BAB 1: Mereka Datang

5 0 0
                                    


"Jaz! Bangun anak sialan! Mau sampai kapan kamu tidur? Apa kamu udah gak mau sekolah yaa? Dasar anak gak tau diuntung!"

Sebuah teriak dan gedoran pintu kencang terdengar di rumah kecil tempat Jaseline Silverlake, atau biasa dikenal dengan panggilan Jaz, tinggal. Teriakan dan gedoran itu datang dari tante yang mengasuh Jaz semenjak kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Pagi ini, tante Jaz sudah menggedor pintu kamar Jaz berkali-kali karena ia tak kunjung keluar. Tante itu adalah tante Sherry.

Tak lama kemudian, terdengar bunyi suara kunci kamar yang terbuka. Jaz pun keluar perlahan.

"Kamu ya! Tidur atau apa sih?! Kamu gak lihat ini sudah jam berapa? Kamu tuh udah diasuh, dibiayan hidup, kenapa sih kamu masih gak tau diuntung kayak gini? Huh, jangan sampai kamu bikin malu saya yaa karena gak punya orang tua, jadi berasa tidak dididik dengan baik".

Belum sempat Jaz menjawab, tante Sherry sudah mengomel kasar dan tak henti. Ini hal yang sudah biasa Jaz terima, bahkan terkadang tante Sherry juga bisa bermain kasar dengannya.

"Maaf tante Sherry, Jaz udah bangun kok. Cuma Jaz baru aja kelar berdoa, hari ini ulang tahun Jaz tante". Jaz menjelaskan dengan sopan dan lembut.

"Halah, kamu pikir saya peduli kamu ulang tahun? Udahlah jangan sok-sok cari perhatian! Mending kamu cepat pergi sekolah sana, saya muak liat muka kamu! Dan ingat, pulang cepat karena kamu harus bersihkan rumah. Mengerti Jaseline?"

Jaz hanya mengangguk lemah.

"Kenapa aku gak bisa bahagia di hari ulang tahunku sendiri? Jaz capek ma, pa".

Jaz menggumam dalam hatinya. Ia pun berpamitan dan berjalan menuju sekolahnya. Seperti biasa, ia harus berjalan menuju halte bus. Jaz berjalan sambil mendengarkan lagu dengan headsetnya, setidaknya 1 lagu favorit bisa membuat pagi ini lebih baik. Tiba-tiba saja, ada 2 motor yang menghalangi jalan Jaz.

"Happy birthday Jazzy!"

Yup, mereka adalah sahabat Jaz. Emily Rosewood, Marlo Hilton, dan Mark Hardin. Emily turun dari boncengan Marlo, dan memberi Jaz kue kecil untuk tiup lilin. Marlo dan Mark pun ikut turun dari motor mereka.

Jaz tersenyum melihat ketiga sahabatnya itu.

"Kaliaaan! Apa sih tiba-tiba gini?" Tanya Jaz tanpa menghilangkan senyumnya.

"Ya kan lo lagi ulang tahun Jaz, wajar dong tiup lilin hehe. Ayoo make a wish!" Timpal Emily.

"Tuhan, terima kasih untuk ketiga sahabat yang aku sayang banget. Ems, Marlo, dan Mark. Makasih buat kehadiran mereka di hidupku. Aku harap, kedepannya kami semua bisa bahagia."

"AMIN". Sahut Jaz. "Amiiiin", Emily, Marlo, dan Mark pun ikut menimpali.

"Happy birthday ya Jaz, semoga apa yang lo pengen tercapai", "Thanks Marl."

"Happy birthday bocil, bahagia selalu yaa". "Makasih Mark, amin!". Mereka pun berpelukkan.

"Nah, cil, karena lo ulang tahun, gak baik berangkat sendiri. Kita kesini khusus jemput lo dong. Gih naik sama Jun biar gak telat!" Ems merangkul Jaz. Jaz hanya mengangguk dan tersenyum. Mark memakaikan helm satu lagi ke Jaz, lalu mereka berempat pun berangkat ke sekolah.

Hari-hari di sekolah dilewati Jaz seperti biasa. Hari ini, semua kelas sibuk mempersiapkan ide untuk festival sekolah yang akan diadakan 2 bulan lagi. Pulang sekolah, ketua kelas Jaz mengusulkan untuk berembuk sebentar setelah jam pulang sekolah. Semua setuju, tapi Jaz terlihat cukup gelisah. Ia ingat apa yang sudah dikatakan tante Sherry tadi pagi. Jaz memilih diam dan ikut, lalu akan menjelaskannya ke tante Sherry nanti.

Eventually, Love (NCT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang