Semua anak buah pun langsung menuruti kata tuannya mereka langsung ke perbatasan Desa Monraik.
"Tuan udah berikan perintahnya."
Anak buah yang lain lantas mengangguk dan mengiyakan serta menyetujui.
Mereka lantas memberikan perangkap di jalanan dengan memasang jebakan supaya ban mobil yang melintas mengalami kempes ban. Hanya itu cara untuk menghambat mereka.
Sang Papa pun sudah hampir sampai di perbatasan.
"Sekarang!" teriak anak buah yang lain.
Benar saja musuh pun langsung terkena perangkap yang di siapkan oleh anak buahnya.
"Gimana?" tanya sang Alexander.
"Beres tuan!" teriak sang anak buah yang lain.
"Setelah itu kita semua kumpul lagi di tempat Mbok rah kita bahas semuanya. Sekalian," nada sang Alexander pun terhenti dan berat untuk melanjutkan ucapannya.
"Kita bahas kalian!" ujar Alexander kembali.
"Baik tuan!" Seru yang lain.
"Kita kembali Efran!" ucap Alexander kepada anak buahnya.
***
Sang Mami pun masih menangis di pelukan sang Bibi.
"Sabar Miss Erlita. Maaf kan saya miss. Saya cuman memberikan sebuah kata - kata saja untuk Miss Erlita."
"Di tambah sekarang Clara gak percaya sama saya dan Mas Alex Bi. Kita memang salah dari kecil sudah meninggalkannya," lirih Sang Mami.
"Miss Erlita, Non Clara hanya butuh waktu untuk menerima semua ini Miss. Bagaimana pun juga Non Clara juga itu anak kandung Miss Erlita. Dia keluar juga dari rahim Miss Erlita."
Kang Komar selaku Tukang kebun di rumah Clara itu langsung beranjak dari duduk nya. Ia membuat kan minum untuk Miss Erlita.
Sekaligus dia gak enak kalau harus mendengar curahan hati kecil Miss Erlita.
"Saya gak kuat Bi. Sekarang Mas Alex pun sudah bangkrut tapi, hal itu gak terlalu saya ambil pusing tapi ketika saya melihat Clara anak kandung aku sendiri lebih memilih Bibi, saya sakit Bi," ucap Erlita sembari menyeka air mata nya.
"Saya tau Miss. Miss Erlita melakukan ini demi Keselamat non Clara. Miss Erlita ga mau kalau Musuh tuan Alex menyentuh Clara, saya pasti yakin Non Clara bisa menerima ini semua."
"Saya berat sebenernya Bi untuk melepas Clara sewaktu kecil tapi, mau gimana lagi. Kalau gak begitu Clara dalam bahaya," ujar sang Mami.
Orang tua Clara pun masih menangis sesunggukkan bercerita kepada sang Bibi dan bibi hanya bisa memberikan kata - kata dan memeluk Mami nya.
Kang Komar lantas memberikan minuman Teh di taruhnya di atas meja.
Ia kemudian beranjak pergi, namun sebelum pergi Clara pun keluar dari kamarnya.
Suara pintu kamar pun terdengar dan semua yang ada di ruang tamu menatap Clara.
"Clara percaya Ma," ujar Clara.
Sang Mami kemudian terkejut dan langsung menghampiri Clara memeluk nya dengan erat sambil menangis.
"Benar kah itu sayang? Kamu percaya kalau Mami dan Papi adalah orang tua kandung kamu?" ucap Sang Mami sambil menyeka air mata nya yang jatuh dari Pipinya.
"Jelaskan semua dengan detail, apa yang sebenernya terjadi," tandas si Clara.
Sang Mami kemudian menceritakan semua nya bibi dan suami nya pun memberikan waktu berdua untuk sang anak dan Mami nya, yang sudah lama terpisah puluhan tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Pernikahan Bersyarat
RomantikClara Oriza Mahesa adalah gadis berumur 23 tahun dan hidup di sebuah desa bernama desa Monraik. Ia di kenal dengan gadis yang cantik jelita di desanya. Suatu ketika Clara Oriza Mahesa di hampiri oleh seorang lelaki tua untuk hidup di kota. Clara tid...