17.

9.8K 996 73
                                    

..

"Dari mana sih?"

Fred membanting tubuhnya pada sofa. Senyumnya membuat Clarissa dan Philip mengendikkan bahu.

"Ngapel Calon mantumu."

Clarissa memandangnya penasaran. Membiarkan Philip dengan santai memintum teh hangatnya.

"Gadis mana sih? Sampe bikin Kamu kretek-kretek."

Fred meliriknya. "Klepek-klepek Mom."

Clarissa menutup mulutnya. "Sama aja sih."

Fred membuka ponselnya. "Ngga gadislah. Orang cowo."

Semburan dari mulut Philip mengejutkan mereka. Pria itu menatapnya dengan mata meloto.

"Cowo?"

Fred mengangguk atas pertanyaan Philip. Melihat Daddy-nya yang nampak syok itu. Fred tersenyum simpul.

"Ya, he is."

Philip dan Clarissa menghela nafas.

"Punya belalai dong." Tanya Philip.

Fred berdecak. "Yaiyalah."

Philip menutup wajahnya. "Kok lu suka lakik sih? Mang ngga ada cewe lain apa?"

Bahasa gaulnya mulai keluar. Philip mendesah tak percaya. Sedangkan Clarissa hanya bisa mengusapi bahu sang Suami pelan.

Fred meliriknya sinis. "Mang napa si. Sombong amat."

"Lu jangan-jangan suka gue." Tuduh Philip. Jari telunjuknya tepat mengarah pada wajah Anaknya.

Mulut Fred terbuka lebar. "Najis banget suka ama lu."

Fred mendongak. Tepat ke arah lantai 2.

"Pulang-pulang, mukanya babak belur. Di tanyain jawabnya jatoh."

Clarissa berujar dengan pelan. Di dengarkan Fred dan Philip. Philip mungkin tidak perduli.

Tapi Fred melirik Clarissa. Anak itu tak mengadukannya? Fred juga tak terllau memikirkannya.

Lagi pula, jika mereka tahu, bahwa itu adalah hasil karyanya. Fred tak terlalu perduli. Declan bukan siapa-siapanya.

Setelah menghilangkan Zoya. Mungkin Declan berfikir bahwa Dia akan diam saja. Tapi, Fred bahkan sangat- amat ingin memberikan hal istimewa yang akan Ia berikan secara cuma-cuma.

Berlaku untuk Declan. Dan mungkin, untuk semua Orang yang telah membiarkan Zoya menghilang dari pandangannya.

..

Zuya berjalan, tertatih akibat rasa pegal yang menyerang lututnya. Bersyukur Dia tak perlu menginap di Rumah sakit.

Pqgi ini, Zuya bersikeras untuk pergi ke sekolah, meski mereka semua berusaha melarangnya. Beruntungnya masih mau mendengarkan apa keinginan Zuya.

Meski kedua pipinya masih biru, dengan ujung bibirnya sobek.

Beruntung juga, mereka tak menanyakannya lebih lanjut karna larangan dari Zuya sendiri.

Azura (New seasons)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang