03

157 22 2
                                    

Happy reading (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)

Yoongi berjalan dengan Jimin di gendongan nya menuju tempat yang semalam mereka tempati untuk mengistirahatkan diri.

Ahh!

Yoongi menunjukan smirk nya ketika melihat Jimin terlentang di ranjang. Dengan sigap dirinya melepaskan Coat hitam yang dari tadi di pakainya.

"Tidak, jangan kemari!" ucap Jimin menghindari Yoongi.

Yoongi mengukung dan melepaskan satu persatu kancing baju Jimin tanpa memperdulikan Jimin yang sedari tadi memberontak.

"Tidak..."

TOK TOK TOK

Suara ketukan pintu terdengar yang membuat Yoongi berdecak kesal karena nya.

'Menggangu saja' batin nya.

"Siapa?" tanya nya.

"Tuan, Tuan besar tiba di Seoul lebih awal" ucap bawahan kepercayaan nya.

"Hmm" gumam nya dengan memakai coatnya kembali dan keluar dari ruangan nya.

"Untunglah..."

.
.
.
.
.

Tap tap tap

Jimin berlari hingga nafasnya terengah-engah. Melirik ke kiri dan ke kanan memeriksa apakah ada para bawahan Yoongi. Kalian tau Jimin sedang kabur dari mansion milik Yoongi.

'Bagus sekali. Tidak ada orang yang menghalangi' batin Jimin dengan menuruni tangga.

Tiba di halaman belakang mansion itu, Jimin berhenti berlari ketika iris matanya tak sengaja melihat seseorang di balik semak semak yang berjarak tujuh kaki darinya.

"Itu Su Ran?" gumamnya.

Mata Jimin membola tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. Bagaimana tidak? Dua melihat para bawahan Yoongi yang sedang menelanjangi Su Ran seperti hendak memperkosanya. Dan jangan lupakan ponsel di salah satu bawahan Yoongi yang lain yang hendak memvideonya lalu yang lain membuka resleting celana bahan mereka.

"Ahh!"

"Berhenti... Ahh!"

'Di sini adalah neraka. Semua orang orang ini adalah iblis' batin Jimin dengan membuka mulutnya agar tidak menimbulkan suara.

'Min Yoongi, dia adalah pemimpin iblis. Iblis terhebat' batinnya dengan berlari menjauh dari halaman belakang mansion itu.
.
.
.
.
.

Hari sudah gelap. Matahari sudah berganti tugas dengan bulan. Terlihat sebuah mansion, dimana pemiliknya sedang duduk di sebuah sofa hitamnya di balkon dan jangan lupakan cerutu yang belum menyala di tangan berurat nya.

"Di mana namja itu?" tanya nya kepada bawahan yang sedari tadi berdiri di sampingnya.

Bawahan membungkukkan diri dan memberikan bathrobe dari tangannya.

"Apakah yang Tuan Min maksud namja yang kemarin Tuan bawa pulang? Dia pergi sendiri tidak berapa lama setelah Tuan pergi" jawab bawahan nya.

"Besok pagi bawakan datanya untuk ku!" ucap Yoongi.

"Baik" - bawahan.

Crack

Cerutu itu patah di tangan Min Yoongi karena dirinya menggenggam cerutu itu dengan kuat.

'Namja ini benar benar tidak memandang ku. Ingin pergi? Jangan mimpi!' batin Yoongi kesal.

.
.
.
.
.

"Tidak!" Jimin terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk.

'Sudah satu minggu, aku tidak bisa melepaskan bayangan yang di berikan pria itu' batin Jimin dengan memegang pelepis nya dengan tubuh yang sudah terduduk di ranjang miliknya.

BLAM!

Pintu kamar asrama milik Jimin terbuka dengan keras.

"SUDAH PUKUL DELAPAN, KAU INGIN MATI YAH? MASIH TIDUR TIDURAN" teriak seorang namja yang membuka pintu asrama Jimin dengan keras.

"Kau lupa hari ini adalah hari ulang tahun sekolah!, apakah kita semua harus menjadi anggota, sementara kau asik tidur?" ucapnya yang keberadaan nya masih di depan pintu asrama yang terbuka.

"Hampir, hampir saja lupa" ucap Jimin dengan wajah bantalnya dan jangan lupakan rambut pink nya yang berantakan.

"Orang orang besar itu akan tiba di sana pukul setengah sembilan" ucapnya dengan menghilangkan tangan nya di dada.

"AKH JUNGKOOK, KENAPA TIDAK MEMANGGILKU LEBUH AWAL" teriak Jimin dengan langsung berdiri dari ranjangnya menuju ke toilet.

Jungkook, atau jeon Jungkook. Dia adalah sahabat Jimin satu satunya. Kelinci bongsor ini juga satu kamar asrama dengan Jimin.

"Akhirnya... Hufth... Akhirnya sampai" ucap Jimin dengan napas yang tidak beraturan.

Jimin sampai di sekolah dengan pakaian kasual miliknya karena dirinya tidak ingin menggunakan pakaian formal seperti yang di pakai Jungkook.

Terlihat seorang pria yang menghampiri mereka. Itu adalah ketua klub sastra mereka.

"Bukan kah sudah ku katakan padamu harus berdandan dan lebih baik, berikan kesan yang baik pada tamu. Klub sastra kita mengandalkan sponsor kali ini. Kau yang seperti ini bis mana yang bersedia menyumbang uangnya padamu?" ucap nya kepada Jimin.

"Ketua dewan, apa yang kau katakan itu tidak benar, Jimin itu cantik alami, bahkan tanpa berdandanpun dia tetap terlihat menarik dibandingkan yang lain!" bela Jungkook.

"Jungkook sudah lah" lerai Jimin.

.
.
.
.
.

Jimin keluar dari toilet dengan pakaian formalnya dan sedikit berdandan dirinya melihat Jungkook yang sedang berdiri menunggunya di luar.

"Konferensi di adakan dan akan segera dimulai. Bergegaslah!, ketua dewan telah menyiapkan tempat untuk kita di tim penyambut" ucap Jungkook.

"Baik"

Jimin membawa sebuah nampan yang di atasnya ada anggur merah. Jungkook pun sama hal nya dengan Jimin lalu mereka berjalan hendak keruangan di mana di dalamnya ada banyak orang orang penting.

'Kepala dewan mengaturku agar berada di area pelayanan'

PRANG!

suara botol anggur pecah yang tadinya berada di tangan mungil Jimin sekarang sudah berserakan dan tumpah.

'Dia... Dia datang' batin Jimin dengan mata terbelalak terkejut.

TBC

Vote, komen and follow!

Minggu, 17 Desember 2023

[BL] President Min || YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang