Festival pertengahan musim panas telah datang. Perayaan tersebut jatuh pada hari ini, dan istana turut serta melakukannya meskipun tidak semegah tahun sebelum-sebelumnya karena bagaimanapun istana baru saja berduka.
Malam menjelang, dan pelataran istana sudah penuh dengan banyak orang. Baik dari para anggota istana itu ataupun dari rakyat biasa yang bergabung. Ratusan lampion bersiap untuk diterbangkan malam ini, dengan ratusan orang yang berpartisipasi juga didepan pelataran istana yang begitu luas.
Setelah memberikan sambutan dan membuka acara malam ini, Bible akhirnya kembali dan bergabung bersama dengan Luna yang duduk sendirian di balkon lantai tiga istana, menghadap pelataran istana dan memperhatikan manusia-manusia dibawah sana. Sedikit tersembunyi sehingga yang ada dibawah sana tidak bisa melihatnya.
"Tidak dingin, Luna?" Tanya Bible setelah mendudukkan dirinya tepat di samping Luna, diatas sebuah sofa lembut yang tadi sengaja Bible perintahkan untuk dipersiapkan disana. Build menggeleng sambil menunjukkan cardigan yang dia pakai, cukup tebal dan hangat.
"Yang Mulia tidak bergabung dengan yang lainnya?" Tanya Build.
"Yang lainnya siapa?" Bible kemudian menangkap beberapa jajaran petinggi istana dibawah sana, saling bercengkrama, dan dia mengerti siapa yang dimaksud Build
"Tidak. Biar Pak Tua itu saja yang mengurus semuanya." Dia menunjuk Piya. "Aku ingin menemani Luna disini."
"Padahal saya tidak apa-apa disini sendiri."
"Memang aku yang ingin menemani. Aku juga ingin sendiri." Jawab Bible santai kemudian merogoh sakunya, mencari sesuatu.
"Dari Nakunta." Katanya sambil mengulurkan sebuah bungkusan cantik. Sebuah kue, kue bulan dan sepertinya itu berisi kacang merah.
Build tertawa kecil sambil menerimanya dengan kedua tangan. Nakunta, itu adik Bible. Dan dia sudah beberapa kali bertemu dengan anak itu. Dia baik, dan lucu.
"Dia belum menyapa hari ini." Gumam Build sambil membuka bungkusan itu, lalu menggigitnya.
"Dia mungkin sibuk mempersiapkan lampionnya sendiri. Anak kecil itu..." Bible menggelengkan kepalanya heran.
"Nakunta sudah remaja." Build mengkoreksi.
"Tidak, dia masih anak kecil. Kelakuannya pun seperti anak-anak." Dan Bible tidak terima. Dia tau Build memiliki soft spot untuk adiknya itu. Karena Nakunta pun pintar mencari perhatian. Mereka sudah bertemu beberapa kali sejak Bible memperkenalkan keduanya secara resmi beberapa sekitar tiga minggu lalu. Dan dia tau mereka berdua sudah akrab sejak saat itu. Dia jadi sedikit kesal karena dirinya sendiri pun memerlukan waktu cukup lama untuk bisa 'sebebas' ini dengan Luna Build. Bahkan hingga sekarang pun dia masih berusaha. Tapi tidak dengan adiknya.
"Dia lucu." Build kembali membela, hampir menghabiskan setengah kue yang dia miliki. "Aku selalu menginginkan seorang adik sejak dulu."
"Ambillah saja dia kalau begitu. Aku sudah cukup." Bible berkata dengan santai, tapi tentu saja dia bercanda.
"Tentu, dia kan adikku juga mulai sekarang." Balas Build tidak kalah santainya sambil tersenyum lebar, namun kemudian senyumnya melembut.
"Mendiang Yang Mulia juga mengatakan ingin memiliki adik."
"Dia memiliki tiga." Jawab Bible, ya meskipun dia tau ketiga adik mendiang Raja Nodt atau para pangeran berasal dari dari ibu yang berbeda.
"Apakah Yang Mulia tau siapa adik kesayangan mendiang Raja Nodt?" Tanya Build tiba-tiba.
"Hmm? Siapa?" Bible terlihat berpikir "Prince Job?" Tidak tahu, dia hanya asal menyebut karena sepertinya Prince Job adalah yang paling sering terlihat bersama dengan mendiang Raja Nodt dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LUNA [BIBLEBUILD]
FanfictionTentang Luna Build yang ditinggal mati oleh Raja Nodt dan Bible, Raja baru, serta cara mereka untuk membuat semuanya menjadi sempurna. ### Cerita ini adalah bagian dari project ulang tahun Bible Wichapas Sumettikul yang diselenggarakan oleh Ultrafe...