Middlenight Academic School

134 5 2
                                    

~⁠♪(⁠♡THE ENGENE♡⁠ ⁠)⁠ ⁠~⁠♪
🔍
⁠~⁠♪(⁠♡ 🎼🎼🎼♡⁠ ⁠) ⁠~⁠♪
🔍
(⁠ ♪⁠♪♪⁠♪♫ )

Happy reading and enjoy
🔍
🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼

"NATAA!!!" Teriak suara lantang tepat dari arah belakang tubuh Nata. Nata yang baru saja keluar dari mobil lantas menoleh ke arah sumber suara, tampak seorang laki-laki berseragam SMA dengan dimple serta mata kucingnya berlari sambil melambaikan tangannya ke arah Nata yang langsung tersenyum ceria.

"KANAA!!!" Balas Nata dan mereka langsung berpelukan layaknya seseorang yang tidak pernah bertemu satu sama lain.

"Gua kira lo jadi sekolah di Jepang, Tante Vanya gak jadi pindah proyek kerja ke Jepang?" Tanya Nata pada Kana yang tampak menghela nafasnya berat.

"Mamah gua udah berangkat ke Jepang sekitar tiga bulan yang lalu, gua sekarang tinggal sama bik Ani."

"Kok lo gak ikut ke Jepang?"

"Mamah gua gak ngebolehin gua ikut ke Jepang, katanya gua lebih baik selesain sekolah di Jakarta aja." Tutur Kana yang tampak menyembunyikan raut wajah kesedihannya.

"Na, kalo lo merasa kesepian di rumah lo bisa maen ke rumah gua, lo tau kan orangtua gua tuh sayang banget sama lo." Hibur Nata.

"Oh ya, lo sama bang Nando masih gak akur kah?" Kana mengalihkan pembicaraan.

"Bang Nando sekarang udah tinggal di rumah sendiri, katanya dia mau mandiri dia juga katanya udah punya bisnis sendiri."

"Wiihh keren bang Nando."

"Tapi, tetep aja kalo pulang ke rumah bang Nando gak pernah negur gua."

"Serius lo?"

"Udah lah, biarin aja nanti juga cepat atau lambat hubungan gua sama bang Nando bakal membaik."

"Setidaknya, Nat lo masih punya orangtua lengkap yang sayang dan perhatian sama lo,  walaupun hubungan lo dan kakak lo emang kurang baik. Lah gua, udah kayak anak terlantar. Sebenarnya sih, gak terlantar hanya aja gua jarang punya waktu sama nyokap gua. Nyokap gua sibuk sama kerjaannya, sebagai singgle parents gua akui nyokap gua tuh bisa mencukupi kebutuhan sekolah, jajan gua, primer, sekunder dan apa yang gua mau pasti bisa di beli dengan uang. Tapi, waktu gua sama nyokap gua gak bisa di beli pake uang. Kadang gua kangen sama kehidupan masa kecil gua waktu masih ada bokap gua, eh malah jadi curhat gua, sorry yaa." Kana tersenyum simpul sambil menepuk pundak Nata karena ia merasa canggung ketika ia lepas kendali saat mengobrol dengan Nata, apalagi jika Kana sudah membahas tentang keluarganya bisa lepas kendali, beruntung itu adalah Nata, sahabatnya dari kecil yang memang sudah sangat mengerti tentang kondisi keluarga Kana.

"Santai aja kali bro!" Nata merangkul pundak Kana lalu tersenyum dan mereka pun langsung masuk ke dalam kelas mereka, kebetulan mereka berada di kelas yang sama. Kana memilih tempat duduk di belakang Nata, awalnya Nata yang ingin duduk di belakang kursi yang sudah di tempatkan oleh Kana, tapi Kana langsung menyuruh Nata untuk duduk di depannya karena, Nata pasti akan sulit konsentrasi jika duduk di belakang.

🎼🎼🎼🎼🎼🎼🎼

"FANOO!!!"

"Apalagi!" Fano menatap tajam ke arah laki-laki di hadapannya yang langsung menciut, padahal siswa itu hendak mengantarkan berkas-berkas daftar nama-nama murid baru kelas junior pada Fano untuk kegiatan agenda MOS tahun ini.

The Engene Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang