satu

76 6 0
                                    





Pagi yang cerah seharusnya diawali dengan suasana yang tenang dan damai tapi sepertinya itu tidak akan berlaku untuk keluarga Kim yang pagi ini sudah rusuh karena teriakan teriakan yang saling bersahutan dan menggema di dalam rumah megah mereka.

"Sudah aku kembalikan Hyung!"

"Ya tapi tidak ada Jungkook!"

"Makanya kalau cari itu yang benar biar ketemu!"

"Sudah Hyung cari dengan benar tapi tetap tidak ada. Itu karena memang belum kamu kembalikan Jungie!"

Si sulung Kim menghela napas mendengar keributan yang terjadi di lantai atas. Sebenarnya bukan perkara asing lagi jika salah satu adiknya akan berdebat dengan si bungsu di setiap paginya, tapi dia juga tetap bisa merasakan lelah kan. Memilih menghentikan acara membuat sarapan sebentar untuk menghampiri keributan di lantai atas karena jika di biarkan perdebatan mereka akan terus berlanjut hingga pagi kembali datang.

Setelah masuk ke dalam kamar adik bungsunya dia semakin di buat pusing karena suara keduanya yang teramat keras hingga rasanya kamar pun ikut terguncang- oke ini terlalu berlebihan.

"Hyung juga masih bisa pakai yang lain kan tidak harus pakai baju yang itu!"

"Tapi Hyung ingin pakai yang itu!"

"Memangnya kenapa harus pa-"

"Hei-hei apa lagi sekarang?" Si sulung memotong perkataan bungsunya dan bertanya dengan nada yang frustasi membuat kedua adiknya menatapnya terkejut karena kehadirannya yang tiba-tiba.

"Hyung aku ingin memakai baju yang di pinjam Jungie dua hari lalu, dia bilang sudah mengembalikan nya tapi saat kucari tidak ada. Itu artinya belum dikembalikan kan?" Anak kelima di keluarga Kim itu mengadu seperti anak kecil pada kakak nya.

"Benar begitu Jungkookie?"

"Sudah aku kembalikan kok Hyung. Jimin Hyung saja yang tidak mencarinya dengan benar." Si bungsu Jungkook tetap menyanggah dan kukuh pada pendapatnya membuat si sulung menghela napas untuk kesekian kalinya.

"Jimin kamu bisa pakai yang lain dulu hari ini, nanti Hyung bantu carikan jika memang sudah di kembalikan. Sekarang sudah hampir jam 7 kamu ada kelas pagi kan?" Si sulung Kim itu berbicara sambil sesekali merilik pada adik bungsunya yang juga sedang menatapnya.

"Iya Hyung." Jawabnya pelan dan berlalu dari kamar adiknya tapi sebelum benar benar pergi dari sana dia sempatkan untuk memberikan tatapan kesal pada adik bungsunya.

"Kamu beneran udah balikin bajunya?" Setelah memastikan Jimin sudah pergi dia kembali bertanya pada Jungkook. Sekedar menguatkan asumsi keduanya juga memastikan siapa yang salah.

"Seokjin Hyung tidak percaya padaku?" Jungkook bertanya dengan alis menukik tajam dan mata bulatnya yang berpendar kesal.

"Tidak Hyung hanya ingin memastikan saja. Tidak usah kesal begitu." Seokjin menjawab cepat saat dia menangkap sinyal bahwa adiknya kesal dan akan segera merajuk. Kemarahan si bungsu adalah hal yang paling mereka hindari selama ini.

"Sudah aku kembalikan tapi aku juga lupa menaruh nya dimana. Tapi yang pasti sudah aku kembalikan, Jimin Hyung yang salah karena sudah menuduhku belum mengembalikan nya." Ucapnya menggebu-gebu membuat Seokjin mengulum senyum karena sungguh adik bungsunya terlihat sangat menggemaskan.

"Yasudah iya, akan Hyung beritahu Jimin Hyung mu ya. Sekarang mandilah ini sudah siang. Hyung tunggu dibawah untuk sarapan."

"Heung!"

Dan setelahnya bisa Seokjin lihat adiknya yang berjalan ke kamar mandi dengan kaki yang di hentakkan membuat pipi gembilnya bergoyang pelan. Benar benar tidak mencerminkan remaja berusia 17 tahun.

"Ya ampun sarapanku!" Seokjin berlari kalang kabut setelah ingat jika dia belum menyelesaikan acara membuat sarapannya.

.

.

.




Sekarang semuanya sudah berkumpul di meja makan dan memakan sarapan mereka masing-masing dengan suasana yang benar benar terasa aneh karena si bungsu yang merenggut sejak datang tadi, bahkan memakan sarapan nya dengan malas malasan. Kakaknya saling melirik satu sama lain seakan bertanya apa yang terjadi. Minus Jimin dan Seokjin tentu saja.

"Jungkookie makanlah dengan benar. Tidak baik seperti itu." Seokjin berbicara dengan nada yang lembut agar adiknya tidak merasa sedang dimarahi.

"Hmm!" Jawabnya ketus.

"Jawab dengan baik bungsu, yang sedang berbicara itu kakak sulung mu." Ucap si kakak kedua dengan nada dingin.

"Iya." Jawabnya lagi. Tapi tetap memakan makanan nya dengan malas tanpa menghiraukan tatapan kakak kakaknya. Moodnya sedang buruk, sangat buruk. Jadi tidak ada yang boleh mengganggu nya- setidaknya sampai moodnya sedikit membaik.

Jimin menghela napas sebelum akhirnya berdiri untuk menghampiri adiknya. Menangkup pipi bulat adik bungsunya dan berkata lembut sekali.

"Maafkan Hyung ya, memang Hyung yang salah karena lupa menaruh nya dimana setelah kamu kembali kan. Sebagai gantinya akan Hyung belikan es krim nanti sepulang dari kampus."

"Tidak mau!" Ucap Jungkook seraya memalingkan wajahnya. Enggan menatap kakak kelimanya.

"Kenapa tidak mau? Es krim nya dua cup loh, jumbo lagi. Bonus satu pack susu pisang juga." Bujuknya lagi. Dan berhasil, bisa dia lihat mata bulat adiknya itu melirik kearahnya.

"Dengan brownies coklat juga tidak?" Tanya Jungkook. Oh si bungsu ini pandai sekali untuk menawar.

Jimin terkekeh kecil sebelum menjawab. "Iya dengan brownies coklat juga."

"Yasudah di maafkan." Ucap Jungkook pelan.

"Apa Hyung tidak dengar Jungie?"

"Iya sudah di maafkan Hyungie..." Ucapnya sekali lagi dengan nada yang mendayu membuat Jimin gemas dan tidak tahan untuk tidak mengecup pipi bulatnya.

Interaksi mereka yang manis itu tidak luput dari saudaranya yang lain. Sedari tadi mereka sudah menahan gemas untuk tidak memeluk dan menguyel-uyel pipi si adik bungsu. Jungkookie memang sangat manis dan menggemaskan. Mereka bersyukur karena Tuhan mentakdirkan nya sebagai bungsu mereka.

Dan hari itu di akhiri dengan Jimin yang menepati janjinya untuk membelikan apa yang sudah ia janjikan untuk adik bungsunya. Tentu dia harus menepati nya karena jika tidak si bungsu itu akan merajuk dan mendiaminya selama satu Minggu penuh, dan Jimin tidak akan sanggup jika itu benar benar terjadi. Karena dia terlalu sayang pada adik bungsunya. Ngomong ngomong sebenarnya jika di lihat bukan Jimin yang bersalah karena yang lupa menaruh baju itu dimana adalah Jungkook. Tapi yasudah lah sesalah apapun Jungkook Jimin akan tetap mengalah karena Jungkook adalah kesayangan nya. Ingat ini hanya berlaku untuk Jungkook yang lain jangan harap.










Tbn. 17 Desember. 2023

Pertama kalinya nulis cerita mohon dimaklumi kalau agak aneh.




Sengaja ditulis untuk mengobati rindu dan kegalauan karena di tinggal 7bujang wamil.

Seeyou💜



Terlalu sayang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang