Di saat kau adalah bagian dari pertemuan yang sama sekali
tak ku inginkan.°•°•°•°
"Sheryn di sini dulu ya main sama Yana, nanti mama ke sini lagi kok"
Anak perempuan berkuncir dua itu menggeleng ribut, "Ndak mau, Shelyn mau ikut mama"
Sang ibu tersenyum lalu berjongkok menyamakan tingginya dengan sang anak, "Gak bisa sayang, mama kan harus kerja buat cari uang nak..
Sheryn katanya mau minta es krim kan?"Anak perempuan yang bernama lengkap Sheryn Aderes Michaela itu menggeleng kuat, "Udah ndak mau lagi, mama ndak usah kelja" pintanya memohon.
"Gak bisa sayang, kalau mama gak kerja Sheryn mau makan apa? Terus nanti gak bisa beli mainan lagi"
Bibir anak itu mulai melengkung ke bawah saat ibunya tak mau mendengarkan dan tetap mau meninggalkannya.
"Shelyn mau ikut mama kelja" pintanya dengan sangat.
Asa, wanita beranak satu itu tersenyum hangat dan memeluk sang putri.
Jujur Asa tidak tega mendengar rengekan dan pinta sang anak yang memintanya untuk tidak pergi, tapi sungguh wanita itu tak punya pilihan lain sekarang.
Semenjak dua minggu yang lalu dimana suaminya pergi bekerja dan entah kenapa tidak pernah kembali pulang bahkan memberinya kabar pun tidak, membuat Asa khawatir bagaimana kabar suaminya kenapa dia tidak pernah kembali seolah hilang ditelan bumi.
Uang pun tidak pernah ditransfer olehnya sehingga dengan sangat terpaksa Asa harus meminjam uang dari keluarganya sekitar dua bulan belakangan.
Sungguh Asa benar-benar malu dan merasa sangat merepotkan sehingga hari ini dia putuskan untuk mencari pekerjaan. Dia tidak mungkin selalu menggantungkan keluarganya, bagaimanpun dia sudah memiliki keluarga sendiri dan hal itu tidaklah wajar jika dirinya terus memakai uang keluarga untuk menghidupi keluarga kecilnya.
"Hey hey dengerin mama, mama ini kerjanya jauh terus di tempat kerja juga gak boleh bawa anak kecil. Nanti kalau Sheryn maksa ikut takutnya anak mama ini malah dibawa polisi,
Sheryn mau dibawa polisi?" tanya Asa menakuti.Sheryn menggeleng.
"Nah makanya Sheryn di sini aja, main sama Yana. Nanti kalau mama pulang mama beliin es krim sama mainan buat Sheryn karena sudah pintar mau nurut sama mama"
Sang anak tetap menggeleng, air matanya mulai turun tanda bahwa dirinya sangat tidak ingin ditinggalkan.
Maklum, selama ini Asa adalah ibu rumah tangga dimana dirinya hanya terus berada di rumah bersama Sheryn sedangkan suaminya bekerja.
Asa lantas merentangkan tangannya dan sang anak langsung memeluknya erat, Sheryn menangis kuat-kuat sampai sesenggukkan meminta agar Asa tidak pergi. Sampai akhirnya kerja keras Asa membuahkan hasil saat Mela, teman Asa membantu membujuk anak itu untuk bermain di dalam bersama anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Takdir
Teen FictionDia lahir, namun bukan untuk disayang. Dia lahir, semata-mata hanya menjadi alat untuk keluarganya. Sekolah, bimbel, juara kelas, sekolah, bimbel, juara kelas, sekolah, bimbel, juara kelas... Jika tidak memenuhi salah satunya, maka tubuhnya yang aka...