Pada tahun 1978, 13 Desember, Norbel dan Elastoria mencapai ketegangan tertingginya, hingga menyatakan Perang antara satu sama lain, Aspen sebagai anggota NIL (Norbel Intelligence agency), Mata-mata terkenal di Norbel karena personalitasnya yang dingin, ditugaskan untuk mengumpulkan Intel Elastoria, Dia dikirim menggunakan pesawat penumpang, dan menyamar sebagai Polisi militer dengan indentitas palsu.
.
.
.Serangkaian orang-orang dengan baju berseragam berdiri, berbaris. Apel pagi yang selalu dilakukan hampir setiap hari dengan ucapan dan kalimat yang berbeda, tetapi maknanya terus berulang.
Aspen, polisi dengan pangkat militer berdiri di tengah-tengah kerumunan polisi lainnya, badannya lebih pendek dan mungil jika dibandingkan dengan lautan manusia di lapangan.
Amanat akhirnya selesai, kegiatan apel pagi berlanjut hingga akhirnya mereka dibubarkan. Aspen merenungkan kembali perkataan dari pembaca amanat tadi, perihal sesuatu yang saat ini sedang menjadi hal paling krusial dan juga penting.
'Berita yang penuh kebohongan.' Adalah tema yang setiap hari selalu terselip di seluruh amanat. Ia melirik ke sekelilingnya, mencari-cari celah dimana ia bisa menemukan hal yang terkait dengan tema berikut.
"Hoi, Aspen. Ngapain melamun? Cepat kembali ke ruangan kita, ada seseorang baru." Jelas salah satu rekan tim Aspen. Dan juga double Agent dari Elastoria, Tanpa mengatakan apapun Aspen pergi mengikutinya, masih menganalisis sekitarnya.
Setibanya mereka di ruangan khusus para polisi militer. Aspen berada di tempat yang tidak terlalu terlihat. Mereka semua berdiri dengan rapih, berbaris menunggu siapa orang yang akan datang.
"Starla Walton, silakan perkenalkan dirimu." Ucap kepala polisi militer. Ia menyebutkan nama seorang wanita.
Semua tatapan orang-orang segera mengarah ke wanita yang baru saja memasuki ruangan itu. Wanita itu memiliki rambut pirang pendek yang lurus, matanya seindah langit jingga di sore hari.
"Salam kenal rekan-rekan saya sekalian. Nama saya Starla Walton, detektif yang akan bekerja sama dengan kalian. Mohon kerja samanya." Ia memberi salam, lalu tersenyum percaya diri.
Aspen hanya melihat ia sebagai detektif baru, ketika yang lain mengatakan kalau Starla adalah seorang detektif yang berbakat dengan catatan kasus yang pernah ia tangani selalu berakhir dengan lancar.
Namun, Aspen mungkin akan mengubah pikirannya setelah suatu kejadian.
Aspen memutuskan untuk tidak peduli terhadap detektif baru ini, tujuan dia adalah untuk ke Ruang Archive dari Markas besar ini, dan mengumpulkan semua Intel yang ada.
Setelah urusannya selesai, Aspen berjalan menuju pintu yang sepi dilewati orang-orang. Kehadiran Aspen rupanya sudah ditunggu oleh seseorang, itu adalah rekannya yang tadi.
"Ambil ini," Ia menyerahkan sebuah berkas kepada Aspen, "Aku sudah menutupinya. Tapi lebih baik kau waspada." Ingatnya, kemudian pergi duluan meninggalkan Aspen sendirian.
Pria itu membuka berkas yang baru saja ia dapatkan, sebuah sobekan kertas terselip di antara file-file di dalam. Sebuah koda tertulis di kertas itu, Aspen mengerti arti dari kode itu. (- .- / -... ..- - ..- .... / -.- .- -- ..- / ..- -. - ..- -.- / -- . -. --. ..- -- .--. ..- .-.. -.- .- -. / .. -. ..-. --- .-. -- .- ... .. / - . -. - .- -. --. / - .- -.- - .. -.- / -- .. .-.. .. - . .-. / -- .. .-.. .. -.- / . .-.. .- ... - --- .-. .. .- --..-- / -.- .- .-. . -. .- / -.- .. - .- / .- -.- .- -. / -.- .- .-.. .- .... --..-- / ... . -.- .- .-. .- -. --. -.-.--| Aspen, kita butuh kamu untuk mengumpulkan informasi tentang taktik militer milik Elastoria, karena kita akan kalah, Sekarang!)
"Ethan, apa kau serius?" Protes Aspen, merasa kesal, tapi itu tidak ada gunanya. Bagaimanapun juga ini adalah pekerjaannya, kehidupannya.
Aspen memutuskan ini sudah cukup. Ia pergi melewati pintu yang sama seperti yang dilewati Ethan, rekannya. Ia berjalan di koridor yang sibuk, orang-orang berlalu lalang memikirkan urusannya masing-masing, mendadak Aspen menabrak sesuatu yang membuat berkasnya itu jatuh ke Lantai.
Aspen melihat ke atas menuju orang yang lebih tinggi tersebut dan itu adalah Starla Walton , detektif baru, yang baru saja diperkenalkan tadi oleh kepala polisi militer.
Ia mencoba untuk tetap tenang, tetapi Starla melihat sobekan kertas milik Aspen, membuat Aspen mengambil kertas sobekan itu lebih dulu. Starla membantu Aspen merapikan berkasnya, ia tersenyum, tetapi Aspen bisa merasakan bahwa senyuman itu aneh.
Starla kini menaruh rasa curiga kepadanya, "Maaf telah menabrak anda. Boleh saya tahu namamu?" Ujarnya. Memberikan Aspen berkasnya lagi.
"Terima kasih telah membantu saya detektif Starla, saya Aspen. Saya juga mohon maaf karena tidak berhati-hati ketika sedang berjalan." Jawab Aspen, menerimanya, kemudian ia menaikkan pandangannya ke arah Starla.
Mata mereka bertemu, mata jingga milik Starla menatap mata unik milik Aspen yang memiliki dua warna, biru dan merah.
Starla melihat gerak-gerik Aspen, dan bisa melihat bahwa Aspen itu gugup. Starla berhasil melihat kode Morse yang ada di berkas yang dipegang Aspen.
"Tuan Aspen, anda membawa berkas apa?" Tanya Starla, sedikit curiga dengan Aspen. Kegugupan Aspen bertambah, tapi dia tetap dingin.
"Bukan urusan anda, permisi, saya ingin pergi." Ujarnya, Aspen mulai berjalan cepat meninggalkan Starla bingung dan curiga, sangat curiga.
"Tuan Aspen, tunggu sebentar." Starla meraih pergelangan Aspen. Pria itu menjadi terkejut, mata mereka lagi-lagi bertemu.
Starla tersenyum tipis, "Mata milikmu terlihat menawan."
Aspen kebingungan dan wajahnya memerah sedikit, sebelum Starla melepaskan tangan Aspen dan pergi. Aspen berjalan menuju kantornya untuk memutuskan cara untuk membobol ruang arsip di sayap B di markas besar polisi militernya.
Setelah beberapa menit berpikir, Ethan masuk ke kantor Aspen untuk menanyakan status Aspen. "Aspen, apakah kamu sudah tau caranya membobol masuk?" Tanya Ethan. Aspen menghela napas dan menggelengkan kepalanya.
"Aku butuh waktu lebih banyak... Kirim pesan ke Markas NIL dan bilang aku butuh 7 hari untuk ini." Bilang Aspen ke Ethan, Ethan mengangguk dan hormat ke Aspen sebelum keluar dari ruangannya.
Aspen bersender ke kursinya dan menghela nafas, ini sangat membuat dia tertekan jika harus dilakukan dengan cepat, Aspen melihat ke berkas berisi kode rahasianya itu untuk membacanya kembali, Aspen sedang berpikir sambil membaca berkasnya berulang-ulang kali.
Tiba-tiba Aspen melihat ada yang membuka pintunya, Aspen panik dan langsung menaruh berkasnya, ternyata itu adalah Ethan. "Aspen, saya menemukan cara untuk masuk the ruang arsip." Katanya.
Aspen menghela nafas dan menyuruhnya untuk duduk. Setelah dia duduk, tanpa basa-basi, Ethan langsung mengasih tau Aspen.
"Jadi Aspen, setelah melihat denah dari bangunan ini, anehnya ruang arsip ada pintu masuk rahasia." Ujar Ethan.
Aspen menjadi tertarik dan menaruh tangannya di meja. "Oh iya kah? Pintu rahasianya berada dimana?" Tanya Aspen. Ethan menghela nafas sebelum menjawab Aspen.
"Di ruangan personil baru itu Aspen, di ruangan Starla Walton." Ujar Ethan, mengingatkannya dengan kejadian yang sebelumnya terjadi setelah pertemuan mereka itu.
Aspen terlihat ragu dengan informasi tersebut. "Jadi... Rencanamu adalah?"
Ethan tersenyum sinis, "Jadi seperti ini. Kau harus membuat hubungan yang bagus dengan Starla Walton. Kalau boleh membuat hubungan asmara juga boleh." Jailnya.
Chapter 1 Fin