Dominating - Haitani Ran

457 20 1
                                    

PACARMU sekali lagi datang terlambat, memprioritaskan pekerjaannya seperti biasa sementara kau tidak mengerjakan apapun. Duduk di sofa di penthouse bersama keheningan sambil menatap ke pintu, seolah itu akan membawa pria ungumu pulang lebih cepat. Kesabaranmu hampir habis ketika kau akhirnya mendengar pintu terbuka. Berjalan ke ambang pintu, tetapi tidak mengatakan apa pun. 

"Sayang, ada apa?" dia melihat ke arahmu saat dia berbicara, mata ungu jernih mengamati tubuhmu.

"Kamu terlambat, Ran", katamu datar. Paling tidak yang bisa dia lakukan adalah mengirimu pesan, namun dia tidak melakukannya. Sekilas kau berpikir apakah dia berubah menjadi manusia purba yang tidak mengetahui teknologi?. Ran menghela nafas sebelum menjawab, "Aku sedang menjalankan misi." Kau memiringkan kepala, ekspresi wajahmu menunjukkan kejengahan terhadap alasan klise seperti itu.

"Jika kau tidak akan pulang tepat waktu, seharusnya kau bisa mengabariku sebelumnya," kamu berjalan ke tempat pria itu berdiri dan memelototinya dengan keganasan yang tercetak di matamu. "Mengerti?" kamu dengan tersenyum, tapi nada bicaramu yang sedingin es membuat Ran merinding. 

Haitani Ran sering kali hanya meminta maaf saat dia membuatmu kesal, tapi siapakah dia jika bukan pencari sensasi. Dia berbohong jika dia mengatakan tidak senang melihat apa yang akan kau lakukan jika dia terlalu banyak menekanmu. 

"Aku akan mempertimbangkannya", seringai nakal menghiasi bibir merah itu saat dia berbicara, dan kau tidak menghentikan keinginan untuk menghapus senyuman itu dari wajahnya. Kau mencengkeram dasi dan menariknya ke bawah, membuatnya membungkuk sehingga wajahnya sejajar dengan wajahmu. 

"Tidak ada yang perlu dipertimbangkan, kau harus patuh dengan apa yang aku katakan." mendengar perkataan itu membuat pria ungu itu mengangkat mengangkat sudut bibirnya, sepertinya Ran tidak perlu menebak dengan apa akan kau lakukan padanya. Dia bergumam sambil berpikir sejenak, tidak memutuskan kontak mata. "Lakukan jika kau bisa", kau melihat bibirnya semakin melengkung ke atas dan membentuk senyuman yang akan menawan jika tidak berteriak menantang. 'Tidak perlu memberitahuku dua kali' kau melepaskan dasinya dan meraih pergelangan tangan pria itu, dengan kasar menariknya ke kamar bersamamu. Kau mendorongnya ke tempat tidur, melepaskan pergelangan tangannya, sebelum buru-buru membuka kancing blazer dan jasnya. Dia menarik bagian bawah bajumu, dan kau mengangkat tanganmu dengan patuh, membiarkan dia menarik bajumu. 

Selanjutnya kau melepas dasinya, sebelum memegang pergelangan tangannya dan tanganmu dan menarik tangannya ke atas, menggunakan dasi itu untuk mengikat pergelangan tangannya ke kepala ranjang. Dia hanya membiarkanmu melakukan apa yang kau inginkan terhadapnya, toh dia telah mengetahui tabiatmu di ranjang dan dia juga suka dengan apa yang akan kau lakukan terhadapnya sekarang. 

"Apakah kau yakin ingin melakukan ini, betapa kau sangat menyukai hal ini saat aku menyentuhmu sayang~" Dia berbisik, seringai menggoda menghiasi bibirnya. Kau mengerutkan kening mendengar kata-katanya, tapi dia bisa melihat rasa panas menjalar ke pipimu. 

"Diam, sialan." Kau mengangkangi pinggulnya dan menggerakkan tanganmu ke dadanya sebelum bersandar ke wajahnya. Kamu menangkup pipi kirinya dengan tanganmu sebelum menekan bibirmu ke bibirnya, dan dia langsung membalas. Kau mendorong lidahmu ke dalam mulut ketika kau merasakan dia menjilat bibir bawahmu. 

Dia mempunyai keuntungan dalam hal kekuatan, tapi sepertinya dia tidak memiliki niatan untuk memberontak. Kalian berdua menarik napas dengan terengah-engah, dan kau mulai menggesekkan pinggulmu ke pinggulnya sambil memberikan ciuman ke rahang kokoh dihadapanmu. Dia mengerang di bawahmu saat kau menghisap sweet spot di lehernya. Kau menggerakkan tanganmu ke sisi tubuhnya sementara kau menggerakkan pinggulmu dengan lebih cepat. Dia mengumpat pelan, dan kau bisa merasakan betapa kerasnya dia sekarang. 

"Berhentilah menggodaku, sayang." katanya tidak sabar, sudah sangat ingin berada di dalam dirimu. Kau bersenandung sambil berpikir, sebelum melepaskannya dan berdiri di samping tempat tidur. 

"Aku akan mempertimbangkannya", kamu melontarkan kata-kata itu kembali padanya. Kau mendengarnya memanggil namamu sambil menarik-narik pergelangan tangannya yang terikat, dan kau sangat senang melihatnya dalam keadaan tidak berdaya. Ran tidak menduga kau akan meninggalkannya dalam keadaan yang membuatnya tersiksa. Tentu saja, karena kau berniat seperti itu dari awal.

"Selamat malam Ran~" kau mengatakan itu sembari tertawa dan melambaikan tangan dengan anggun. Kemudian kau keluar dari kamar dan tidur nyenyak di sofa sementara pacarmu dibiarkan kepanasan, terganggu dan tidak bisa melepaskan dasi yang telah kau ikat sedemikian rupa hingga Ran tidak menggerakkan lengannya.

𝐂𝐎𝐋𝐋𝐈𝐃𝐄 | 𝐁𝐎𝐍𝐓𝐄𝐍 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang