🍒🍒🍒
"Gini nih kalo nyari masalah sama psikopat" ujar Keisha.
Sementara Valen masih tertawa tidak jelas karena mengingat kejadian baru saja, dia rasa mereka melakukannya dengan benar tapi salahnya adalah mereka mengajak bermain orang yang tak biasa.
Keisha menghela napas kasar, lalu dia mengusap wajahnya dan menatap kakinya yang diperban oleh Marlon. Dia tatap terus kakinya, dia tidak ingat mengapa kakinya bisa sesakit itu dan cepat mengeluarkan darah.
Saat berdiam lama, akhirnya gadis itu tersadar dan dia melamun mengingat kejadian gila pada hari itu. Dimana dia bermain dengan badut psikopat, dia menyerahkan diri pada badut itu untuk mati. Ya, dia ingat itu.
Tak ingin takut lagi karena membayangkan kejadian itu, "eh, ini gudang kan?" tanya Keisha tak ingat.
Valen mengerutkan keningnya, "rumah sendiri aja lupa apalagi isi rumah Marlon" balas gadis itu. "Iya ini rumah mu" lanjutnya.
Keisha berjalan mendekat kearah pintu, dia sedikit tak yakin dan tak percaya jika dirinya dan juga Valen dikunci dari luar. Apakah mereka masih tega? Apakah mereka masih tidak memiliki belas kasihan? Marlon? Apakah laki-laki itu tega dengan istrinya?
Cek lek
Valen menoleh menatap Keisha yang membuka pintu, dia tersenyum dan langsung berdiri menghampiri Keisha. "Ngga dikunci dong?" tanya nya.
Keisha menggeleng, "engga, di gudang ngga ada kunci" jawabnya. "Udah ayo keluar" lanjutnya, mereka pun berjalan keluar gudang dan naik tangga keatas.
Gudang Keisha berasal dibawah tanah, jadi ada tangga untuk turun ke gudang.
Keisha dan Valen mengintip dari cela jendela kamarnya, melihat Marlon dan lainnya tengah sibuk berbicara sehingga suara mereka tak dapat didengar oleh para gadis-gadis mungil ini.
Valen berdecak sebal, menatap pacarnya yang terlihat sok tampan itu membuatnya sebal bukan salah tingkah. Saat dia hendak turun dari atas kasur, kakinya tersandung karpet dan membuatnya jatuh.
Kepalanya terbentur kaki kasur, membuat Valen langsung berteriak kesakitan sambil memegangi kepalanya.
Keisha menoleh menatap kaget Valen yang terjatuh dengan suara yang cukup keras, dia melompat dari atas kasur dan langsung menghampiri Valen.
"Valen! Sebentar aku panggilin kak Fabio ya!" ucapnya lalu dia berlari.
Dan saat hendak membuka pintu, dia dikagetkan oleh munculnya Marlon dan lainnya yang sudah berdiri didepan pintu yang hendak membuka pintu kamarnya.
Keisha meneguk ludahnya susah, lalu dia berjalan mundur dan mempersilahkan Fabio untuk masuk. Dia langsung menggendong tubuh gadisnya dan keluar dari kamar dengan rasa khawatir nya.
Keisha terlihat ingin menangis, dia takut akan disalahkan. "Suami.. Hiks.. Aku.. Hiks.. Karpetnya yang salah! Hiks.." ucap gadis itu langsung memeluk Marlon.
Marlon membalas pelukannya, "iya kamu ngga salah kok, yang salah karpetnya" lanjut Marlon menenangkannya. Lalu dia menoleh kearah teman-temannya yang masih berdiam diri menatapnya dan Keisha.
"Apa?"
Mereka menggeleng bebarengan.
"Sana bantuin Fabio, malah ngeliatin gue"
Mereka pun meninggalkan kedua pasutri itu, Marlon menuntun Keisha ke arah kasur. "Istirahat ya, nanti kaki kamu makin parah" pitah Marlon.
Keisha mengangguk, walaupun pikirannya masih tertuju pada Valen. Apakah gadis itu tidak apa-apa, dan apa Fabio akan salah paham padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐞𝐢𝐧𝐠 𝐓𝐡𝐞 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 𝐎𝐟 𝐀 𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐨𝐩𝐚𝐭𝐡 (END)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!! .... Marlon adalah orang yang berbahaya bagi Keisha, laki-laki yang lebih tua dua tahun darinya itu tak akan membiarkan Keisha keluar dari hidupnya. Semua berubah sejak pertemuan pertama antara Marlon dan Keisha, kehidup...