09. The Guy Is Really Back

69 57 133
                                    


anyeong i'm back!
Kalau komen tembus 120, bakal double up guyss!!
Semangatt komen hehe💜💜😘
Happy reading guys!.

      
                             •••

   Di ruangan yang cukup besar, namun redup akan cahaya seorang pria bertubuh jangkung dengan jas hitamnya berdiri di salah satu unit apartmen mewah di kawasan Jakarta.

Dengan cup coffie americano ditanganya pria itu memandang jendela yang menampakkan pemandangan kota Jakarta dari atas sana.

Pria itu meneguk americano ditanganya, sudah lama sekali sejak ia pergi dari tanah air, dirinya baru saja kembali tadi pagi.
Susana di ruangan ini sangat tenang, dan damai.

Berbanding terbalik dengan wajah pria ini. Tatapanya seperti mengintimidasi, siapa saja yang memandangnya akan segan. Bibir pria itu terangkat sebelah menampakkan senyumnya penuh arti.

Tak lama bel apartmennya berbunyi, tanda seseorang datang. Pria itu melangkah dengan kaki jenjangnya, tangan satunya ia masukkan ke saku celananya.

Setelah membuka pintu apartmen, di mulut pintu menampakkan dua pria tinggi berotot kekar. Pakaian mereka serba hitam. Oh ya, jangan lupakan aksesoris kalung rantai mereka beserta teman-temanya.

" Selamat malam tuan Baskara, ini barang terakhir yang saya antar. Apakah tuan perlu sesuatu lagi?"

Mereka menunduk memberi hormat kepada tuanya. Dua bodyguard berwajah sangar itu mengantarkan dua koper besar milik tuanya.

" Tidak ada, sepertinya saya tidak akan kembali ke New York dalam waktu dekat. Kalian bisa pergi."

" Baik tuan, jika demikian kami permisi."

Kedua bodyguard itu membungkuk, dan membalikkan badanya meninggalkan apartmen tuanya.
Pria itu kembali memasuki apartmenya, kini ia duduk di sofa warna abu-abu. Pria itu meluruskan kakinya, posisi kaki kanan berada di atas kaki kirinya.

Ia memandangi layar ponselnya, entah apa yang ia lihat tapi itu mampu membuatnya tersenyum penuh arti.
Padahal intensitas pria ini tersenyum sangat sedikit.

Hari-hari biasanya ia selalu gunakan hanya untuk mengurus pekerjaanya di kantor, jika ingin menenangkan pikiranya barulah pria ini keluar ke bar. Menghabiskan waktu disana sepanjang malam.

Lalu apa yang membuat Baskara Gautama kembali ke Indonesia setelah bertahun-tahun dirinya tinggal di New York?.
Entahlah, tentunya ada sesuatu yang sangat menarik perhatian pria ini, sampai-sampai harus kembali.

Di lain tempat, Arjuna Wiratama masih duduk di kursi kerjanya. Pria itu mengenakan kemeja hitam yang lenganya ia gulung sampai siku.

Pria itu menghela nafas, dan memijat pelipisnya. Hari ini banyak sekali jadwalnya mengurus klien-klien yang akan berkolaborasi dengan perusahaanya. Bahkan di depanya masih ada beberapa tumpukan berkas yang harus ia tandatangani.

Arjuna meregangkan tubuhnya, rasanya tubuhnya pegal sekali sebab kelamaan duduk.
Pria itu mengendurkan dasi yang ia pakai, dan melepas satu kancing kemejanya paling atas karena merasa sesak. Kemudian tangan itu terulur mengambil secangkir kopi di depanya yang masih mengepul.

Ia mendekatkan cangkir itu ke hidungnya, menghirup aroma wangi dari kopi itu kemudian meneguknya.

Pria itu menyandarkan tubuhnya ke kursi. Memandang ke atas dan memejamkan matanya sekejap.
Segera ia selesaikan pekerjaanya, Arjuna sudah sangat rindu dengan kasurnya.

Setelah menandatangani beberapa berkas akhirnya Arjuna bisa lepas dari pekerjaanya. Pria itu mengambil jasnya yang tersampir di kursinya lalu memakainya.

How Could Anyone Hate The Rain?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang