bloodline '02

256 35 7
                                    

"Sayang, maaf waktu itu tidak bisa memperjuangkanmu..."

DEG!

"Brengsek..."

"Hei ... are u okay?"

"HAH?!", ucap Sunoo dengan sangat amat TERKEJUT.

Sunoo baru saja sadar dari pingsannya dan ketika dirinya membuka mata, hal pertama yang dia lihat adalah wajah seseorang yang katanya teman kakaknya tadi. Sial beribu sial.

"Kamu ... tidak apa-apa? Aku kebetulan lewat dan mendengar teriakanmu. Lalu kamu berteriak lagi saat matamu terbuka. Benar kamu tidak apa-apa?", tanya orang itu.

"Eh ... iya ... tidak apa-apa, kok. Sekarang jam berapa?", tanya Sunoo linglung.

"Jam 5 sore. Kamu pingsan sekitar 6 jam. Jadi benar nih tidak kenapa-kenapa?", tanya orang itu lagi.

"Tidak apa-apa. Sudah hampir waktunya makan malam. Kakak duluan saja.", ucap Sunoo.

"Eh? Ah iya ... aku duluan ya, Sun.", ucap Sunghoon.

Setelah Sunghoon meninggalkan kamarnya. Sunoo pun merasakan bahwa jantungnya hampir meledak. Setelah mengetahui fakta tentang dirinya dan kisah cintanya di masa lalu. Begitu matanya bersitatap dengan milik Sunghoon, rasanya Sunoo seperti mengulang kenangan lama.

"Dasar keluarga tidak perduli. Huh, aku pingsan tetapi tidak ada satu orang pun yang mau menungguku sampai aku sadar.", kesal Sunoo sambil membersihkan dirinya lalu bersiap untuk turun dan ikut makan malam.

Sesampainya Sunoo di ruang makan, terlihat kedua orangnya dan kakaknya sudah ada di sana, lalu ... Sunghoon.

"Loh, Sun? Sudah bangun, ya? Kakak kira pingsanmu berlanjut ke tidur. Kamu kan biasanya kalau sudah tidur tidak mau bangun.", ucap Jay begitu Sunoo mendudukkan dirinya di kursi meja makan yang hanya dibalas tatapan kesal dari Sunoo.

"Setidaknya jika aku pingsan, salah satu dari kalian ada yang menemaniku sampai aku sadar. Aku kesaaaaaaaaaal!", ucap Sunoo yang menimbulkan kekehan gemas dari semua orang di sana termasuk Sunghoon.

"Lagian kamu kan tidak pernah pingsan sebelumnya. Kami kira kamu memang mau tidur jadi ya sudah kami biarkan saja.", jelas Ibunya.

"Terserah lah."

"Nah, ayo sekarang di makan. Biar kalian semua cepat istirahatnya. Jay dan Sunghoon kan pasti lelah karena perjalanan yang cukup panjang.", jelas Ibunya.

"Baik, Mom."

"Iya, Tante."

Mereka semua pun memakan makanannya dengan santai sambil beberapa kali berbagi candaan. Lain dengan Sunoo, makan malam kali ini, dia lebih banyak diam.

Sunoo terus menatap Sunghoon yang kebetulan duduk di depannya. Benar-benar mirip dengan pria yang ada di mimpinya, dengan kakek buyutnya, kakek Benjamin.

Apa benar, jika Sunghoon adalah reinkarnasi kakek buyutnya? Lalu, apakah Sunghoon juga memiliki mimpi yang sama sepertinya? Dan banyak lagi pertanyaan yang bersarang di otak Sunoo.

Ibu Sunoo yang melihat anaknya terus memandangi Sunghoon pun merasa sedikit canggung. Hei ... anaknya ini terang-terangan sekali. Sunghoon terlihat sedikit kikuk sambil memakan makanannya.

Ibunya pun menyenggol kaki Sunoo hingga membuat Sunoo terkejut. Ayahnya yang menyadari hal itu pun hanya tersenyum kecil. Mereka juga masih sama terkejutnya ketika melihat sosok Sunghoon ini.

Jay yang melihat adiknya terus menatap temannya ini pun berpikir bahwa adiknya ini sepertinya menaksir temannya. Jay akui temannya ini memang banyak yang suka tapi Jay tidak menyangka jika adiknya juga akan menaruh hati terhadap temannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

bloodline [sunsun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang