Surat untuk Soe Hok-gie

4 0 0
                                    

Gie, apa kabar? Lama tak menyapamu di dalam tulisanku,

Gie, sebentar lagi kamu ulang tahun, aku sebenarnya ingin menulis sebuah surat buatmu, tapi aku sedang bingung dan rasanya banyak yg menekan mentalku, sehingga aku susah buat fokus bikin sesuatu.

Gie, maaf jika tulisanku ini sama sekali tidak rapi ataupun aesthetic, tapi Gie, aku sangat pingin bercerita ke kamu bahwa aku sedang merasa resah, aku seperti terjebak dalam kondisi emosional liminal space karena abis break up dari kekasih (aku tidak tahu, Gie.. dia menghilang begitu saja, i miss the old him, tapi semakin aku kejar semakin aku tidak bisa dapatkan dia, dia sudah benar-benar berubah, sementara perasaanku padanya masih sama seperti awal aku kenal dia).

Gie, menyedihkan ya? Aku jadi teringat sebuah puisi milikmu, Gie..
Puisi yg berjudul Sebuah Tanya

Jakarta, Selasa, 1 April 1969
Sebuah Tanya by : Soe Hok-gie

Akhirnya semua akan tiba
Pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui

Apakah kau masih berbicara selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku

Kabut tipis pun turun pelan-pelan
Di lembah kasih, lembah Mandalawangi

Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekap kau
Dekaplah lebih mesra, lebih dekat

Lampu-lampu berkelipan di Jakarta yang sepi
Kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya

Kau dan aku berbicara
Tanpa kata, tanpa suara
Ketika malam yang basah menyelimuti Jakarta kita
Apakah kau masih akan berkata
Kudengar derap jantungmu

Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta

Hari pun menjadi malam
Kulihat semuanya menjadi suram
Wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara
Dalam bahasa yang kita tidak mengerti

Seperti kabut pagi itu
Manisku, aku akan jalan terus
Membawa kenang-kenangan dan harapan-harapan
Bersama hidup yang begitu biru

***

Gie, aku suka puisi mu yg begitu melankolis itu

Gie, sangat sakit ketika kita masih mencintai seseorang tapi hubungan sudah di ambang bahkan sudah berakhir

Gie,  sudah dulu ya, nanti mungkin bakal aku tulis surat curhat lagi buat Gie.., aku harap kamu tidak merasa keberatan, terimakasih, Gie manis.

Curhatan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang