05

1.9K 74 4
                                    

Jangan pelit follow,vote and komen! Come on readers, this is just telling you to vote.
.
.
.
Happy reading

•••🖤•••

Sepulangnya dari cafe, sejenak beberapa keanehan mulai ditemukan oleh Micel, mulai dari mobil yang sama terus mengikuti nya sampai ke rumah bahkan mobil itu berhenti di jalan pinggir rumahnya, tidak ada yang curiga karena beberapa tetangga biasa memarkirkan mobil mereka di luar, komplek sudah terjamin aman.

Untung saja tadi Micel tidak nekat mengambil jalan sepi, lewat jalan memutar tidak apa-apa yang penting dia selamat sampai akhir.

Jam 12 malam, orang itu tidak kunjung pergi. Tanpa mau memikirkan nya lagi Micel menutup gorden jendela nya dan mulai tidur, namun tanpa di ketahui tadi dia diam-diam menyelipkan kamera pengintai pada gordennya.

Micel mengambil laptop nya, dia mulai mengawasi gerak-gerik orang didalam mobil lewat laptop. Namun tidak disangka-sangka dia malah tertidur setelah beberapa menit.

Dari luar sana Lion melihat suasana mulai aman, dia keluar untuk pergi ke toserba terdekat, bagaimanapun dia juga manusia normal yang butuh makan.

Sebelum benar-benar pergi, Lion sempat menoleh ke arah jendela kamar Micel. Setelahnya senyum terbit di wajah laki-laki tampan berkacamata itu namun kali ini dia keluar tanpa kaca mata.

Menjelang pagi Micel terkejut dengan notif baterai lemah dari laptop yang ada di dekatnya, dengan cepat dia mencharge laptopnya dan meraba kamera yang ada di gordennya. Setelah itu Micel pergi mandi karena setelah ini dia akan mengecek apa saja yang terjadi tadi malam.

Tak butuh waktu berjam-jam untuk seseorang yang selaku tampil natural untuk bersiap, gadis itu kini sedang melihat isi rekaman di layar laptop nya.

Tepat di jam 1 pagi, beberapa menit setelah Micel tidur seseorang keluar dari mobil, Micel men zoom layar laptopnya.

Deg!

Lagi-lagi Lion, dapat Micel simpulkan bahwa cowok itu mengintai nya karena sebentar lagi dia akan menjadi korban, darimana Micel tau? Sebab begitulah tanda-tanda seorang psikopat yang sudah men targetkan seseorang. Dia akan memantau mereka terlebih dahulu.

Badan Micel panas dingin, dia takut ke sekolah namun harus bagaimana lagi sebab nanti beberapa pertanyaan akan terlontar dari mulut sang mama jika dia tiba-tiba ke sekolah tanpa ada riwayat sakit.

•••🖤•••

Gadis itu datang berangkat menaiki mobil sendiri guna menutup diri dari sapaan para osis, dan benar saja saat dia melewati gerbang dia sengaja tidak membuka jendela untuk menyapa.

Tapi usaha gadis itu sia-sia, saat jam istirahat Lion malah duduk sebangku dengannya dan juga dua orang yang sedang sibuk bermesraan didepannya.

"Micel ikut gue yuk! Ada yang mau gue omongin" sedari tadi Lion menatap gadis itu namun tanpa diduga-duga gadis itu malah nampak sengaja mengacuhkan nya, bukan tidak tau apa sebabnya namun Lion tidak menyangka gadis itu akan cuek seperti ini.

Kegiatan makan Micel tertunda, sebenarnya dia tidak benar-benar menikmati makanannya namun sengaja saja. "I-iya kak" gugupnya.

Micel berjalan dibelakang Lion, tidak ada yang menatapnya curiga kenapa dia bersama Lion karena Micel berjalan jauh dibelakang cowok itu.

Sampailah keduanya di taman belakang, tempat yang tidak lazim di kunjungi Lion sekarang bertambah satu partner lagi yaitu Micel yang jadi sering kesini karena Lion.

Dengan tatapan curiga namun Micel tetap mengikuti arahan Lion yang menyuruh nya untuk berjongkok di tepi danau, katanya cowok itu punya sesuatu untuk Micel.

Waspada adalah hal yang selalu di pegang teguh Micel, cewek itu menimang-nimang dia akan di dorong oleh Lion namun tebakannya salah saat dia membuka mata dia malah melihat mainan bebek dari tangan cowok itu.

Lion menaruh mainan itu di danau, bebek mainan tersebut berenang layaknya bebek asli. Micel tertawa melihat lucu nya bebek tersebut.

"Ini kakak yang beli?" Dia masih menaruh senyum di bibirnya.

"Tentu doang, dari dulu gue pengen main ini tapi gak seru kalau gak ada temen, gue rasa lo partner yang tepat"

Rasanya hal negatif tentang diri Lion yang mengganggu pikiran Micel hilang begitu saja, semudah itu dia melupakan hal yang seharusnya di waspadai nya.

Tidak! Tidak! Micel sadarlah dia bukan orang baik.

"Gue bukan orang jahat cel, tapi beberapa orang sering berpikir demikian" ucap Lion tiba-tiba.

Saat mengucapkan kalimat itu Lion terlihat serius, haruskan Micel percaya? Dan tunggu! Apa sebabnya dia mengatakan hal itu pada Micel.

"Semua orang punya sisi jahatnya masing-masing kak, tapi jauh didalam hati nya seseorang juga tetap memiliki sisi lembut walaupun dia enggan menunjukkan nya, karena terhalang keadaan atau tidak ada tempat untuk mengekspresikan nya".

Dengan lembut Micel mengusap punggung Lion yang nampak menunduk lesu, apa benar Lion seorang pembunuh? Micel jadi ragu dengan dugaan buruknya. Cowok itu lebih mirip seperti anak kecil sekarang, lucu di tambah imut.

Hangat dan nyaman, hatinya terasa berdesir mendengar perkataan Micel tadi. Gadis itu mampu membuatnya merasakan hal yang belum pernah di rasakan nya padahal hanya dengan beberapa sikap manis.

Namun itu langka menurut Lion. Kebanyakan gadis yang dekat degannya tidak pernah memberinya nasihat atau kenyamanan. Mereka hanya membicarakan tentang hubungan percintaan yang memuakkan bagi Lion.

.
.
.
See you next chapter again!

Caliion Rajata And Little Lily FlowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang