Episode 1

84 6 0
                                    

* Krishna

    Ada sepasang laki-laki dan perempuan gelisah, mereka adalah pasangan suami istri yang bernama Dewaki dan Basudewa. Dahulu, sejak Basudewa menikahi Dewaki, dari kehamilan pertama sampai kehamilan keenam, Dewaki kehilangan anak-anaknya sejak bayi sampai 6 kali. Namun, tidak dengan kehamilannya yang ketujuh, pada saat itu Rohini (istri pertama Basudewa) datang menjenguk mereka. Ia memiliki keinginan untuk bisa memiliki anak. Dengan kuasa dewa, janin yang berada di rahim Dewaki berpindah ke rahim Rohini. Maka, selamatlah anak ketujuh mereka.

    Mereka tampak gelisah dengan keturunan ke delapan mereka dari bangsa Yadhawa yang dikandung Dewaki. Karena masa itu telah tersebarnya sebuah virus bernama "Sutyamitha".
Sutyamitha adalah sebuah virus yang disebarkan oleh Kansha yang menginginkan seluruh kaum Yadhawa musnah dengan virus baru nya.

Saat itu, banyak calon emas bangsa Yadhawa telah gugur karena virus ini. Dengan ditandai lidah sang bayi muncul tanda bisa dari ular anak konda. Dengan penuh rasa bingung dan takut, Dewaki berjalan menemui sang suami.

Dewaki: "Tuanku, apa yang harus kita lakukan sekarang?"...
Basudewa: "Aku tidak tahu, Dewaki. Mungkin kita lakukan bunuh diri saja".
Dewaki: "Tuanku, apakah melakukan bunuh diri itu dosa paling besar?'...
Basudewa: "Dewaki, bunuh diri itu memang dosa, tapi kalau itu dijadikan sebagai sebuah jalan terakhir untuk kebenaran bisa".
Dewaki: "Baik tuanku".

  Mereka pun menjalankan rencana mereka untuk bunuh diri disebuah penjara rumah di perbatasan antara Mathura - Vrindavan.
Dengan kesadaran yang belum stabil, mereka pun hanya mengira bahwa mereka telah berada di Nirwana. Tetapi nyatanya tidak.

Dewaki: "Suamiku ... Kita ada dimana? Apakah kita sudah berada di Nirwana?"...
Basudewa: "Aku pun tidak tahu, Dewaki".
Dewa Wisnu: "Kalian bertiga berada di Swargaloka". Dewaki dan Basudewa kaget mendengar ada suara yang tidak diketahui sumber suaranya.

Dewa Wisnu: "Tenanglah anak-anak kalian berada ditempat yang aman".
Dewaki: "Dewa... Maafkanlah kami yang sudah berputus asa dengan mengambil jalan ini... hiks... hiks...".
Dewa Wisnu: "Aku tahu kalian berada diambang ketakutan, maka aku membawa kalian kemari untuk mengatakan suatu hal".
Basudewa: "Ka... Kalau hamba boleh tahu Dewa, apa yang Dewa bicarakan kepada kami".
Dewa Wisnu: "Mulai hari ini, aku Wisnu, akan bereinkarnasi menjadi manusia sebagai anak Dewaki dan Basudewa".
Dewaki: "Tttt... Terimakasih, Dewa atas karunia ini. Sebagai pemuja mu, aku sangat sangat merasa terhormat bisa menjadi ibu bagi salah satu avatar mu, Dewa", ucap Dewaki sambil menangis bahagia.
Dewa Wisnu: "Baiklah, aku akan mengantar kalian ke bumi".

     Setelah kejadian itu, kesedihan yang dialami Dewaki sirna dengan kebahagiaan yang tak terkira. Bagaimana tidak, selama ini ia tidak pernah merasakan kehidupan yang sesungguhnya.

*_*

9 bulan kemudian...

  Dewaki berjalan kearah jendela dengan wajah yang penuh harapan. Walaupun pada saat itu sedang ada hujan badai yang disertai halilintar, tak membuat perasaan Dewaki berubah. Sambil mengusap perut yang sudah membesar yang disertai komat kamit mengucapkan nama Wisnu, ia berujar.
Dewaki: "Apakah ini saatnya aku akan melahirkan bayi yang suci ini?".

     Sambil berjalan tertatih-tatih ke tempat tidur, ia menahan sakit yang mulai terasa. Namun setibanya ditempat tidur, kontraksi yang sudah ia tahan malah semakin menjadi-jadi.
Dewaki: 'aah... aah... Hiks...", ucap Dewaki yang sudah tidak tahan menahan kontraksi. Basudewa yang melihat istrinya tidak berdaya itu, langsung meminta tabib yang memang sudah ada untuk membantu proses persalinan Dewaki. Basudewa yang berada di atas pangkuan Dewaki pun, hanya bisa pasrah pada tuhan.

Dewaki: "Suamiku, apakah... apakah anak kita akan baik-baik saja?", ujar Dewaki yang mulai putus asa.
Basudewa: "Anak kita akan baik-baik saja, Dewaki. Ingatlah pada perkataan Dewa Wisnu, putra kita ini adalah reinkarnasi nya. Jadi, aku mohon kau tak usah cemas", ucap Basudewa meyakinkan Dewaki. Dengan susah payah, akhirnya lahirlah Putra ke-8 Basudewa yang sehat dan selamat dari sang virus.

  Dewaki yang sudah mulai tersadar, melihat sang anak untuk ia gendong. Dengan bercucuran air mata bahagia, ia menyusui bayi itu dengan suka cita. Setelah mengendong dan sempat memberikan ASI, ia menulis surat untuk sahabatnya di Vrindavan.

     Sahabatku, Yashoda

Ini aku, Dewaki...

Yashoda, aku sudah mendapatkan pesan dari Rohini, bahwa putraku yang ke-7 berada di rumahmu. Aku... sangat merasa senang mendengarnya. Yashoda... aku akan menitipkan putraku yang kedua kalinya. Jagalah ia sampai berumur 15 tahun. Kali ini, aku yang akan memberikan nama untuk putraku, "Krisna".

   Dari putri Ugrasena, Dewaki


  Akhirnya dengan hati yang amat berat, Dewaki pun melepaskan dengan ikhlas sang anak yang akan dibawa suaminya ke Vrindavan.

Dewaki: "Tuanku, tolong berikan surat ini kepada Yashoda".
Basudewa: "Iya, Dewaki. Akan ku berikan surat ini kepada nya".

   Basudewa pun mulai berjalan menuju Vrindavan yang terpisah dengan sungai Yamuna yang sudah mengamuk bagaikan ombak di lautan. Dengan berbekal ketangguhan, Basudewa yang sambil mengendong anaknya pun meyakinkan diri untuk bisa melewati sungai itu. Rupanya saat Basudewa berada ditengah-tengah sungai, tanpa ia sadari kaki Krishna sudah menyentuh sungai Yamuna serta ada seekor ular yang berkepala 5, ia adalah ular Sesnagh dan seketika itu juga, sungai Yamuna membelah menjadi dua untuk memberikan jalan bagi Basudewa dan anaknya.

    Untunglah, Basudewa telah selamat sampai di Vrindavan. Lalu, pergi menuju rumah sahabatnya, Nanda.

Tok... Tok...

Nanda: "Siapa itu?".

Klek...

Nanda: "Basudewa, bagaimana kabar mu?".
Basudewa: "Nanda, aku baik-baik saja, bagaimana kabar mu, Nanda?".
Nanda: " Aku baik-baik saja, Basudewa. Sangat kebetulan sekali kau berkunjung ke rumah ku, memang nya ada apa, Basudewa?".
Basudewa:" Begini, Nanda. Aku ingin kau menjaga anakku lagi. Karena aku tidak ingin putraku terkena virus itu. Saat ini hanya kau lah yang bisa aku percaya kan. Dan ya, ini ada surat dari Dewaki aku harap Yashoda bisa membaca surat itu", ujar Basudewa sambil menyerahkan anak nya dan sebuah surat.
Nanda: "Baiklah Basudewa terimakasih".

*_*

Ada 2 orang perempuan yang sedang mengolah susu dengan dua orang anak kecil yang berumur 6 tahun dan 4 tahun. Mereka adalah Yashoda, Rohini, Durgandhini dan Balram.

Balram: "Kakak, mengapa kakak tampak gelisah?".
Durgandhini: "Kakak hanya cemas menunggu ayah, Balram".

Nanda: "Yashoda...".
Yashoda: "Ada apa suami ku", ujar Yashoda sambil berdiri dan membersihkan tangan.
Nanda: "Kita kedatangan adik nya Balram".
Yashoda: "Adik dari Balram, apa kau baru saja bertemu dengan Basudewa?".
Nanda: "Iya istriku, aku baru saja bertemu dengan Basudewa. Ia meminta kita untuk merawat anaknya dan Dewaki juga menulis surat untuk mu", kata Nanda sambil menyerahkan anak Basudewa dan sebuah surat.
Yashoda: "Tampan sekali kau, nak. Pantas saja para merak seperti gembira saat kau akan berjalan menuju rumah".

   Setelah puas melihat anak itu, ia pun membuka surat itu. Ketika itu, Yashoda benar-benar fokus pada surat yang ia pegang. Tak terasa air matanya lolos jatuh dari matanya.

"Dewaki, kau sangatlah baik hati. Aku akan membalas budi pada mu. Terimakasih atas kepercayaan mu pada ku untuk merawat Balram dan Krishna, Dewaki. Aku akan berusaha untuk melindungi mereka dari segala marabahaya".

1085 kata

Krisna dan kerajaan Sunda GaluhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang