•••
Memang ada manusia sempurna?
Memang ada keluarga yang benar-benar keluarga?
Memang ada rumah tempat nya pulang?
Bukankah ini semua palsu?
Bukankah ini hanya tipu muslihat dunia?
•••
Character :
*Character bertambah seiring berjalannya cerita
•••
"Sempurna banget ya dia?"
"Kok ada manusia sesempurna ketos kita?"
"Ga bisa bayangin betapa bangganya orang tuanya"
"Iri banget sama dia"
Itu hanyalah bullshit. Omong kosong. Memang ada manusia sesempurna itu? Memang keluarganya bangga dengan anak tengahnya ini? Apa hal yang harus dibanggakan dari dirinya?
Renjiro Lai Eosk, dialah orang yang disebut 'sempurna' oleh orang-orang. Rupa menawan, hati yang baik, prestasi yang melimpah, dan ketos yang bijaksana. Siapa yang tak kagum dengan murid satu ini?
Sayangnya, ia mempunyai suatu rahasia hidupnya. Rahasia yang merupakan jawaban mengapa dirinya terlihat sempurna di mata mereka.
•••
Pagi buta, di mana dirinya terbangun dengan kesendirian dan kesepian dalam rumah besar dan megah. Tak ada sapuan halus di tubuhnya yang dapat membuatnya terbangun. Pria berusia sweet sixteen ini terbangun karena alarm.
Apa yang dirinya harapkan? Terbangun karena alunan suara merdu ibunya? Atau suara tegas ayahnya?
Jangan harap. Itu mustahil untuk ia dapatkan.
Renjiro Lai Esok –dengan panggilan Jiro, memilih untuk bangun di pagi buta. Bahkan matahari belum muncul sekalipun dari ufuk timur.
Jiro, dengan jabatan ketua OSIS kebanggaan sekolah dan idola siswi, ialah pria berotak encer dengan banyak medali ia kalungkan. Tak lupa, paras tampan dan gagahnya membuat seluruh siswi luluh kepadanya.
Itu semua berkat kebiasaan baik bangun paginya ini.
"Apa yang lo harapin, Ji?" Ia menghela nafas begitu menatap pantulan wajahnya di cermin kamar mandi.
"Ga perlu validasi, dunia udah nunjukin kalo lo itu useless," ujarnya sembari terkekeh. Ia dapat melihat betapa kosongnya kekehan itu.
"Bahkan Ren, Aden, sama Javvas aja tahu kalo ga seharusnya lo buat event ginian. Ngapain lo ngeyel, Ji... Ji."
Ia terus mengutarakan semua berisiknya isi kepala. Masih pagi, tapi pikirannya sudah ruwet dengan segala ke overthinking annya. Ia tahu ini tidak baik.
"Ah udahlah. Mending gue berangkat nyiapin semuanya. Aden pasti berangkat pagi."
•••
329 Words
KAMU SEDANG MEMBACA
Hampa Tanpa Tenang
Teen Fiction❝ Dipaksa dewasa oleh keadaan, dipaksa tenang oleh berisiknya isi kepala, dan dipaksa jatuh oleh sayapnya sendiri ❞ ••• "𝘚𝘦𝘮𝘱𝘶𝘳𝘯𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵 𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢?" "𝘒𝘰𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘮𝘱𝘶𝘳𝘯𝘢 𝘬𝘦𝘵𝘰𝘴 𝘬𝘪𝘵𝘢?" "𝘎𝘢 𝘣𝘪�...