CHAPTER II: Budak

104 13 6
                                    

Kulitnya serasa membeku, mati rasa, seolah tidak ada yang menutupinya. Matanya pun enggan untuk terbuka, bibirnya kering seperti akan robek jika ia mencoba menggerakkannya.

"Oh? Kau sudah mendapatkan kesadaran mu?"

Dengan susah payah, (Name) membuka matanya untuk melihat siapa yang membuat suara itu. Ketika (Name) menyadarinya, yang membuat dia terkejut bukan hanya siapa orang yang berbicara, melainkan dirinya sendiri saat ini.

Tubuhnya hanya ditutupi kain tipis merah tua yang bukan miliknya. (Name) terbaring di kasur dengan kedua tangan dan kaki terikat rantai. Ruam-ruam kecil terbentuk di sekitar area dadanya.

Yang membuatnya menggertakkan giginya adalah pria dengan surai merah dengan senyum binatang buas di bibirnya.

"Eustass Captain Kid."

(Name) menatap sinis padanya, penghancur hidupnya. Bajak Laut yang membakar seluruh orang di desanya. Di benaknya terlintas senyuman terakhir Jean yang tewas di pelukannya. Dan, dadanya sesak mengingat kematian Ayahnya. Pria gila ini menusuk dada Ayahnya.

"Kau bajingan! Bajingan! Kenapa kau hidup, sialan!" (Name) berteriak, memakinya. Tidak peduli dengan tenggorokannya yang kering ataupun bibirnya yang berdarah karena kekurangan air.

Semua yang ia inginkan saat ini hanyalah membunuh pria di depannya dengan tangannya.

Kid menatap (Name) datar, membiarkan gadis berusia 16 tahun untuk memakinya. Sementara itu, perhatiannya teralihkan pada bibir (Name) yang terluka.

"Berhenti berteriak, gadis kecil."

"Bajingan! Kau bajingan! Mati saja kau! Sialan! Aku akan membunuhmu. Dengar, aku pasti akan-"

Kid membungkam (Name) dengan bibirnya. Mata (Name) terbelalak lebar. Kid menjilati bibir (Name) yang kering, lidahnya menyapu darah dari bibirnya. (Name) segera mengigit bibir Kid dengan kuat hingga membekas.

"Iblis sialan! Beraninya kau!"

(Name) menatapnya garang, sebaliknya, Kid terkekeh. "Kau pencium handal.." bisik Kid. Lalu kembali melumat bibirnya.

(Name) merasa jijik, dia benci pria gila ini. (Name) kembali melakukan hal yang sama. Namun, sebelum berhasil melakukan itu, Kid mengigit bibir bawah (Name) duluan hingga (Name) yang terkejut tanpa sadar membuka mulutnya.

Memanfaatkan kesempatan itu, Kid memasukkan lidahnya ke dalam mulut (Name), menemukan lidahnya dan memainkan lidah mereka.

Ingin mendorong tapi tidak bisa, karena kedua tangan dan kaki (Name) terikat rantai. Kid terus memainkan lidahnya di dalam mulut (Name), lidah mereka beradu, bertukar saliva, sampai akhirnya Kid melepaskan ciuman mereka. Menjaga bibir mereka dengan jarak hanya beberapa sentimeter.

"Kau suka itu?" bisiknya, lembut.

"BAJINGAN! IBLIS! BERANINYA KAU! MENJAUH DARIKU!" (Name) berteriak lebih keras dari sebelumnya, memekik hingga Kid yakin seluruh orang di kapal pasti mendengarnya.

Kid terkekeh, "Terima kasih sudah memberitahuku.."

Mencium pipinya lembut, Kid lalu menurunkan bibirnya ke leher jenjang (Name), menjilatinya lalu mengigitnya, menciptakan ruam merah di lehernya. (Name) terus berteriak, namun itu malah membuat Kid semakin bergairah dan melanjutkan ciumannya.

Menyelipkan tangannya ke bawah baju (Name), Kid menyentuh payudara (Name), membuat (Name) tersentak dan mengigil. Kid meremasnya dengan lembut. Membuat (Name) semakin berteriak.

"BAJINGAN! LEPASKAN AKU!"

"Nikmati saja, Nak. Kau akan menyukainya."

Kid menurunkan baju tipis (Name) hingga ke area perutnya. Menelanjangi bagian atas (Name). "Cantik.." gumamnya. Bibirnya turun mengigit daging payudaranya, hingga akhirnya menjilati putingnya.

"Uh.." (Name) merasakan putingnya mengeras, "Sialan! Lepaskan aku! Aku tidak mau! Iblis!"

Kid tidak berhenti, satu tangannya meremas payudaranya sementara dia memainkan payudaranya yang lain dengan lidahnya, dia menyusu pada (Name) seperti anak kecil.

Merasakan gairahnya semakin meningkat, Kid meraih kain tipis yang menutupi tubuh (Name), ingin melepaskannya.

"Hiks.." Isakan itu membuatnya terhenti sejenak, Kid menoleh ke atas. Air mata membasahi pipi (Name), "Ku mohon, jangan.."

Melihat itu, Kid tersenyum, layaknya iblis.
"Beberapa menit yang lalu kau mengataiku, sekarang kau memohon? Yang mana sebenarnya dirimu? Hm?" Kid menghentikan pekerjaannya sejenak, bersandar di leher (Name).

"Aku akan menyerahkan diriku, lakukan apapun, bunuh aku. Tapi ku mohon, jangan sentuh aku. Aku.. aku mau mati saja.." (Name) menangis penuh harapan, dia memohon dengan air mata yang terus mengalir.

Terdiam sejenak, Kid mendapati ekspresi murung. Hingga Kid mengangkat tubuhnya sendiri, Kid berada di atas tubuh (Name) dengan kedua tangan yang menopang tubuhnya. Satu tangan Kid lalu mencengkram pipi (Name) dengan kuat, Kid menatapnya ganas.

"Dengarkan aku, Nak." Kid mendekatkan mulutnya ke telinga (Name), "Aku tidak peduli."

"Aku mendapatkan segala yang aku mau, aku akan mengambil segalanya dari dirimu, dan saat ini aku sangat bergairah. Aku sangat menginginkan tubuhmu."

Kid menjilati telinganya, "Jika kau tidak menyukainya, kumpulkan kekuatanmu dan hancurkan aku. Selama itu, aku akan terus meniduri mu dengan keras."

Segera, Kid merobek pakaian (Name), memperlihatkan seluruh tubuhnya. Lalu, melepaskan pakaiannya sendiri.

Kid tersenyum smirk, bukan hanya karena tubuh indah (Name), tapi tatapan penuh kebencian (Name) yang menatap Kid dengan tatapan binatang buas.

"Aku akan membunuhmu, Eustass Captain Kid."

"Lakukan, Nak."

Kid memasukkan miliknya ke dalam tubuh (Name). (Name) berteriak ketika milik Kid yang besar memaksa masuk ke tubuhnya yang sempit.

"Sialan, kau sangat sempit."

"Ah! Hah! Sialan! Ahh!"

Terkekeh, Kid mendorong paksa miliknya. "Aku bahkan belum masuk sempurna tapi kau sudah seperti ini?" Kid tertawa mendengar erang kuat dari (Name).

Darah segar mengalir dari tubuh (Name), "Ah, kau anak yang baik ternyata." Kid tidak berhenti tertawa.

Dengan keras dan cepat, Kid mendorong miliknya masuk dan keluar dari tubuh (Name).

"Ah, sempit dan ketat." Kid bergumam.

"Ahh.. hnghh.. ahh.. sakit! ahh.." (Name) mencengkram sprei kasur erat-erat dengan tangan yang terantai. Ia merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Nak, tubuhmu meremasku dengan sangat erat, kau menikmati ini, hm?" Kid terus mendorong (Name) dengan cepat, tidak bermain lembut untuk pengalaman pertama (Name).

"Ahh.. ahh.. lepaskan.. sakit.. hnghh.."

Kasur tempat mereka berada berderit, Kid meniduri (Name) dengan sangat keras. Kembali mencium bibir (Name) untuk meredam erangannya, Kid mengerjakan gadis itu hingga akhirnya keduanya mencapai pelepasan.

(Name) berbaring lemas di kasur dengan keringat bercucuran membasahi sprei, Kid turun dari tubuh (Name) berbaring di sampingnya.

"Kerja bagus, sayang.." bisik Kid. (Name) meludahinya, "Aku akan membunuhmu."

Kid terkekeh, melingkarkan kedua tangannya di sekitar tubuh (Name). "Ini hanya permulaan, ke depannya kau akan terus menjadi mainanku."

Pria kejam itu tiada henti menampakkan smirknya. Dia gila, pikir (Name). Dan pria gila itu memeluknya, menenggelamkan wajah (Name) di dadanya.

"Selamat malam, Budakku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Give Back My Life! Eustass Kid x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang