❝Warna merah muda itu memang indah, jadi jangan sampai terlena.❞
────────────────────────────
KAU mengalami hari yang buruk di tempat kerja hari ini dan hampir dipecat. Jadi, kau memutuskan untuk pergi ke bar pada jam sembilan malam dan Kau meminum beberapa cangkir alkohol. Kau lelah hidup dengan semua masalah yang telah kau hadapi dan ingin istirahat. Kau ingin melarikan diri dan menjalani kehidupan gila yang kau impikan, tetapi kau tahu kau tidak bisa, tidak dengan kesendirian, tidak dengan sedikit uang yang kau miliki. Kau meminum alkohol sampai pukul 11 malam dan meninggalkan bar sekitar tengah malam. Kau menelepon taksi untuk menjemput dan mengantarmu pulang karena terlampau mabuk, tetapi kau memiliki toleransi alkohol yang cukup tinggi dan juga rumahmu dekat, tetapi kau terlalu malas berjalan. Tiba-tiba, saat menunggu di luar Kkau mendengar seseorang mengerang dan menjerit kesakitan di gang.
Kau mengarahkan kakimu kearah gang dan berjalan ke dalam kegelapan. Kau berbelok dan melihat dua pria tergeletak di lantai, dipukuli sampai mati, satu ditembak, dan yang lainnya dilempar ke dinding bata oleh seorang pria berambut merah muda. Kau terkejut melihat kejadian itu, tapi kau berpikir jika kau berhalusinasi karena terlalu mabuk. Pria berambut merah muda itu kemudian mengeluarkan pistol dan mengarahkannya ke kepala pria itu. Kemudian dia menembaknya dengan pistol, membenturkan kepalanya yang menyebabkan pendarah dan membunuh pria itu ditempat. Kemudian, perhatiannya beralih ke arahmu. Dia melihat kearah wanita yang berdiri membeku, kau tampak menggugah selera pria merah muda itu.
Kakimu tiba-tiba membeku, kau tidak bisa bergerak karena suatu alasan sementara pria berambut merah muda itu perlahan berjalan ke arahmu sambil memasukkan pil ke mulutnya. Dia berjalan ke arahmu dan kemudian kau perlahan mulai berjalan mundur. Tak lama kemudian, punggungmu membentur dinding bata gang dan pria itu menghimpitmu ke dinding. Pria berambut merah muda dengan bekas luka di wajahnya serta seringai jahat itu mengambil senjatanya dan mengarahkannya ke kepalamu. Dia perlahan-lahan menurunkan pistol sambil menelusuri lekuk tubuhmu, kau merinding. Dia berkata, "Untuk apa gadis sepertimu berjalan di lorong gelap seperti ini..." Kau tidak dapat berbicara sejenak dan hanya melihat ke matanya yang mempesona, namun ada setitik kejahatan disana. Kau mencoba untuk berbicara tetapi tidak bisa. "Tenanglah." Dia berkata dan mengeluarkan pil dari sakunya, jenis yang berbeda dari yang dia minumsebelumnya.
Dia perlahan membawa pil itu ke mulutmu. Kau berkata, "Maaf, aku berjanji, bahwa aku tidak melihat apa-apa. Tolong jangan sakiti aku, aku akan melakukan apapun..."
"Apapun?" katanya.
Kau menelan ludah saat dia menjauh beberapa sentimeter dari bibirmu dan berkata lagi, "Kalau begitu, mengapa kau tidak menjadi jalangku saja."
"Maaf, apa?" Kamu bertanya denag sedikit terkejut, bertanya apakah kau tidak salah dengaratau pendengarannya yang bermasalah. Kemudian pria itu membawa pil ke mulutmu dan berkata dengan nada tidak terbantah, "Kamu ikut denganku suka atau tidak."
Sebelum kau bisa mengatakan apa-apa, dia mengangkat kedua jarinya dan membuka mulutmu dengan paksa, lalu mendorong pil itu ke tenggorokanmu. Memastikan kau menelan pil itu dengan mengarahkan pistol ke arah dahimu.
...
Beberapa saat kemudian, kepalamu mulai terasa pusing, pandanganmu menjadi buram, dan pria berambut merah muda itu menarikmu ke atas bahunya sambil tertawa bahagia seperti seorang psikopat dan kau pingsan. Dia membawamu ke gedung terbengkalai dan mengikatmu ke kursi, sementara kau masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Setelah Sanzu menyanderamu, kau bangun keesokan harinya. Pandanganmu terasa agak kabur dan kenyataan telah menghantammu. Karena kau mabuk tadi malam dan kau yakin pria merah muda itu memasukan obat-obatan secara paksa kedalam mulutmu, semuanya menjadi sedikit kacau. Kau mengingat kembali semua yang terjadi dan merasakan kejutan menjalari tubuhmu ketika kau menyadari bahwa kau diikat di atas kursi dan mendengar suara pintu terbuka. Kau mendongak dan melihat pria berambut merah muda itu. Pria yang membunuh tiga orang di depan matamu. Pria yang membuatmu merasakan sesuatu dengan sorot matanya dan seringai jahatnya. Pria yang memasukkan pil itu ke tenggorokanmu.
"Lihat siapa yang akhirnya bangun." pria itu berkata sambil berjalan ke arahmu dengan nampan berisi makanan. Kau benar-benar kelaparan tetapi tidak mempercayai apa pun yang akan diberikan pria ini kepadamu. Kau baru sadar jika pria merah muda itu terlihat tampandan berbahaya disaat bersamaan.
"Kamu mungkin bertanya-tanya siapa aku, kan?" Dia berkata dan membungkuk ke arahmu dan dengan menggoda membisikkan namanya "Sanzu Haruchiyo adalah namaku. Seorang anggota geng bernama Bonten, aku yakin kau pernah mendengarnya. Dicari karena melakukan banyak sekali pembunuhan, dan tidak pernah tertangkap polisi, ditakuti semua orang, pecandu narkoba gila."
"Dan kau tahu apa?
"Sepertinya aku baru saja menemukan kecanduan baruku."
"Benar sekali ,itu kau sayang." Katanya sambil menggigit cuping telingamu. Kau baru pertama kali merasakan itu dan dibuat merinding karenanya, dan tiba-tiba rasa terbakar naik ke wajahmu dan kau mulai tersipu.
'Mengapa aku memerah? dia seorang penjahat.' Kau berpikir dalam hati sementara Sanzu menggeser kursi di sebelahmu dan berkata, "Kamu terlihat imut saat tersipu, tapi kurasa aku bisa melakukan lebih dari itu." dia mengatakan itu dengan seringaian nakal.
Kau terguncang oleh keberanian pria ini. Dia meraih nampan makanan, mengambil sendok dan mulai menyuapimu. Pada awalnya, kau menolak, tetapi mengingat kau tidak makan seharian ini dan pusing juga mulai mendera. "Jangan khawatir, aku tidak menaruh obat apa pun didalamnya." katanya. Kemudian dia mulai tertawa, itu terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, Mengingat ida sudah memasukkan obat ke dalam mulutmu. Pada saat itu kau menyadari bahwa pria ini adalah pecandu narkoba. Kau memlingkan wajah dan sedikit makanan tercoreng di wajahmu. Sanzu mendekat, kau tidak bisa bergerak karena dia menahan wajahmu.
Dia menjilat wajahmu dari pipi hingga ke sudut bibirmu dan kemudian mulai memberimu ciuman penuh. Kau membeku pada awalnya, tapi kemudian kau membalas ciumannya kembali yang membuatnya menyeringai dan memasukkan lidahnya ke dalam mulutmu. Memberimu French kiss dan sedikit sesi bercumbu. Kau tidak tahu mengapa tetapi kau merasa sangat tertarik pada pria gila ini, dia berubah menjadi candumu. Menarik diri, menjauh dari mulutmu dan kemudian berkata, "Bibirmu terasa manis, lebih manis daripada obat apa pun yang pernah kuminum. Rasanya aku ingin menjelajahi tubuhmu lebih jauh lagi." Rasa terbakar naik ke pipimu sekali lagi. "Kau benar-benar tidak bisa menahan perasaan yang aku berikan padamu ya?" katanya dan tertawa, kemudian bangkit dan meletakkan nampan makanan ke atas nakas.
Secara tiba-tiba sanzu berkata "Ngomong-ngomong, bosmu mengirimimu pesan dan menelepon mengatakan kamu dipecat dan dia tidak pernah menginginkanmu di perusahaannya lagi."
Itu sangat mendadak, "Apa yang kau katakan?" katamu.
"Oh, dan aku membunuhnya." kata Sanzu. Dia menyeringai, "Kau milikku sekarang, kamu tidak perlu khawatir soal itu dan kau tidak perlu bekerja lagi. Aku akan memberikan semua yang kau inginkan setiap saat sayang."
"Aku dan kau, selamanya."
"Bibirmu dan kau adalah canduku. Tidakkah kamu lihat kita cocok satu sama lain."
Kau tidak percaya semua ini telah terjadi padamu, tetapi untuk beberapa alasan kau tidak marah. Kau berpikir mungkin hidup tidak terlalu buruk sekarang, diculik dan disandera oleh seorang psikopat tampan ini tidak akan pernah sia-sia. Kau mungkin bisa menjalani kehidupan glamor yang selalu kau impikan, dengan pria merah muda itu ada di sisimu.
Kau menatap mata Sanzu dan berkata, "Jika kau benar-benar dapat memberiku kehidupan yang aku inginkan, maka aku akan menjadi milikmu. Aku ingin menjadi candumu. Aku ingin menjalani kehidupan impianku denganmu. Aku ingin melakukan hal terliar bersamamu."
"Oh, benarkah?" Katanya sambil melepaskanmu dari kursi dan dia mengangkatmu hingga melemparkanmu ke kasur yang tepat berada di kamar itu. Dia sedikit mencekikmu dan mulai menjilat kemudian mencium wajahmu. Dia melepaskan cengkeramannya dan mulai memberimu tanda di leher, seperti serigala yang menandai lunanya. Kau mengerang ketika dia menemukan sweet spotmu dan merasakan sesuatu menusukmu dari bawah.
Mendengar kau mendesah nikmat dan memanggil namanya membuat Sanzu menyeringai dan berkata "Jika kau terus mengerang seperti itu, kau tidak akan pernah bisa berjalan setelah ini." dan kemudian tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐎𝐋𝐋𝐈𝐃𝐄 | 𝐁𝐎𝐍𝐓𝐄𝐍 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 🔞
Fanfiction❝𝐋𝐄𝐓'𝐒 𝐅𝐔𝐂𝐊 𝐔𝐍𝐓𝐈𝐋 𝐘𝐎𝐔 𝐒𝐀𝐓𝐈𝐒𝐅𝐈𝐄𝐃❞ This story can make your stomach melt cuz they are so fucking hot as 𝐇𝐄𝐋𝐋. ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ [FEM!READER] | ONESHOOT SLOW UPDATE | ON GOING 2023/06/26 | RATED MATURE If You under 18...