2. Pilihan Hidup

3.8K 459 39
                                        

Jangan lupa vote komen 💞
Happy reading~

***

Hilal meletakan ponselnya setelah melihat berita tentang penyelamatan semalam yang dia lakukan bersama teman-temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hilal meletakan ponselnya setelah melihat berita tentang penyelamatan semalam yang dia lakukan bersama teman-temannya. "Mereka tau dari siapa nama Kesatria Geni?" gumamnya lalu berdiri, karena nama Kesatria Geni memang bukan nama resmi regu 7 pria petugas pemadam kebakaran itu. Itu hanya sebutan dari komandan mereka yang terkadang memang suka berlebihan.

"Meng, Cimeng!" seru Hilal seraya berjalan ke sana kemari, hingga melongok ke kolong meja dan lemari seperti mencari sesuatu. Pria berwajah datar itu bahkan menunjukkan wajah khawatirnya karena tidak kunjung menemukan apa yang sedang ia cari. 

"Cari apa, Lal?" tanya Zaenal yang baru muncul seraya membawa secangkir kopi instan.

Hilal menoleh. "Lo liat Cimeng?" tanyanya. 

"Cimeng?" Ulang Zaenal lalu Hilal mengangguk. "Kayaknya tadi sama Nadil deh," imbuhnya lalu mengaduk kopi.

"Oke." Hilal mengangguk lalu melangkahkan kakinya keluar dari pantri. Kaki jenjangnya yang terbalut celana biru tua seragam berhenti di ambang pintu. "Lo liat Jenin?" tanyanya.

"Gue nggak tau," jawab Zaenal dengan cepat dan terdengar ketus, bahkan dia tidak menoleh.

Hilal menarik ujung bibirnya sebelah, sebentar. "Mau sampai kapan lo mau musuhin adek lo sendiri, Nal?" tanyanya mengenai konflik saudara kandung itu, tapi diabaikan. Pria berhidung mancung itu menatap temannya yang sudah duduk di balkon lalu menggelengkan kepalanya. Tangannya menutup pintu lalu segera berjalan menjauh dari pantri untuk mencari keberadaan Cimeng, si kucing berwajah hitam kesayangannya.

***

Zaenal atau pemuda yang biasa dipanggil Enal menoleh untuk memastikan kepergian Hilal lalu menghela nafas panjang. Mata kecilnya menatap ke depan, menatap hijaunya pohon trembesi yang ada di depan kantor dinas pemadam kebakaran. Tangannya mengangkat cangkir putih lalu menyeruput kopi instan. Bibir tipisnya menyunggingkan senyum tipisnya setelah memikirkan ucapan temannya barusan. Kapan dia akan berbaikan dengan Jenin? Jenin Ragnala, memang adik kandung dari Zaenal. Keduanya lahir dari rahim dan memiliki DNA yang sama.

Zaenal sangat menyayangi adiknya, dia bahkan berjanji akan membuat hidup adik-adiknya jauh lebih baik darinya. Dia tidak mau adiknya seperti dirinya yang sudah mencari uang sejak usianya masih muda. Dia ingin adik-adiknya lebih sukses darinya, itulah yang ada di pikiran Zaenal sebagai anak pertama yang memiliki 2 adik.

Laki-laki yang memiliki garis senyum di matanya itu bahkan memilih merelakan cita-citanya, agar kedua orang tuanya bisa fokus pada adiknya yang usianya dua tahun lebih muda darinya yaitu Jenin.

Di saat Zaenal memilih jalan hidupnya untuk menghidupi kehidupannya sendiri, justru Jenin mengikuti jejaknya. Zaenal tidak ingin Jenin seperti itu, dia ingin adiknya cukup melanjutkan pendidikan tanpa bekerja, agar kelak memiliki pekerjaan yang tidak terlalu berisiko. Namun, Jenin membantahnya, dan justru mengikuti jejaknya menjadi relawan pemadam kebakaran. Zaenal kecewa, sejak saat itu keduanya tidak berbincang kecuali saat tugas, itu pun jika penting saja. 

Kesatria Geni [NCT DREAM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang