4. Situasi alot

21 3 0
                                    


Sudah diduga olehnya, bahwa ini tidaklah mudah. Percakapan di dalam ruangan ini sangat lah alot. Sebelumnya ruangan ini berisikan pihak agensi Beulpinkeu dan agensi yang menaungi Bulletprof, tapi nampaknya belum menemukan titik terang dan berimbas pada sesi ketika Sajang-nim, member Beulpinkeu yang bergantian disidang.

"Maaf, tapi hal ini sudah berulang sebanyak tiga kali dan tanpa mengurangi rasa hormatku padamu Jeanne-unnie, bukankah ini keterlaluan? Memang benar agensi sudah melonggarkan beberapa aturan, tapi bisakah kau sedikit memikirkan perasaan membermu? Karir grupmu? Beulpinkeu ada karena usaha empat orang dan jangan karena kesalahan satu orang, tiga orang yang lain mendapatkan imbasnya," jelas Lalice panjang lebar.

"Apalagi yang kau dekati masih berstatus sebagai kekasih dari teman satu grupmu sendiri," lanjutnya lagi, namun dengan suara yang lebih pelan.

Jeanne yang menjadi bintang utama hari ini hanya menunduk mendengar ucapan maknae grupnya itu.

"Bukankah semua orang berhak bahagia?" akhirnya Jeanne mengeluarkan suaranya seraya menatap Veronica yang berada di seberangnya.

Semua mata kini menatap gadis yang terkenal memiliki gummy smile tersebut. "Saya bahagia bersama Vincent dan dia juga bahagia bersama saya. Bukankah itu sesuatu yang bagus? Kami sudah menjalani pendekatan selama hampir tiga tahun. Tidak adakah yang mendukung kami?" jelas Jeanne yang menampilkan raut sedihnya.

Veronica berusaha menarik nafasnya dengan benar. Tangannya yang sedari tadi terkepal erat di bawah meja, mulai berkeringat. Dirinya kini benar-benar marah dan kecewa dengan gadis yang ada di hadapannya.

Mereka berempat sudah bersama lebih dari sepuluh tahun dan inikah hasilnya? Kedekatan mereka kini kandas karena wanita ini menginginkan kekasihnya? Dan tadi dia bilang apa? Kekasihnya juga menginginkannya?

Kekehan pelan terdengar dari mulut Veronica sebelum akhirnya dirinya berdiri—berniat beranjak meninggalkan ruangan tersebut.

"Maaf jika ucapan dan tindakan saya kurang sopan, tapi bukankah ini sudah jelas arahnya kemana, Sajang-nim? Lagi pula, Beulpinkeu sedang masa rehat pasca tur dunia. Yang memungkinkan hanyalah project individu member dengan brand yang bekerjasama saja. Kesempatan ini bisa kita gunakan untuk evaluasi untuk melihat bagaimana nasib Beulpinkeu ke depannya dan saya setuju dengan pernyataan Lalice, mengenai grup ini ditopang oleh empat orang. Saran saya, jika satu tiang tidak bisa menopang, lebih baik ketiga tiang lainnya diruntuhkan saja. Terima kasih dan saya permisi," ucap Veronica panjang lebar dan membungkukkan badannya sebelum benar-benar keluar dari ruangan yang menyesakkan itu.

Saat hendak menekan tombol lift, dirinya melihat sosok Vincent yang sedang duduk dalam salah satu bilik di area lantai 7 gedung agensi ini. Mata lelaki itu bersirok dengannya dan dengan cepat sosok itu berdiri dan menghampiri dirinya.

"Veronica...." lirihnya.

"Ya? Jika kau mencari Jeanne, dia belum keluar dari ruangan itu. Tenang saja, dia tidak akan kenapa-kenapa. Bukankah kalian berdua sudah pernah menghadapi situasi yang sama sebanyak dua kali? Jadi seharusnya kau biasa saja sekarang—"

Suara denting pintu lift yang terbuka, menghentikan ucapannya sejenak. "Saya permisi, Vincent," lanjutnya sebelum memasuki lift.

Namun, sebuah kaki menghalangi pintu lift yang akan tertutup itu dan sosok Vincent kembali muncul di hadapannya. Hal itu membuatnya menghela nafas lelah. Sepertinya ini akan menjadi pembicaraan yang sangat panjang.

"Aku ingin berbicara denganmu," dan bisa Veronica rasakan, tangan besar Vincent menggenggam tangan kirinya. Tak lupa merematnya lamat, seakan tak membiarkan genggaman itu terlepas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FabulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang