Prolog

252 5 7
                                    

Delapan belas tahun lalu.

"Halo, aku Marvell, ayahmu."

Seorang gadis berusia lima tahun mengerjapkan matanya lucu mendengar kalimat itu. Mata hazelnya berkilat terang indah menatap sesosok pria berperawakan tinggi tegap di depannya yang tiba-tiba memperkenalkan diri sebagai seorang ayah.

Bibir gadis kecil itu mengukir senyum riang tanpa beban. "Daddy? Aku punya Daddy?"

"Ya, aku Daddy-mu. Mulai sekarang ikut bersamaku lalu kita memulai hidup baru di tempatku."

Tiba-tiba wajah anak kecil itu muram, gurat sedih nampak jelas ia tunjukkan. "Tapi aku ingin bersama Mommy."

"Mommy-mu sudah tiada. Sekarang hanya ada Daddy."

Kilatan ibunya yang seminggu lalu meninggal dunia terbayang di kepala anak kecil itu membuatnya seketika langsung menangis terisak sedih. "Kenapa Mommy meninggalkanku? Sekarang ada Daddy, kenapa dia pergi?"

Marvell menghela napas, ia mengusap pelan pipi gadis kecil itu. Matanya menyorot datar tanpa riak emosi. "Sekarang hanya ada Daddy, Daddy akan membawamu dari sini. Kau akan mendapatkan teman, keluarga dan fasilitas. Kau mau kan?"

"Mau!!"

Marvell terkekeh pelan mengacak-acak rambut anak yang ia akui sebagai putrinya.

"Good girl, Casey."

Casey Stoner Dalton. Itulah nama anak itu.

Ia kira mengiyakan ajakan Marvell ketika dirinya berusia lima tahun adalah sebuah keajaiban. Bisa mendapatkan teman, keluarga, dan kasih sayang yang selama ini Casey harapkan. Tapi nyatanya ... semua itu hanya angan belaka.

Bertahun-tahun ia hidup bersama ayahnya itu namun yang Casey dapat hanya lingkaran kekecewaan dan sakit hati yang tidak pernah ada kata selesai. Terlebih dari kakak dan ibu tirinya. Dari kecil sampai dewasa, Casey hanya mendapat siksaan dan hinaan. Namun ia seolah sudah kebal dan bersembunyi dibalik senyum riangnya.

Namun, diantara semua kebencian mereka, ada satu hal yang menarik ketika Casey mengulurkan tangannya pada seorang pemuda yang lebih tua enam tahun darinya. Dia ... sesosok yang selalu ia ganggu sejak kecil tapi juga selalu membelanya ketika ia dihakimi.

Orang yang ia anggap kakak,

Damian Leister.

***

Hola-hola gaess, ketemu lagi sama aku🥳🥳. Selamat datang ya di ceritanya Damian, temennya Julian.

Buat kalian mungkin yang nanya kenapa sih kok ceritanya berkesinambungan banget mulai dari cerita Jericho-Eva, Ayana-Julian, terus sekarang Damian-Casey juga.

Oke guys, aku jawab, ya. Aku sengaja bikin latar, tokoh, sama waktu mereka itu sama karena biar gak ribet bikin konflik. Mereka kan genrenya action mafia, makanya aku bikin saling kenal tokohnya biar seru aja gitu.

Tapi tenang aja, meskipun dibacanya mau satu novel aja tetep nyambung kok.


Oke enjoyy😙

Love Scandal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang