Sakit.

766 34 2
                                    

"Ish, makanya di minum dulu obatnya!"–Tegas Rin pada Sae, sudah beberapa ratus kalinya dia meminta Sae agar meminum obat, hari ini sang Itoshi sulung sedang sakit hanya demam biasa, dikarenakan kemarin pulang larut maybe masuk angin.


"Gak mau, pahit!"–bentak Sae balik, dirinya memang mengeluh pusing, panas, dan nyeri tapi tidak mau minum obat, saat ini dia sedang merebahkan tubuhnya di kasurnya, diselimuti selimut yang tebal karena Rin yang memakaikannya dengan alasan Nanti takutnya angin masuk lagi. Padahal kalo sakit serasa hawa tu jadi panas ygy–Author.


"Ngeyel terus, yaudah mau di minum sambil makan Stroberi? Pisang? Apa aja yang penting kakak minum obat, biar panasnya nurun."–Ucap Rin dengan nada lembut kali ini, dia mengelus rambut sang kakak dengan lembut penuh kasih sayang. Walaupun kepribadian Rin terbilang agresif tapi di sisi sang kakak dia akan bersikap lembut Disisi sang kakak.


"Gak mau."–balas Sae acuh, dia membalikan badan nya sehingga memunggungi Rin. Yeuh ni anak ngelunjak Sae menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, menghiraukan Rin yang sedang mengomelinya karena susah di suruh minum obat, alasan Sae tak mau meminum obat dikarenakan menurutnya obat itu pahit, lebih pahit dari hidupnya Eakkk canda hidup Sae manis gini malah di sebut pahit:v

Habis sudah kesabaran sang Itoshi bungsu. Dengan cepat Rin membalikan tubuh Sae, lalu ia naik ke atas tubuh Sae, mengukungnya agar tidak bisa bergerak leluasa, Deru nafas Rin menjadi panas menerpa wajah Sae, Sae reflek menutup matanya, tubuh nya yang kecil terbungkus semua oleh tubuh Rin.

"Kok kakak nakal banget kalo sakit sih?"–Ucap Rin dingin nadanya rendah dan halus seakan memberi tahu Sae agar menurutinya untuk meminum obat.

Sae tidak menjawab ia masih menutup matanya, tubuhnya bergetar karena takut, semburat warna merah menjalar di pipi manis nya, menambah paras cantik dari Sae. Sae mengigit bibir bawahnya karena gugup.

"Nurut, ya, kali ini sama Rin?"–Ucap Rin tak mau di bantah untuk sekarang, dengan cekatan Rin mengambil obat Sae dan segelas air putih memasukkan satu butir obat dan seteguk air ke dalam mulut nya... Lalu Rin menunduk ke wajah Sae, memaksa mulut sang kakak terbuka, Rin mencium Sae sambil menyulurkan obat dari mulutnya ke mulut Sae memaksakan Sae untuk menelan semua obat itu.


Sae hanya bisa pasrah menelan semua obatnya, rona nya semakin menyebar tak kala saat Rin tak mau melepas cumbuan mereka, lidah Rin dengan lihai mengajak lidah Sae untuk bermain bersama, salin melilit dan menghisap.

Selang 2 menit lebih Sae memaksa Rin untuk menghentikan aktivitas cumbuannya, dengan berat hati Rin melepasnya, tak dapat dihindari wajah Rin kian memerah bak tomat masak, saat melihat wajah sang kakak yang teramat ia cinta dan sayang, wajah Sae memerah, tatapan matanya sayu, deru nafas yang tak beraturan dengan air liur di sekitar bibir pink yang sudah membengkak karena Cumbuan dari Rin, bahkan poni Sae yang senantiasa di sisir kebelakang menjadi turun menutupi keningnya (Awokawokawok Dora.)

"Cepet sembuh ya, sayang ku~"–Ucap Rin lembut dan mengecup singkat kening sang kakak tercintanya. Lalu ia mengusap Surai merah bata nan lembut milik Sae, menyuruh sang kakak untuk beristirahat tidur.

"Rin..."–Sae berkata dengan lembut sambil menatap Rin dengan tatapan teduh, Rin menatap manik hijau tosca milik sang kaka yang sama persis dengan maniknya juga.

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
"Kamu ngambil kesempatan dari kesempitan kakak ya?"

Eyyo semua,,, maaf ya up nya telat,,,, actually males ini teh+otak na buntu euy,,,, yoweslah Ndak papa kan??

Perasaan aneh bet ini cerita:v
Au ah serah,,, mau baca gaoaoa, mau enggak juga gaoaoa,,,,

Jan lupa tinggalin jejak ya say~
Bye lopyu all,,,,

He's My Everything! (Rnse)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang