{Eins}

724 74 8
                                    

Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta

Jangan lupa makan hari ini

Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian

'Selamat Membaca'

Stand in the darkness for about two minutes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stand in the darkness for about two minutes

Since that’s all that’s needed

Now, take the match and hold it in front of you and say,....

“Show me the light or leave me in darkness.”

“Show me the light or leave me in darkness.”

“Show me the light or leave me in darkness.”

"You will be left in the darkness!!!!"

Sudah kesekian Haechan menghela nafas kasar membuat ketiga temannya menatap heran. Pasalnya Haechan tidak pernah sependiam ini. Anak ini setiap harinya sangat aktif dan berisik, namun lihat sekarang, Haechan menjadi pendiam dan murung, wajahnya juga terlihat pucat.

"Lu kenapa sih Chan? Tumben banget jadi diam begini," ucap Renjun sambil makan batagor yang dia beli dari kantin FISIP.

"Iya, lu kek zombie tau nggak." Jaemin ikut menimpali walau tangganya sibuk push rank dengan Jeno.

"Semalam gue mimpi buruk. Serem banget sampai gue nggak bisa tidur lagi," ucap Haechan dengan suara lemah.

"Emang mimpi apa?" tanya Renjun yang penasaran.

"Gue kek di dalam lemari gitu, gelap banget sampai dada gue sesek terus ada suara orang ngomong show me your light or leave me in the darkness, kenceng banget suaranya padahal di mimpi itu gue sendirian di dalam lemari."

"Show me your light or leave me in the darkness? Tunjukkan padaku cahayamu atau tinggalkan aku dalam kegelapan?" Celetuk Jeno yang memang paling pinter di antara mereka.

"Terus yang bikin gue nggak bisa tidur lagi itu, setelah ada orang ngomong itu tubuh gue kek ditarik gitu nggak tau kemana yang pasti di sana gelap banget terus ada yang bisikin telinga gue gini, you will be left in the darkness," ucap Haechan lagi sambil mencomot batagor Renjun.

Mereka saling pandang seperti berbicara melalui mata mereka.

"Chan, semalam gue begadang ngerjain tugasnya pak Harto, sekitar jam setengah satu malam ada yang ngetok jendela kamar gue dan ada bisikan juga yang sama kayak lu, you will be left in the darkness, persis kek gitu. Gue nggak berani lanjut ngerjain tugas dan langsung gue tinggal tidur." Renjun menceritakan pengalaman mistisnya tadi malam yang mirip dengan mimpi yang haechan alami.

Jeno dan Jaemin hanya diam namun mata mereka saling pandang seolah berbagi pikiran.

"Jangan bilang lu berdua juga sama kek kita?" tanya Renjun sambil menatap Jeno dan Jaemin bergantian.

Lima detik kemudian tawa keduanya meledak. Tawa yang benar-benar keras hingga membuat para penghuni kantin menatap ke arah mereka sedangkan Haechan dan Renjun mengernyit bingung.

"Kok lu berdua malah ketawa sih?" Tanya Haechan sambil menatap keduanya kesal.

"Hahaha... Nggak kok, kita berdua cuma ngerasa lucu aja gitu dengar cerita lu berdua," ucap Jaemin sambil menghapus air matanya di ujung mata akibat terlalu banyak tertawa.

"Lucu dari mananya sih anjing! Orang lagi serius juga," ucap Renjun dengan muka tertekuknya. Renjun juga kesal dengan sikap Jeno dan Jaemin.

"Maksud Jaemin tuh, kita selama ngekos di kosan Dream127 nggak pernah ada kejadian aneh tapi tiba-tiba dalam satu malam ada kejadian aneh, kan lucu aja gitu, kok bisa hahaha." Jeno menjelaskan maksud dari ucapan Jaemin.

"Ya gue juga nggak tau. Semalam emang ada yang ngetok jendela kamar gue."

Ucapan mereka terhenti ketika suara berisik orang berlari sambil memanggil nama mereka menggema di seluruh kantin.

"Bang... Bang... Gawat bang," ucap pemuda jangkung yang baru datang itu dengan nafas yang tidak beraturan.

"Kenapa lu sung?" tanya Haechan.

"Chenle bang... Chenle bang... huhhh.... huuhhhh."

"Ngomong yang bener anjing." Jeno emosi karena Jisung tidak berbicara dengan benar.

"Chenle meninggal bang."

"HAH!!!"



























"Maksud gue kecelakaan bang. Maaf-maaf."

"Bangsat jantung gue udah merosot sialan," ucap Renjun sambil mengusap dadanya.

"Goblok!! Gue gampar juga mulut biadab lu sung." Haechan sudah mengangkat tangannya untuk menampar mulut Jisung namun Jeno menghentikan aksinya.

"Maaf bang, gue panik soalnya." Jisung menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.

"Terus itu kenapa Chenle kok bisa kecelakaan?" tanya Jeno.

"Tadi waktu berangkat ke kampus bareng, Chenle nggak lihat kanan kiri bang dan kebetulan ada mobil yang lewat kenceng jadi ketabrak," ucap Jisung menjelaskan.

"Tumben? Chenle itu orangnya paling hati-hati. Kok bisa dia ga lihat kanan kiri dulu?" Renjun mengernyit heran.

"Dari pagi emang Chenle udah aneh bang."

"Aneh gimana maksud lu?" tanya Jaemin.

"Dia jadi pendiam banget, terus kurang fokus gitu. Bahkan jarinya juga tadi pagi hampir ke iris waktu masak."

"Terus keadaannya gimana sekarang?" tanya Haechan.

"Kritis bang, tadi bang Taeyong juga udah telfon orang tuanya."

"Chenle ada cerita nggak kenapa dia bisa nggak fokus?" tanya Renjun.

"Dia nggak ada bilang apa-apa sih bang, tapi waktu ngelewatin kamarnya bang doyoung dia jadi ketakutan gitu."

"Aneh," ucap Haechan dan Jaemin bersamaan.

"Menurut lu pada, ada hubungannya nggak sih sama mimpi Haechan dan kejadian yang gue alami?" tanya Renjun.







"Ada yang ga beres disini," ucap Jeno.























TES?

_BERSAMBUNG_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_BERSAMBUNG_

The Closet Game | NCT 127 × NCT DREAM (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang