Part 1 - The Luna

1.7K 144 10
                                    

Cerita ini adalah bagian dari project ulang tahun Bible Wichapas Sumettikul yang diselenggarakan oleh Ultrafeng x BBB. Awalnya, cerita ini dipost di karyakarsa dan pembaca bisa donasi untuk bisa membaca (donasi digunakan untuk project ultah Bible, gift + penanaman mangrove)

Berhubung project sudah selesai (dan sukses), maka naskah sudah dihapus dari karyakarsa dan dikembalikan ke masing-masing author.

Jadi agar bisa dibaca lagi, jadi aku mutusin buat upload ulang disini (untuk donatur Karyakarsa juga sudah dapat pdfnya kok).

Cerita ini hanya akan terdiri dari 2 chapter dan pasti akan langsung selesai (maaf untuk serenay dan mielle masih belum lanjut, aku masih sibuk).

Jadi, selamat membaca!

***

"...Istana Bruelland telah mengumumkan meninggalnya Yang Mulia Raja Nodt sore hari ini. Dalam pengumuman resmi istana, disebutkan Yang Mulia Raja meninggal dalam kecelakaan tunggal yang terjadi hari ini dalam perjalanan pulang Raja dari pertemuan kenegaraan di Mre City. Yang Mulia Raja akan disemayamkan di tanah Bruelland pada hari—"

Klik!

"...Pengumuman resmi bahkan baru diberitakan di seluruh negeri, dan Papa sudah mengatakan apa tadi?!"

Rumah besar dengan dominan warna kayu, pekarangan luas, dan suasana yang terlihat hangat tersebut harus dipenuhi dengan sebuah obrolan bernada tinggi di sore hari itu. Ah, sebenarnya yang terjadi bukan benar-benar obrolan, karena faktanya nada tinggi yang terdengar hanyalah dari satu arah. Dari satu sisi.

"Nak, dengarkan Papa. Ini adalah solusi yang terbaik—"

Seorang omega dengan pakaian rapi dan elegan, rambut blonde nyaris putih yang disisir rapi ke belakang hingga memperlihatkan keningnya terdengar mencoba berbicara, masih penuh dengan rasa sabar meskipun Alpha lawan bicaranya terlihat tidak peduli dan tetap mengeluarkan kalimat-kalimat dengan nada tinggi dan penuh emosi.

Dua Alpha lainnya yang berada di ruangan yang sama dan menyaksikan obrolan itupun tidak dapat berbuat banyak. Seperti mereka menyadari bahwa mereka tidak seharusnya ikut campur dalam hal ini atau mereka akan menambah rumit semuanya.

"Pa, aku harus berada di istana sekarang." Potong si Alpha tegas dan berusaha mengemasi barang-barangnya segera.

"Bible, dengarkan dulu apa kata Papamu." Menyadari tidak akan ada solusi jika pembicaraan terus berlangsung seperti ini, Alpha tertua yang ada di ruangan itu akhirnya angkat bicara. Mengeluarkan nada yang sama tegasnya untuk memperingatkan anak sulungnya itu.

Bible. Wichapas Sumettikul. Alpha yang sejak tadi terus berbicara nada tinggi itu akhirnya menghentikan kegiatannya sebentar kemudian menghela nafas pelan. Memilih untuk mengalah dan menuruti sang Ayah untuk mendengar apa yang dikatakan Papanya, Pangeran Thana.

"Make it quick, Pa. Aku harus segera berada di istana dan kalian juga harus bersiap." Bible bergumam pelan. Sebenarnya dia sudah bisa menebak bahwa apapun yang akan Papanya katakan nanti tidak akan jauh berbeda dengan apa yang dia dengar sebelumnya. Dan ya, dia sebenarnya mendengar semuanya dengan baik di kali pertama Thana berbicara padanya. Dia hanya memilih untuk tidak mempercayai telinganya sendiri.

"Nikahi Luna Build dan jadilah Raja, Nak."

Right? Lihatlah, itu benar-benar sama. Bahkan kalimat dan nada bicara papanya benar-benar sama. Sebuah permintaan dan pernyataan yang masih sama konyolnya sejak pertama kali dia mendengar itu. Dan rasanya, Bible juga masih ingin memberikan jawaban yang sama.

"Tidak." Jawab Bible tegas. "Papa, ayolah. Jangan bertindak konyol. Kita bahkan masih ada dalam kondisi duka, keponakan Papa baru saja meninggal dan apa yang Papa katakan barusan? Papa menyuruhku untuk menikahi Omeganya?"

THE LUNA [BIBLEBUILD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang