Tentang Jerry | YTMC/I [ Brutal Series ] ( not continued )

[ 3 ]

Marvel POV

"Kaira, ngapain lu bawa gw kesini?" Tanya Marvel. Kaira memandang kedua mata hijau emerald milik Marvel, ia menghembus kan nafas pelan, dan berkata, "Vel, aku suka sama kamu.."

Marvel sontak terkejut. Ia yang tak tahu ingin membalas apa akhirnya membalas, "Sorry, Ra. Gw udah suka orang lain.."

"O- oh.. P- pasti Corazon kan?.." Ucap Kaira terbata - bata. Marvel hanya diam tak menjawab sepatah kata pun. Kaira yg tak kuat menahan air matanya, pun pergi meninggalkan Marvel sendiri.

Marvel yg melihat Kaira pergi langsung merubah ekspresi mukanya. "Tch, gitu aja langsung nangis. LEBAY" Kata Marvel. Ia pun pergi ke Kantin, pembicaraan tadi membuatnya sangat lapar. "Persaan gw tadi punya janji dah.. Apa ya?" Gumam Marvel. Sembari berjalan menuju Kantin, ia memikirkan Janji apa yg sudah ia buat saat pelajaran.

Sesampainya di kantin, Marvel langsung memesan Nasi goreng ayam dan Es Teh, di karna kan waktu istirahat yg tinggal sedikit. Bisa saja jika waktu istirahat nya masih banyak dia akan memesan  Chicken Noodles with chicken of choice and ice tea. Alias Mie Ayam sama es teh.

Setelah memesan ia mencari meja untuk makan. Dia meja di dekat air mancur sekolah agar kesannya estetik. Tidak lama kemudian makanannya datang, dan dia memakan makanannya dengan cepat.

Kring!!

Istirahat pun sudah selesai, para murid berlarian menuju kelas. Untung saja Marvel sempat menghabiskan makanannya, akhirnya dia juga berjalan santai menuju kelas.

---

"Woy dib, Corazon mana?" Tanya salah satu murid di kelas. Namanya adalah Aspect. Teman sebangkunya, adalah Ledib.

"Mana gw tau anjir, tapi tadi gw liat dia lari gatau kemana. Sambil nangis gituu" jawab Ledib. Aspect makin terheran heran, 'wtf? Tu anak habis di tolak cintanya atau gmn?' Batinnya.

"Eyyow watsap fesbuk instageram, gosip paan? Ntar lagi Pak Pret dateng bjir." Ucap Marvel yg tiba tiba datang entah dari mana.

"Santay aja, Vell. Btw, lu liat Corazon kaga?" Tanya Ledib. Marvel menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Eh bro, tau ga si. Katanya anak kelas kita ada yg hilang lagi bjirr, si Kagumaa" Ucap Marvel. Kedua temannya pun terkejut. Karna, Kaguma adalah anak emas dari Ketua Osis. Yaitu, Malik

"KAGUMA?! SUM-"

Aspect menutup mulut Ledib dengan tangannya, sambil melihat mata teman sebangku nya ia berbisik, "Jangan teriak - Teriak bodoh. Pak pret udah di depan kelas, lagi ngobrol sama Ms. Pai"

Marvel yg mendengar kata Aspect pun kembali ke bangkunya.

---

Seorang remaja sedang berlari tanpa arah di jalan raya. Tak tau apa yang sedang ia pikirkan, dia hanya ingin pergi tak tau kemana. Rambut acak acakan, dengan seragam sekolahan.

BRUK!!

Remaja itu menabrak seseorang. "Eh, kamu gapapa dek?" Tanya orang itu. "Gapapa kak.. " jawab remaja itu. Mereka berdua saling bertatapan, tak ada yg ingin membuka pembicaraan. Remaja itu berdiri, ia berkata, "sorry ya kak.. Btw, nama kakak siapa? Aku Corazon" ucapnya. Orang itu tersenyum dan menjulurkan tangannya sembari berkata, "Ohh.. Salken, Corazon. Aku, Noya."

Cora tersenyum kepada Ayon, dan pergi. Saat melewati badan Ayon, tiba tiba ayon menendang kaki Cora agar terjatuh. Lalu ia memukul kepala Cora menggunakan Tongkat baseball. 'Untung aja ni anak kaga gunain kekuatannya, LAGIAN SI GENNAH PAAN SI ANJING NYURUH GWE NANGKEP ANAK DARI IBLIS!?! Gapapa yon, demi Lisa lu bisa. Huft.. Sekarang ni badan gw harus bawa cepet cepet keburu ada org.'

---

Brak!

Ayon melempar badan Cora ke dinding tanpa rasa kasihan. "Woy, Genn! Ini anaknya. Habis ini gw nyulik siapa?" Tanya Ayon. Gennah, selaku dalang dari hilangnya anak anak kelas 12. "Yaudah, ini ntar lagi lu nyulik si anaknya dr. Panda. Rambut ungu dengan mata hijau emerald. Gw kirim datanya ke HP lu, goodluck bro!" Jelas Gennah.

Ayon pun pergi tampa pamit, hah.. Biasa, sok cool bro.

BHC..

Annyeong para manusia goa, bagaimana kabar kalian??? Sorry aku up nya lamaaa, soalnya banyak tugas dan baru bisa up pas liburr. Intinya kalian tunggu aja next chapter nyaa, okee??

Yaudah makasii, sehat sehat yah anak anak gweh. Mwahh

637 words