CHAPTER 01

14 5 10
                                    

UTAMAKAN DAN BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA AGAR PENULIS SEMANGAT UNTUK BERKARYA.
_________„__________

Cinta dua insan manusia tidak akan berlangsung lama. Tetapi cinta pada yang maha kuasa tidak akan pernah mendua sepanjang masa.

Kalimat di atas senantiasa di ingat oleh gadis dengan name tag Miftahul Husna. Gadis itu tengah membuka buku hariannya yang sudah usang sampul depannya.

"Husna, bisa tolong Ummi sebentar." Panggil wanita paruh baya dengan kerudung syar'i panjang dan gamis menjuntai ke ujung kaki.

Husna yang mendengar panggilan itu-pun segera bergegas menghampiri.

"Ada apa Ummi?" Tanya Husna ketika sudah berada di depan sang Ibu yang kini berada di tengah ruang tamu.

Wanita yang disebut Ummi itu terlihat girang. "Bagaimana penampilan Ummi? Cantik bukan?" Ucap Ummi meminta pendapat.

Husna tersenyum. "Ummi mau kemana cantik begitu?"

"Mau ke pengajian bareng teman-teman sosialita, kamu jagain rumah ya."

"Masa Husna ditinggal sendiri sih," Husna mengerucutkan bibirnya.

"Kamu emang sanggup dengerin julid ibu-ibu yang terus bertanya kapan nikah? Atau kamu mau di jodohin sama anak-anak mereka?" Tanya Ummi sembari merapikan ujung kerudung.

"Enggak, mending dirumah. Eh, tapi Husna sore ini juga mau ngajar tasrif di pesantren." Ucap Husna baru teringat akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.

Husna menjadi seorang pengajar bagi santriwati di pesantren tempatnya menimba ilmu dahulu. Sebagai bentuk pengabdian agar ilmunya juga barokah.

"Ya sudah Ummi mau berangkat dulu ibu Ustadzah, jangan lupa kunci rumah. Assalamu'alaikum." Pamit Ummi seraya memberi tangannya untuk di cium.

"Wa'alaikum sallam, hati-hati Ummi." Husna mencium punggung tangan ibunya dengan penuh kasih sayang.

Bagaimana-pun juga ibunya adalah seorang janda alias single mother. Sebab sang Ayah telah berpulang ke rahmatullah sejak ia menginjakkan kakinya di pesantren.

Ayahnya meninggal karena kecelakaan, sehingga membuat dirinya menjadi gadis yatim.

Sedang-kan sang Ibu memilih untuk tidak menikah lagi karena ia sangat menghormati dan mencintai almarhum suaminya.

Selepas kepergian Umi, Husna memilih untuk bergegas mengganti pakaian.

Drrt... Drttt... Drtt

Suara dering telepon bergetar di atas nakas. Husna segera meraih ponselnya dan menempelkan benda itu ditelinga nya.

"HUSNA!!!" Teriak seseorang di ujung telepon hingga membuat Husna terlonjak kaget.

"Astaghfirullah Ainun! Bukannya ngucap salam malah teriak kamu." Kesal Husna pada sahabat laknatnya itu.

"Hehehe Sorry Una, gue lagi seneng banget hari ini. Soalnya gue ketemu Gus Nizar yang super duper cakepp poll. Lain kali kalo ada pengajian kasi tau, ya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEKASIH HALALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang