Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan untuk seluruh siswa SMA Bangsa Jaya. Dimulai sejak pagi tadi, seluruh siswa gotong royong membersihkan lingkungan sekolah. Untungnya hari ini tidak ada pelajaran dan bisa pulang lebih awal. Jadi sedikit meringankan beban. Kali ini, siswa-siswi kelas X dibagi menjadi dua bagian. Kelas x-1 sampai x-3 mendapat giliran membersihkan area masjid dan kelas x-4 sampai x-6 membersihkan aula pertemuan sekolah.
"Ra, balik sekolah lo mau kemana?" tanya Sifa sembari mengelap kaca jendela. Ara yang tadinya sedang mengepel lantai, kini terdiam sambal melirikkan bola matanya ke atas, tanda bahwa ia sedang berpikir.
"Ah! Kebanyakan mikir lo, Ra!" ucap Sifa kesal. Ara menghela napasnya.
"Ya sabar dong Hasifa! Kan apa-apa harus dipikir dulu, harus dipertimbangkan dengan baik dan benar." Jawab Ara dengan penuh percaya diri.
"Alah, sok-sokan lu." Balas Sifa meledek.
Ara Kembali melanjutkan aktivitasnya. "Emang kenapa sih, Fa?" tanyanya.
"Ikut gue ke toko buku, yuk!"
"Ngapain?"
"Ya mau beli buku dong Araaa. Pake tanya lagi!" jawab Hasifa gemas.
"Tumben amat lo? Mau cari buku apa sih emang?" tanya Ara. Sial ia lupa kalau Hasifa yang selalu mendapat nilai tertinggi di kelas. Hasifa tidak menjawab. Hanya menatap Ara dengan tatapan tak berarti.
Jam menunjukkan pukul 11.30 WIB. Matahari semakin terasa panas. Suara adzan dzhuhur pun sudah berkumandang. Tepat saat itu juga, masjid sudah bersih dan siap pakai untuk sholat berjamaah. Siswa-siswi SMA Bangsa Jaya pun mulai berdatangan untuk melaksanakan ibadah sholat dzhuhur.
Ara dan beberapa siswa lainnya yang mendapat bagian membersihkan masjid berjalan menuju gudang masjid untuk menyimpan alat kebersihan. Saat Ara berjalan, ia sempat menoleh ke arah tempat adzan dikumandangkan. "siapa tuh? Bagus banget suaranya" ucapnya dalam hati. Namun Ara tidak begitu memperdulikannya lagi. Setelah semuanya selesai, Ara bergegas meninggalkan masjid.
"Ra, lo ga ikut sholat sekalian?" tanya Hasifa yang berpapasan dengan Ara.
Gue mau ganti baju dulu, Fa. Keringetan nih. Jawabnya. Hasifa hanya mengangguk meng-iyakan.
Tanpa banyak basa-basi, Ara berjalan menyusuri koridor sekolah untuk menuju kelasnya, mengambil baju bersihnya, lalu berganti pakaian di kamar mandi. Selesai berganti pakaian, Ara merapikan barangnya di kelas lalu ia pergi menuju masjid untuk melaksanakan sholat dzuhur.
"Hasifa, udah sholat?" tanya Ara. Langkahnya terhenti karena tidak sengaja berpapasan dengan Hasifa.
"Udah udah, lo mau sholat?"
"Iya, bentar ya! Tunggu!" jawab Ara. Hasifa menggangguk setuju. Ara melanjutkan langkahnya. Kali ini ia sedikit mempercepat langkahnya agar cepat sampai di masjid.
Brukkk....
Ara tidak sengaja menabrak sesuatu. Lebih tepatnya seseorang yang berjalan dari arah berlawanan.
"Eh maaf, maaf, gue ga sengaja." Ucap seorang laki-laki.
Ara mendongokkan pandangannya. Mata Ara terbuka lebar saat ia melihat seseorang dihadapannya ternyata adalah Shaka. Bibirnya pun perlahan menciptakan senyuman kecil.
"Lo lagi." Ucap Shaka.
"Hai." Ujar Ara.
Shaka memutar bola matanya dan mendengus kesal. "Lo tu sebenernya masih dendam sama gue ya?" tanya Shaka. Ara menggeleng.
"Ara ga dendam kok. Maaf ya, Ara ga sengaja." Ucapnya centil.
Shaka menatap Ara tajam. "Minggir lo!" perintahnya dengan ketus. Namun Ara tidak meresponnya, ia hanya menatap Shaka dengan tatapan berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINALLY!
RomanceMasa remaja masa-masa indah. Dimana semua hal rasanya membuat penasaran dan harus dicoba. Mulai dari makanan, minuman, film, tempat-tempat wisata, dan segala jenis rasa. Termasuk rasa cinta didalamnya.