkejut sekaligus tak percaya dengan hasil yang didapatkan oleh Yoonbin
"Btw bukannya seharusnya lo kuliah itu 4 tahun ya? Kok lo udah udah pulang aja sih? Kan harusnya ada 2 tahun lagi buat lo balik kesini."
"Tadinya emang 4 tahun tapi karena gue murid berprestasi disana, jadi kuliah gue cuma 2 tahun," jelas Yoonbin dan Hyunsuk hanya mengangguk
(bener gak sih kayak gitu konsep kuliah itu? gue gak ngerti soalnya gue masih kecil, jangan lupa kasih tau loh!)
Mobil Yoonbin terhenti disebuah cafe disekitar kota Seoul. Mereka pun masuk dan segera mencari tempat yang pas untuk menikmati semilir angin yang bercampur dengan rintikan hujan. 15 menit kemudian yang mereka pesan telah tiba diatas meja bertemakan vintage.
"Hyung," panggil Yoonbin "kira kira kalau gue tinggal disini lagi, apa lo masih mau nerima gue?"
"Masa sih gue ngga mau nerima lo lagi? Secara lo kan masih bagian dari kita."
Yoonbin tersenyum sebentar dan kembali cuek seperti tadi "ya maybe lo ngga mau nerima gue lagi 'kan?"
Hyunsuk menggeleng "gak mungkin gue ngga mau nerima lo, secara kan gue udah anggap lo sebagai adik gue sendiri dan gue juga udah janji sama lo dan sama yang diatas buat jagain lo 'kan?"
"Gue punya orang tua tapi serasa yatim piatu," ucap Yoonbin tiba tiba. Wajahnya bahkan cuek dari sebelumnya, raut wajahnya tidak menunjukkan adanya semangat untuk bertahan hidup
"Lo ngga boleh ngomong kan lo masih punya gue dan juga yang lain," sangkal Hyunsuk "lagian ngga biasanya lo galau kayak gini, mana Ha Yoonbin yang cuek bebek kayak cowok redflag yang gue kenal?"
"Tapi itu emang kenyataannya hyung, padahal orang tua gue lengkap, kok kerasa kayak ngga ada," sarkas Yoonbin "kok tega teganya mereka tinggalin gue di jalanan, sendirian, hujan hujanan dan gue nggak tau harus kemana pada saat itu dan yang lebih parahnya lagi mereka malah hampir ngebunuh gue, untung aja itu semua ngga berhasil."
"Gue tau perasaan lo kayak apa pada saat itu, gue turut prihatin. Tapi lo gak bisa selamanya terjebak sama masa lalu lo! Mau bagaimanapun caranya lo harus tetap bisa bangkit dari keterpurukan yang lo alami."
"Tapi...." Yoonbin mencekat ucapannya "gue ngga bisa! Masa lalu gua menjadi salah satu hal yang ngga bisa buat gua untuk melangkah lebih baik."
"Ben, lo percaya akan adanya Allah di dunia ini kan?" Yoonbin mengangguk setelahnya
"Gue yakin kalau lo mau berusaha, pasti Allah bakalan selalu ngebantuin lo dimanapun lo berada. Inget ben Allah tuh ngga pernah tidur, Allah pasti tau segala hal yang hambanya inginkan. So, jangan pernah bilang gitu lagi, karna gue yakin lo pasti bisa hadapin ini semua."
tbc.
don't skip vote and comment after reading this stories, thank you!
─ november 13, 2022.
![](https://img.wattpad.com/cover/350905200-288-k177593.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] puasa ー treasure ✓
De Todoft. Ha Yoonbin "Gak papa pingsan lagi aja, mati juga sekalian gak papa kok ikhlas!" "Bangsat!" Umpatnya Tentang Hyunsuk dan yang lainnya sebenarnya tak saling mengenal, tetapi karena sejak kecil sudah tinggal di panti asuhan yang sama, mereka menj...