03. DREAM AND REALITY

462 41 1
                                    

Jam pelajaran telah selesai. Kini semua murid-murid berhamburan keluar dari seolah elit itu. Lisa berjalan santai menuju ke halte bus yang akan mengantarkan nya pulang. Di parkiran ia melihat jennie dan V sedang berjalan berduaan sambil Bergandengan tangan dan mereka tanpa sangat bahagia terlihat dari senyum jennie membuat pipi mandu nya naik

Lisa yang melihat jennie tersenyum selebar itu kagum. Dan berpikir kapan ia bisa membuat jennie menunjukkan gummy small nya. Ia iri? Tentu saja, melihat V yang sangat perhatian pada jennie membuat ia ingin menjadi pria tanpa itu

Namun balik lagi pada kenyataan. Ia hanyalah orang asing. Bahkan kasta mereka aja berbeda, ia hanya bisa bermimpi. Mobil V melaju meninggalkan Lisa yang berdiri dengan pikiran nya. Hingga ia tak sadar bahwa bus nya sudah pergi meninggalkan halte

"ASTAGA. AKU KETINGGALAN BUS" teriak Lisa yang hanya bisa pasrah pada takdirnya. Ia hari ini sangat apes. Disekolah melihat orang yang ia cintai mengenalkan tunangannya. Dan sekarang ia ketinggalan bus

Dan Lisa memiliki berjalan menuju rumahnya

Skip

Disisi lain. Jennie Dan V telah sampai di mansion besar orang tua jennie. Dan mereka masuk kedalam. Dimana ada ny. Kim Dan tuan kim yang sedang duduk santai di ruang TV

"Kalian sudah pulang" ucap Tiffany pada putri Dan calon mantunya

"Ne eomma" jawab jennie dan duduk disamping Tiffany Dan V disamping Jiyong

"Bagaimana sekolah kamu?" Tanya Jiyong pada putri nya

"Seru appa. Tapi seseorang mengganggu nini" jawab jennie mengerucut kan bibirnya cemberut

"Mwo. Kenapa?" Kesal Jiyong. Siapa yang berani pada putri keluarga KiM yang berpengaruh penting bagi negara gingseng itu?

"Dia menyukai nini. Dan setiap nini buka loker pasti ada bunga Dan surat cinta" ucap jennie

"Lo kenapa. Bukanya bagus banyak yang suka kamu?" Tanya Tiffany

"Tapi kan nini udah punya V oppa" ucap jennie membuat V yang mendengar nya tersenyum

"Iya. Tapi kenapa nini benci sama orang yang ngirim nini bunga?" Tanya NY. Kim

"Iya. Kalau namja gak papa. Tapi ini yeoja, nini gak suka, kalau nini sama dia apa kata dunia. Masa seorang kim jennie menyukai yeoja" ucap jennie kesal mengingat Lisa

"Oh. Kenapa nini gak suka. Kan yeoja itu baik. Kalau buruk baru" ujar Jiyong

"Tetap nini gak suka. Nini udah punya oppa. Kenapa harus suka dan hargai yeoja itu. Nini juga gak nyuruh dia suka nini. Nanti juga berubah" jelas jennie dengan lantang pada orang tua nya kalau dia tidak menyukai yeoja dan tidak suka hubungan sesama jenis

"Yaudah kalau misal nini gak suka. Tapi harus tetap hargai yeoja yang suka nini. Dan bilang ke dia baik-baik kalau nini gak suka sama yeoja itu, suruh yeoja itu jauhi nini. Nanti yeoja itu juga pergi Dan gak ganggu nini lagi. Dan sebentar lagi nini juga mau nikah sama tae oppa kan?" Jelas Jiyong lembut namun tegas. Kalau tidak dinasehati jennie akan melakukan hal yang diluar batas. Dan jennie tidak menyakiti hati yeoja yang mereka bicarakan. Karna ia tau betul watak anaknya itu ketika membenci hubungan sesama jenis

"Ne appa. Nini mau nikah sama tae oppa" ucap jennie lalu berpindah kepelukan V yang dari tadi menyimak pembicaraan mereka bertiga. Dia dengan sayang mengelus punggung jennie





•••*•••*•••*•••*•••*•••*•••*•••*


Lisa kini sudah sampai di depan rumah sederhana nya. Ia membuka pintu kayu itu dan mendapatkan kesunyian di dalam tempat yang menurut sebagian orang adalah tempat ternyaman. Namun bagi Lisa itu adalah tempat yang hampa dan penuh kesunyian dan gelap

Lisa memiliki dua pribadi yang berbeda, ketika bersama jennie ia akan menjadi yeoja yang Ramah dan ceria. Tapi ketika sendirian ia akan menjadi yeoja yang dingin dan penuh dengan kesedihan. Lisa rapuh, ia mendekati jennie dan mencintai nya karna membutuhkan kan bahu untuk bersandar dan menjadi tempat ternyaman nya

Saat pertama melihat jennie ia melihat sosok mommy nya yang sayang dan perhatian pada nya. Ia melihat jennie sebagai mommy kedua baginya, maka dari itu ia terus berjuang agar jennie membalas cintanya. Tapi sayang mimpi nya itu dihancurkan oleh kenyataan bahwa jennie tak akan pernah membalas perasaan

Menjadi sebatang kara diumurnya yang ke 6 tahun membuat Lisa menjadi pribadi yang cuek dan datar pada kehidupan luar. Ia hanya akan bekerja dimalam hari menjadi penjaga kasih indomaret  di jam 18.00pm hingga 23.30 pm dan pom bensin di jam bensin di jam 00.00 hingga 04.00am, ia hanya tidur 3 jam dan berangkat seolah pukul 07.30am

Huuuff huu. Lisa menghela nafas. Ia sudah terbiasa dengan kesunyian yang ada. Kaki jenjangnya melangkah masuk. Menuju kamarnya

Clekk

Kamar bernuasa kuning itu terlihat rapi dan bersih. Terdapat beberapa foto di dinding kamar itu dan satu lemari baju besar tempat Lisa menyimpan baju nya

Brukk

Lisa menjatuhkan tubuh nya di kasur yang terbilang cukup nyaman dan besar. Ia menatap langit-langit kamarnya. Memejamkan matanya membanyang kan senyum manis jennie untuk Taehyung yang Ia lihat diparkiran

"Kenapa kenyataan tak bisa seperti mimpi?" Gumamnya bertanya pada sesuatu. Berharap ada yang menjawabnya

Namun yang ia dengar hanyalah kesunyian dan kehampaan. Satu tersebut air mata keluar dari kelopak matanya tanpa diberi izin.

"Andai aku seorang namja. Pasti mudah mendekati nya, dan andai aku tak mencintai nya. Aku tak akan sesakit ini. Andai mimpi ku bisa menjadi kenyataan. Aku akan bersujud pada Tuhan karna dia mendengarkan doa hamba nya ini" Lisa kembali ber gumam. Ia berandai-andai dan terus bermimpi. Tak memikirkan kenyataan yang sebenarnya. Ia hanya ingin bermimpi tanpa memikirkan kenyataan yang membuat Ia semangkin sakit

"Mimpi terus aku pikirkan. Tapi kenyataan selalu menghancurkan. Tidak bisa kah mimpi ku menjadi kenyataan? Atau aku harus menerima kenyataan sebelum bermimpi? Aku bingung memilih dreams? Atau reality?" Batin seseorang

Bersambung

Note: pilih lah antara mimpi dan kenyataan. Bermimpi belum tentu menjadi kenyataan. Dan kenyataan belum tentu sesuai mimpi

DREAM AND REALITY

DREAM AND REALITY (Jenlisa taenie) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang