chapter 2

459 27 0
                                    

Halah pak-pak, kok bisa terjebak dua kali sih! Bodoh gak sih namanya?

Air tadi sudah aku kasih obat penenang. Tentang bagaimana caranya, itu rahasia. Aku gak ingin membagi ilmu kriminalku.

Aku membawa pak Bas kembali ke apartemennya. Aku sudah cukup tahu tentang informasi pribadi pak Bastian, termasuk tempat tinggalnya walau sekalipun aku belum pernah ke sana. Pak Bastian tinggal di sebuah apartemen yang jaraknya tak begitu jauh dari gedung kantor kami. Aku meminta bantuan security untuk membawa tubuh besar pak Bastian naik ke unit apartemennya di lantai 24.

"dia kenapa mas?" tanya security gedung itu dengan logat khasnya.

"kayaknya lagi kecapean pak." Jawabku. Aku tak mungkin jujur kronologi mengapa pak Bas bisa tak sadarkan diri.

"oh. Gak dibawa ke dokter mas." Lanjut lelaki itu.

"engg...nanti pak." Balasku kembali. "terima kasih yah pak." Ucapku setelah kami telah berada di dalam unit apartemennya. Security gedung itu akhirnya pamit keluar, aku lantas membawa pak Bas masuk ke dalam kamarnya.

Kamar pak Bas sangat rapih, viewnya juga cantik, mengarah langsung ke pusat kota. Aku menyingkap tirai, berdiri diam memandang keluar. Cukup lama, mungkin selama sebatang rokok telah pupus ku hisap seandainya aku seorang perokok. Aku lalu berbalik ke belakang, lihatlah sosok yang telah kubuat tak berdaya itu. aku mendekatinya, duduk di sisi ia terbaring tak sadarkan diri.

Punggung tanganku membelai wajahnya yang rupawan itu, mengikuti garis rahangnya yang tegas, hidungnya yang tinggi mancung, kulitnya yang mulus, bibirnya.... Ahhh sungguh lembut bibir ini saat jariku menyentuhnya. Kuturunkan kepalaku mengecup bibir lembut itu. hanya sebuah kecupan, lalu kecupanku berlabuh ke jidat, pipi, dan kembali ke bibirnya.

Aku ingin memberinya cap, bahwa ini milik Brian. Tak ada yang boleh memilikinya selain Brian. Begitu terobsesi aku dengannya.

Pandangku kemudian bergerak ke bawah, kemudian kutanggalkan baju yang menutupi tubuh indahnya. Jersey olahraga yang masih menempel bau tubuh pak Baskara. Aku cukup terlihat seperti psikopat saat kusesap dalam-dalam baju itu ke hidungku. Hidungku sudah terbiasa dengan aroma ini, aku sudah cukup mengenali aroma tubuhnya yang selalu membuatku candu.

Baju pak Bas telah tertanggalkan, pemandangan di depan mataku sekarang adalah pemandangan yang selalu membuatku menelan ludah. Pak Bas terbaring telentang memamerkan otot badannya yang kubilang terpahat sempurna. Ototnya kering, padat dan badan pak Bas juga bukan tipe yanng bongsor, kulitnya yang putih mulus, membuat pemandangan itu makin terlihat memikat.

Tanganku kembali membelai tubuh indahnya, meremas otot dadanya hingga memainkan putingnya. Namun tak cukup tanganku yang bermain, lidahku tak kalah liarnya menjilati tubuhnya yang penuh obsessed itu.

Sekarang, kuturunkan celananya, tak ada lagi pakaian yang menutupi tubuhnya. Pemandangannya sungguh indah ditangkap mataku. Aku kemudian berdiri depannya, berkacak pinggang sambil menyeringai. Kutanggalkan juga pakaianku, baju dan celana, menyisakan celana dalam yang kubiarkan tetap menutupi daerah intimku.

Sebelum kumulai aksiku, kufoto pak Bas yang telanjang bulat dalam kondisi tak berdaya itu. kemudian aku duduk kembali di sisinya, memegang dagunya kemudian menggelengkannya ke kiri dan ke kanan. Aku kembali menyeringai, Pak Bas, kamu milikku sekarang!

Aku melabuhkan ciumanku kembali di bibir ranumnya, kemudian lidahku bergerak menjelajahi tubuh seksinya. Lehernya yang kokoh dan berotot, ditambah jakungnya yang menonjol yang membuatnya terlihat makin seksi. Lidahku bergerak ke bawah, ke pundaknya lalu ke area ketiaknya. Aku mengangkat tangannya, menyesap daerah armpit itu dengan aroma khas tubuhnya yang membuatku ke nirwana. Kujilati daerah itu kemudian bergerak ke area lengannya yang kokoh. Jari-jemarirnya tak luput dari jilatanku. Shit, aku terlalu candu dengan tubuhnya yang telah membuatku sakau ini.

Aku kembali ke area dada bidangnya, terlihat sangat bidang, yang rasanya ingin kuselalu menyandarkan kepalaku disana. shit.... Aku bukan manusia semelow itu. yang kulakukan sekarang masih sama, menjilati dada bidangnya sembari tanganku meremas-remasnya. Putingnya yang terlihat menegang, menonjol bak biji ketumbar, ku hisap seolah menyedot sisa saripati di tubuh pak Bram.

Aku bergerak lebih ke bawah, ke area perut sixpactnya yang benar-benar padat. Aku sempat menyentuhnya, memukul-mukul perut sixpactnya hanya sekedar ingin tahu seberapa padat miliknya. Sempurna!!!

Aku kemudian menindih tubuhnya, berbaring diatasnya kemudian menggesek-gesekkan tubuhku dengan tubuhnya.

Aku merentangkan tangannya, tanganku lalu menyelinap ke bawah, merangkul ke belakang punggungnya. Kontolku yang masih tertutupi celana dalam, ku gesek-gesekkan di kemaluannya. Tak kusadari peluh di badanku bercucuran, namun itu hal yang bagus, gesekannya makin terasa licin diantara tubuh kami.

Aku menarik tubuhku ke atas, kusudahi aksi menggesek-gesekkan badan itu. aku kembali menatapi tubuh pak Bas yang lagi-lagi membuatku menelan ludah. Pemandangan di selangkangannya sungguh indah. Meski kontolnya tidak sedang ereksi tetapi pemandangannya tetap indah. Kulupnya terpotong bersih dan juga bulu kemaluannya terpotong habis.

Aku tidak ingin memainkan objek candu itu, tadi aku sudah puas mengoralnya. Aku mengangkat paha kokoh pak Bas hingga kulihat lubang analnya yang terlihat bersih terawat. Thanks pak Bas, kamu sudah merawatnya dengan baik. Tau gak sih worrynya aku mengapa gak belum pernah anal sex? Yah karena ini. aku orang yang lumayan jijian, gak ada jaminan bahwa lubang anal pasanganku itu bersih, and you knowlah itu sebenarnya jalur apa. But change my mind.

Aku gak jijik sama sekali dengan lubang anal pak Bas, lidahku dengan buasnya menjilati lubang yang kemerahan itu. di benakku sama sekali tak ada pikiran itu sebenarnya jalur apa, aku hanya berfikir, disitulah nanti kontolku akan kuhujamkan dan licking ini caraku agar kontolku bisa masuk dengan mudah.

Aku telah memasang kuda-kuda di depan paha pak Bas yang terbuka lebar, kontolku sudah kuolesi gel pelumas begitupun lubang anal pak Bas. But wait, ada sesuatu yang lupa kulakukan.

Aku mengambil ponselku kembali, mengarahkan kamera ke arah pak Bas. Posisi ini harus aku abadikan, ini adalah bukti bahwa kau telah menaklukkan pak Bastian. Ok done, aku membuang ponselku di samping pak Bas.

Aku mengurut kontolku terlebih dahulu, membiarkan gel pelumas tersapu rata, aku juga meludahi kontolku sebelum benda perkasa ini menembus sempitnya lubang anal pak Bastian yang sudah menantang di depanku. Kudorong pantatku ke depan hingga kontolku menyentuh mulut anal pak Bas.

Kudorong lagi kontolku masuk ke anal pak Bas, agak susah mendorongnya ke dalam. Mungkin karena lubang pak Bas belum pernah dimasuki sebelumnya, aku sebenarnya juga tak begitu tahu apakah ada istilah virgin untuk aktifitas anal sex ini. ini juga pengalaman pertamaku, and you know, meski aku player, aku belum pernah mendapat cewek yang virgin. So, aku gak tau bagaimana rasanya berhubungan sex dengan orang yang masih virgin.

Kudorong terus kontolku hingga sepenuhnya bersarang di dalam lubang analnya pak Bas, and Holly Shit, ini enak banget, sumpah!!!! Rasanya kontolku kejepit, sempit banget, dan saat kontolku ku gerakin, seluruh aliran nadiku bekerja. Rasanya seperti ingin meledak, Huh!!!!

Aku harus jujur, ini lebih enak daripada aku ngentok vevek cewek yang selalu mengakui keperkasaanku.

Aku terus melakukan penetrasiku di anal pak Bas yang sedang tak sadarkan diri, sesekali harus kutarik keluar, sekedar hanya untuk mengambil nafas. Kumasukkan lagi, pantatku bergoyang maju mundur sembari aku terus mendesah.

Huh...Hah....ohhh my god...Holly blood...ahhh....

Aku sangat puasa hingga pejuku akhirnya kubiarkan tersembur di anal pak Baskara.

GOD, IT'S FUCKING FUNTASTIC.

aku menjatuhkan tubuhku disamping tubuh pak Bas sembari menatapnya dengan senyum menyeringai.

"Pak Bas, aku masih terobsesi denganmu. Aku telah mengecapmu, ingat itu." ucapku membelai wajahnya.

ObsessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang