Setelah puas dengan es krim yang mereka beli gleen dan fero kini berada di taman kota,mereka duduk berdua di kursi taman tersebut dengan sesekali membicarakan materi kuliah yang sempat gleen tinggalkan, Perasaan fero kini bercampur aduk ia senang kala melihat sifat gleen yang mulai merespon baik dirinya dikala dia berada didekatnya namun fero juga bingung apakah gleen bersikap seperti ini karna tulus ataukah cuman merasa kasian saja karna dia sudah menyakitinya.
Waktu terus kian berjalan, ditengoknya benda yang melingkar dipergelangan tangannya sekilas,waktu menunjukan pukul 22:45. fero segera mengajak gleen untuk pulang,karna ponselnya kehabisan daya dan tak sempat mengabari sang ibundanya.
"Eummmm,,,,pulang yuk,udah malem juga,takutnya ibun khawatir hp gw mati jadi gak sempet ngabarin" ujar fero
"Okeh,yuk gw anterin lo pulang" gleen
"Gak usah mending lo langsung pulang ajah gw bisa pesen ojek online" fero
"Gak ada penolakan" gleen
Setelah sedikit perdebatan diantara mereka,fero pun menyetujui nya.fero berjalan mengekor dibelakang tubuh gleen menuju mobil yang mereka parkir tak jauh dari kursi tempat mereka duduk tadi.disepanjang jalan tak ada suara,hanya kecanggungan yang melanda kedua insan tersebut.
Fero tak banyak bicara,hanya ia menjaga sikapnya saja,, tidak ingin pria yang ia sukai risih dan tak nyaman ketika berada di dekatnya,sebenarnya banyak pertanyaan yang ada di dalam benaknya yang ingin ia tanyakannya kepada gleen,namun ia ragu untuk menanyakannya.
Tak lama kemudian mereka sampai didepan rumah fero,fero hendak membuka sabuk pengaman yang melekat ditubuhnya namun sialnya susah,gleen melihat fero yang kesusahan berniat untuk membantunya,kini tangan kirinya berada di sandaran kursi yang fero duduki,ia mengikis jarak diantara mereka,sehingga jarak antara wajah gleen dan fero sangatlah dekat hingga suara deruan nafas masing-masing terasa menyapu di area wajah keduanya
Gleen tertegun, memandang lekat wajah pria kecil tersebut,menelusuri setiap inci wajah mulus fero,halis yang tebal,mata yang cantik,kulit putih mulus,dan pandangan gleen berhenti di bibir pink alami milik fero
Cupppp
Tanpa gleen sadari fero tlah mendekatkan wajahnya dan dengan sekejap mata kedua bibir tersebut bertemu,gleen membolakan matanya kaget,mencerna apa yang sedang dilakukan oleh pria mungil itu,fero mulai melumatnya perlahan,dan gleen mulai ikut terbawa suasana ia membalas lumatan dan mulai menikmati ciuman tersebut,tangan fero meraih tengkuk gleen dan memperdalam ciumannya,semakin lama ciuman keduanya semakin ganas dan kasar,namun gleen yang menyadari apa yang telah mereka lakukan itu ia langsung menjauhkan tubuhnya dari tubuh fero.suasana di dalam mobil terasa canggung dengan keduanya terdiam
"Gw cabut dulu" sarkas fero tanpa memandang wajah gleen
Sebelum gleen menjawab,fero segera membuka pintu mobil,namun ketika fero akan beranjak dari duduknya gleen menahan tangan fero,fero terdiam sejenak dan melirik ke arah gleen yang menahan tangannya
"Tunggu" gleen
"Titip salam buat ibun ya,terus bilangin maaf karna pulangnya kemalaman" sambungnya
"Okehhh,nanti gw sampein,hati-hati di jalan"
Setelah fero menjawabnya ia segera keluar dari mobil dan perlahan mobil gleen melaju,menjauh dan menghilang ditelan oleh jarak.
*
*
"Shitttt" umpat gleen
Ia menyentuh bibirnya lalu ia masih bisa merasakan bibir fero yang lembut dan manis,mungkin bagi dirinya ini bukan pertama kalinya ia berciuman dengan laki-laki tapi ia baru pertama kali merasakan bibir laki-laki yang lembut dan manis seperti milik fero
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Baby l GleenFero l GeminiFourth
FantasyGimana jadinya seorang Gleen Ananda Putra yang notabenenya pria yang cool sedingin kulkas 7 pintu berubah 1850° setelah luluh dan jatuh hati kepada seorang pria yang bernama Fero Aditya Pratama Yang sifatnya bertolak belakang dengan dia. "Gleen gw...