4

126 12 0
                                    

Jennie kini menunggu Yeri yang masih latihan panah di bawah pohon. Meskipun Yeri bolak balik tepat sasaran, rasanya bosan melihat Yeri menang terus.

"Nih anak jago main panah kenapa ke bumi main panahan lagi" Monolog Jennie menggeleng kepalanya.

Dari kejauhan Jennie mendengar segerombol orang yang tengah kagum dengan cara bermain Yeri dalam memanah. Jennie pun mengambil kesempatan dengan mengabadikan nya lewat video dan dikirimkan ke grup.

"Hahaha liat noh si bocil di kagumi banyak pria" Ucap Jennie ketawa.

"Itu Yeri namanya, dia anggota dari Esteria" Ucap salah satu pemuda menunjuk ke arah Yeri. Jennie dari dekat hanya menyimak apa yang di bahas oleh kedua pemuda itu.

"Jadi lu suka sama dia?" Tanya pemuda yang lain.
"Iyaa, dari awal gua ketemu dibawah cahaya bulan" Ucap pemuda yang menyukai Yeri itu.

"Hah cahaya bulan?" Batin Jennie memikirkan apa yang dibahas oleh Lisa tadi pagi soal dirinya yang ketahuan.

"Kalo cuma Lisa yang ketahuan, kenapa Yeri juga ketahuan?" Jennie bergelut dengan batinnya. Apa yang sebenarnya terjadi.

Tanpa Jennie sadari, kedua pemuda itu sudah menghilang dari penglihatannya. Jennie berdiri dan mencari keberadaan kedua pemuda itu. Seandainya Jennie tadi langsung menggunakan kekuatannya, mungkin dia bisa mencari tahu apa yang terjadi.

"Woy Jen, ngapa lu? Kok lu kek habis ngeliat zeus" Ucap Yeri santai menghampiri Jennie.

"Eh yer, tadi lu liat gak dua pemuda yang tingginya hampir sama?" Tanya Jennie.
"Hah, hampir sama siapa tingginya? Kalo sama gue gak ada lah" Jawab Yeri memakan es krim nya.

"Hish sudahlah, cape ngomong sama bocil" Ucap Jennie ngambek.
"Idih si kutu kupret ngambek, nih makan es krim gua. Tapi sedikit."

"Dapat es krim dari mana lo?" Tanya Jennie memakan sedikit es krim yeri.
"Dikasih seseorang, gak tau gua. Cuma katanya dititipin ke Umji terus dikasih ke gua" Jawab Yeri memakan es krimnya.

"Ih kalo di taruh racun mati kita berdua"
"Idih, emang kita bisa mati semudah itu? Kan setengah dewa"
"Setengah manusianya jangan lupa bocil"


Jisoo kini sangat mengantuk mendengarkan pidato Pak Charles. Dan karna ngantuknya. Jisoo berulah.

Jisoo memanipulasi tanaman raflesia hingga mengeluarkan bau yang sangat menyengat. Pak Charles yang tidak kuat pun akhirnya menyelesaikan kelas lebih awal.

"Hahaha lucu banget, coba si Seulgi ikutan kesini" Gumam Jisoo sembari keluar kelas.

Tanpa disadari, perbuatan yang Jisoo lakukan sudah disadari oleh Jin yang melihatnya.

"Jisoo" Panggil Jin menghentikan Jisoo.
"Ya? Kenapa Jin?" Tanya Jisoo.

"Lu besok sabtu kosong gak?" Tanya Jin
"Hmm sepertinya kosong, kenapa?"

"Sabtu gua bikin acara di rumah, lu mau gak datang bareng kawan-kawan lo" Ajak Jin.

"Ikut gak ya, gua bilang kabarin nanti aja kali ya" Batin Jisoo

"Hmm, gua coba tanya anak-anak ya pada mau apa kagak hehe" Jawab Jisoo.
"Oke deh, kalo jadi chat gua aja ya"

"Tapi gua gak punya nomor kontak lu" Ucap Jisoo mengeluarkan ponselnya.
"Ah iya, sini gua kasih nomor gua" Ucap Jin mengambil handphone Jisoo dan memasukkan nomornya.

"Oke, makasih yaa"
"Makasih kembali Jisoo, gua duluan ya. Bye" Pamit Jin pergi meninggal Jisoo.

Kling!

Υιός του θεού // BLACKVELVETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang